Bola.com, Tokyo - Ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, mengaku rindu kembali membawa pulang gelar juara yang kali terakhir diraih pada tujuh bulan silam. Pasangan peringkat lima dunia itu pun bertekad menebus kerinduan tersebut dengan menjuarai turnamen Jepang Terbuka Super Series awal pekan ini.
Baca Juga
Jepang Terbuka ini menjadi turnamen pertama yang diikuti Ahsan/Hendra seusai gagal total di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Digadang-gadang merebut medali emas, mereka malah gagal lolos dari babak penyisihan grup. Tak heran, turnamen Jepang Terbuka sangat penting untuk mengangkat kepercayaan diri Ahsan/Hendra.
Pasangan Indonesia tersebut diplot sebagai unggulan kedua dan akan menghadapi ganda Inggris, Peter Briggs/Tom Wolfenden, pada babak pertama. Jika lolos, pada babak kedua Hendra/Ahsan akan menghadapi lawan antara pemain Taiwan, Cheng Hung Ling/Wang Chi Lin dan pasangan Korea, Chung Eui-seok/Kim Duk-young.
“Targetnya yang terbaik saja di sini. Kalo persiapan sih sudah cukup. Semoga bisa mendapat gelar lagi karena sudah lama tidak juara,” ujar Hendra yang terakhir bersama Ahsan menduduki podium juara di Thailand Masters 2016, Februari lalu.
“Targetnya main sebaik mungkin saja. Saya lebih fokus ke permainan supaya bisa memberikan yang terbaik,” kata Ahsan.
Pada Japan Terbuka tahun lalu, langkah Hendra/Ahsan terhenti di babak perempat final oleh ganda China, Fu Haifeng/Zhang Nan, dengan skor 9-21 dan 18-21. Capaian terbaik dibukukan atlet tunggal putra, Tommy Sugiarto, dan ganda putra, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, yang melaju hingga semifinal.
Selain Hendra/Ahsan, Indonesia juga akan diwakili dua tunggal putra, yaitu Tommy Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro. Di babak pertama, Tommy akan menghadapi pemain China, Shi Yuqi, sementara Sony akan bertemu pemain India, Ajay Jayaram.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Praveen Jordan/Debby Susanto, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dan Linda Wenifanetri awalnya juga dijadwalkan turun juga di Jepang Terbuka 2016. Namun keberangkatan mereka dibatalkan karena kurang persiapan.
“Mereka menarik diri karena persiapan yang hampir tidak ada. Saya sudah mendapat laporan dari pelatih sejak mereka masih di Rio,” kata Rexy Mainaky, Kabid. Pembinaan dan Prestasi PBSI.