PON: DKI Bawa Atlet Berusia 28 Tahun, Renang Indah Sempat Kisruh

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 22 Sep 2016, 13:05 WIB
Cabang renang indah pada ajang PON Jawa Barat 2016 sempat terhenti karena ada protes terkait status atlet DKI Jakarta, Adela Amanda Nirmala. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Bandung - Lomba renang indah PON 2016 yang berlangsung di Kolam Renang UPI Bandung, Kamis (22/9/2016), sempat kisruh hingga tertunda selama 1,5 jam. Penyebabnya, DKI Jakarta membawa perenang indah berusia 28 tahun, Adela Amanda Nirmala, yang dinilai melanggar aturan karena melebihi batas usia.

Advertisement

Keberadaan Adela langsung memicu protes dari para kontingen lain. Mereka tak mau bertanding karena menganggap status Adel tidak sah, karena usianya melebihi batas 26 tahun seperti yang disepakati dalam technical handbook. Perwakilan lima komisi teknik dari lima kontingen renang indah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan DI Yogyakarta bahkan langsung menggelar konferensi pers untuk memprotes situasi ini. 

Alhasil, pertandingan renang indah yang mempertandingkan tiga nomor, yaitu Solo Technical Routine, Duet Technical Routine, dan Team Free Routine, yang seharusnya dimulai pukul 09.45 WIB tertunda. Lima perwakilan kontingen tersebut mempertanyakan keputusan PB PRSI dan KONI Pusat yang memberikan izin Adela bertanding.

Padahal menurut mereka, berdasar hasil technical meeting sekitar 1,5 tahun yang kemudian dicantumkan dalam technical handbook disepakati renang indah hanya mempertandingkan tiga nomor dan ada pembatasan usia. Atlet yang boleh turun bertanding berusia 15-26 tahun. Padahal Adeh pada tahun ini berusia 28 tahun.

Technical handbook sudah keluar, ada batasan usia. Tapi kemudian DKI membawa perenang yang usianya melebihi batasan karena ada surat keabsahan yang katanya dari KONI Pusat dan PB PRSI. Lalu dulu kami capek-capek technical meeting untuk apa,” kata perwakilan dari Jatim, Kistantono, dalam konferensi pers di pinggir kolam renang.

“Kami komisi teknik daerah sudah rapat, saat itu DKI walkout karena tidak setuju ada pembatasan usia. Lalu mereka langsung menghubungi KONI Pusat dan PB. Pembatalan aturan di handbook dilakukan dalam waktu singkat. Bagaimana bisa seperti itu?” imbuh dia.

Di sela-sela jump pers tersebut, kelima perwakilan kontingen tersebut juga memutar video saat DKI Jakarta WO dari technical meeting. Perwakilan dari Bandung, Dida Kurnia, hanya berharap pertandingan dilaksanakan sesuai dengan yang disepakati pada technical meeting.

Lomba akhirnya digelar setelah ada telepon dari PB PRSI. Mereka memutuskan pertandingan digelar sesuai dengan technical handbook, yaitu atlet yang boleh turun maksimal berusia 26 tahun. Itu artinya Adela tak bisa turun di tiga nomor yang dilombakan. Lomba pun akhirnya digelar pada pukul 11.15 WIB.

Sementara itu, kontingen DKI Jakarta tidak menerima keputusan tersebut. Mereka menganggap status Adela sah karena sudah mengantongi surat keabsahan. “Atlet kami sudah dapat surat keabsahan, sudah dapat ID card PON, lalu tiba-tiba ada seperti ini. Kami akan memprotes pertandingan ini karena tidak sah,” kata perwakilan dari tim Jakarta, Rudi Salahudin Ramto.