PON: Cerita Gaya Baru Rambut Deni Saat Rebut Emas Angkat Besi

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 21 Sep 2016, 21:00 WIB
Lifter Jawa Barat, Deni, melakukan selebrasi usai berhasil meraih emas cabang angkat besi kelas 69 kilogram dengan total angkatan 328 kilogram di Gelora Sabilulungan, Soreang, Jawa Barat, Rabu (21/9/2016). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Bandung - Lifter andalan Indonesi, Deni, menyiapkan tatanan rambut khusus sebelum tampil di ajang PON 2016 di Jawa Barat. Entah berhubungan atau tidak, gaya baru rambutnya tersebut, Deni berhasil menyabet medali emas pada cabang angkat besi kelas 69 kg di GOR Sabilulungan, Kompleks si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (21/9/2016). 

Advertisement

Demi meraih medali emas setelah membukukan total angkatan Snatch dan Clean & Jerk 328 kg. Dia mengalahkan sesama atlet Pelatnas, Triyatno, yang mencatat total angkatan 302 kg. Seperti apa gaya baru rambut Deni yang mengantarnya menjadi juara PON?

"Jadi ceritanya saya ingin menampilkan gaya rambut yang berbeda. Kalau diwarnai kan sudah biasa, akhirnya bikin jalan kutu yang berbentuk huruf A gini," ujar Deni sembari memperlihatkan tatanan rambut di bagian kepala belakangnya.

Jalan kutu yang dimaksud Deni adalah rambut yang dibikin lebih tipis dibanding bagian rambut yang lain. Lifter yang berusia 26 tahun itu menyatakan huruf A merupakan inisial anaknya, Alika Salsabila, yang kini berusia 1,8 tahun.

Untuk mendapatkan gaaya baru pada rambutnya tersebut, Deni mengaku tak perlu pergi ke salon mahal. Dia memilih tukang cukur rambut yang berada di dekat Stadion Si Jalak Harupat. Deni hanya perlu merogoh kocek senilai Rp 13.000 untuk memperoleh gaya rambut spesial tersebut. "Tarifnya hanya Rp 13.000. Ya sudah saya kasih Rp 20.000," ujar Deni sembari tertawa.

Deni model rambut baru tersebut membuat semangat bertandingan menjadi lebih besar. Apalagi sebagai atlet Jabar dia mendapatkan banyak dukungan dari suporter tuan rumah. Tak heran, Deni bukan hanya mampu merebut emas, melainkan juga memecahkan rekor angkatkan clean and jerk pada kelas 179 kg. Dia mampu membukukan angkatan 183 kg, sekaligus mematahkan rekor lama milik Triyatno dengan total angkatan 179 yang diciptakan pada PON Riau 2012.

"Medali emas ini sekaligus kado untuk istri saya yang besok berulatang tahun. Waktu saya tanya minta apa buat kado, dia bilang minta emas. Saya kira emas perhiasan, ternyata emas PON. Sayaa diam sejenak waktu itu, berpikir bisa memberikan atau tidak. Syukurlah bisa juga memberikan kado yang dia minta," beber Deni. 

Deni mengatakan sebelum PON, istri dan anaknya sempat sakit hingga dirawat di rumah sakit. Situasi itu membuat Deni tak bisa berlatih maksimal. Sepulang dari Olimpiade Rio de Janeiro, dia benar-benar tak bisa latihan karena waktunya habis untuk merawat anak serta istrinya.

Dia baru benar-benar fokus berlatih mulai 1 September alias hanya sekitar dua pekan. Tak heran, dia merasa kaget sekaligus senang bisa membawa pulang medali emas PON untuk istri dan juga anaknya. "Alhamdulillah anak dan istri sekarang sudah sehat," kata Deni. 

 

Berita Terkait