Bola.com, Bandung - Tim Judo Jabar kembali meraih dua medali emas pada ajang PON 2016, Senin (19/9/2016), melalui nomor beregu putra dan putri. Tambahan dua emas itu diperoleh tanpa harus mengeluarkan keringat.
Partai perebutan medali emas tersebut seharusnya digelar di GOR Saparua, Bandung. Namun, seluruh lawan Jabar memilih mundur alias tidak bertanding. Tim judo Jabar yang turun di nomor ini dinyatakan menang WO dan berhak atas medali emas.
Baca Juga
Dengan tambahan emas gratis ini, Jabar tampil sebagai juara umum di cabor tersebut dengan koleksi 12 emas. Sementara DKI Jakarta berada di urutan kedua dengan torehan 5 emas, 3 perak dan 9 perunggu. Sedangkan di peringkat ketiga ada Bali dengan 2 emas, 3 perak, dan 5 perunggu.
Sebetulnya tanpa tambahan dua emas di nomor beregu putra dan putri, Jabar sudah memastikan gelar juara umum. Perolehan medali emas mereka sudah tak terkejar oleh provinsi lain.
Sayang, tampilnya Jabar sebagai juara umum di cabor ini diwarnai kontroversial. Tim judo dari daerah lain merasa dirugikan oleh wasit yang memimpin pertandingan. Mereka menganggap wasit banyak kecurangan dalam mengambil keputusan selama memimpin pertandingan, khususnya saat melibatkan pejudo Jabar.
Seluruh manajer tim judo provinsi lain kemudian mengajukan protes ke panitia pelaksana. Namun karena panpel tidak bisa mengambil tindakan, surat protes dilayangkan ke PB Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) selaku technical delegate untuk ditindaklanjuti.
Sementara itu, tim judo DKI memang memutuskan melakukan walk out pada pertandingan di nomor beregu putra dan putri. Tindakan ini diambil karena mereka menilai wasit bersikap tak fair pada pertandingan kelas bebas putra pada minggu (18/9/16) malam di GOR Saparua, Bandung.
Keputusan wasit saat pertandingan kelas bebas putra antara Gregory Ignacito Jeremy melawan judoka Jawa Barat Horas Manurung dinilai tidak fair. Pelatih Putu Armika mengatakan Jeremy sudah unggul ketika wasit memberi nilai yuko.
Namun, terjadi perubahan ketika pelatih Jawa Barat melakukan protes. Protes itu pun didengar. Setelah melihat rekaman video, keputusan wasit terhadap atlet DKI pun dianulir. Nilai horas diubah menjadi wazari. Kemenangan akhirnya menjadi milik judoka Jawa Barat, Horas Manurung.
’’Walaupun dapat 10 yuko tapi ada 1 wazari, tetap saja nilai wazari yang lebih tinggi,’’ ujar Putu.
Tim judo DKI sepakat memboikot pertandingan di nomor beregu yang berlangsung tadi pagi. Namun, Putu mengatakan DKI tetap fair play dengan hadir sembari menanti hasil rapat dari pihak menajer dengan panitia. ’’Kami tetap tidak puas dengan hasil rapat. Ya enggak usah main. Kami hormat kemudian keluar,’’ tuturnya.
1
Sebelumnya, tim Judo Jawa Timur menuntut panitia pelaksana cabang olahraga (cabor) judo PON 2016 untuk mencabut tiga medali emas yang diraih Jabar. Menurut tim Jatim, ada indikasi kemenangan tiga pejudo Jabar lantaran kecurangan alias melalui keputusan kontroversial wasit.
Sang wasit yang memimpin jalannya pertandingan dinilai mengambil keputusan yang merugikan pejudo lawan. Tiga kelas yang dipersoalkan Jatim, yaitu kata 70 kg putri, nage no kata beregu putra dan putri.
"Tuntutan pencabutan tiga emas itu kami sertakan dalam surat resmi," kata manajer tim judo Jatim, Yoyok Subagiono kepada wartawan usai pertemuan dengan panpel judo PON XIX, Senin (19/9/2016) di GOR Saparua.
Dalam pertemuan itu, Yoyok mengeluhkan banyaknya keputusan ganjil wasit. Bukan hanya Jatim yang merasa dirugikan, tapi juga atlet provinsi lain, seperti DI Yogyakarta, Sumatra Utara, DKI Jakarta, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Sayang, pertemuan yang juga diikuti seluruh manajer judo daerah lain itu tidak menghasilkan keputusan apa pun. Maka itulah, protes Jatim diserahkan ke PB PJSI dengan harapan PB cabor tersebut bisa mengambil kebijakan seadil-adilnya.
Protes Jatim ini seakan menjadi martir bagi tim judo provinsi lain yang merasa dicurangi oleh wasit. Tak sekadar protes, mereka juga mengikuti jejak Jatim yang memboikot pertandingan judo berikutnya. Salah satunya adalah DKI Jakarta.
"Bayangkan DKI saja ikut boikot. Jatim tidak mau bertanding hari ini di nomor ju no kata beregu kata dan putri. Biarkan Jabar senang," jelasnya.
Pihaknya juga minta panpel menyerahkan rekaman pertandingan sebagai bukti adanya kecurangan wasit, sehingga protes Jatim tidak dianggap mengada-ada. "Dari video itu bisa dilihat bagaimana buruknya kepemimpinan wasit," ucapnya.
Protes tim judo Jatim ini sudah dilaporkan ke KONI Jatim. Meski berisiko kalah WO jika protes mereka tidak menghasilkan keputusan apa pun, KONI Jatim medukung langkah yang mereka ambil. "KONI memahami apa yang kami alami. Apalagi tim judo provinsi lain juga mengambil langkah yang sama," kata ketua satgas cabor judo dan gulat Jatim, Amin Istighfarin.