Bola.com, Pasuruan - Manajer sekaligus pelatih Persekap Kota Pasuruan Aris Budi Prasetya mengaku tim asuhannya berstatus medioker di antara peserta Grup D yang juga dihuni PSGC Ciamis, PSPS Pekanbaru, dan PSIS Semarang.
Dari catatan prestasi, debutan di pentas kasta kedua nasional itu jelas masih di bawah tiga kontestan lainnya. Pada 2014, PSGC pernah melangkah hingga babak semifinal Divisi Utama dan nyaris promosi ke panggung ISL.
Dibanding PSPS pun, Laskar Suropati tak ada apa-apanya. Tim asuhan Philip Hansen Maramis itu pernah masuk jajaran tim elite pada gelaran Divisi Utama rentang 2004-2006.
Baca Juga
Apalagi bila prestasi Persekap disandingkan dengan PSIS yang pernah menjuarai kompetisi di era Perserikatan dan jadi finalis Divisi Utama 2006, sepuluh tahun lalu.
Dari sisi finansial serta kesejahteraan pemain, Persekap berada pada urutan buncit. Apalagi, saat ini Persekap dibelit krisis finansial lumayan akut. Pemain pun terpaksa menyantap nasi bungkus untuk mengganjal perut sehari-hari.
Kendati begitu, Aris Budi Prasetya tetap yakin anak-anak Persekap tetap loyal pada klub dan siap tampil optimal di tiap laga babak 16 besar.
"Saya lebih senang Persekap diposisikan sebagai kuda hitam. Status ini malah membuat pemain akan tampil tanpa beban. Namun saya tetap mengingatkan mereka jangan merasa minder dengan status itu. Ini pembelajaran bagi mereka untuk membuktikan kualitas tim dan individunya," tutur Aris Budi Prasetya.
Mantan bintang Petrokimia Putra ini makin optimis mengarungi babak 16 besar setelah bisa merangkul dua sponsor baru Cheil Samsung dan Perusahaan Gas Negara. Meskipun jumlah nominal sponsor tak terlalu besar, namun bisa untuk membantu operasional tim.
"Jumlahnya hanya Rp 40 juta. Namun sangat membantu keuangan tim. Bantuan Cheil Samsung sebesar Rp 10 juta sudah terpakai untuk konsumsi pemain. Dana dari PGN menunggu pertandingan enambelas besar nanti," kata Aris Budi Prasetya.