Makna Timnas Bagi Ferdinand, Evan Dimas, dan Dedi Kusnandar

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 27 Sep 2016, 06:00 WIB
Timnas Indonesia tengah melakukan pemusatan latihan di Stadion Manahan Solo, 22-27 September 2016. (Bola.com/Peksi Cahyo)

Bola.com, Solo - Tim nasional sepak bola adalah representasi kekuatan sebuah negara di lapangan hijau. Setiap pemain dari seluruh dunia pun memimpikan bisa tampil bersama dengan tim nasionalnya di level internasional. Tiga pemain Indonesia mengungkapkan apa makna Timnas Indonesia dalam benak mereka.

Dua puluh empat pemain tengah mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia di Stadion Manahan, Solo, sejak 22 September 2016. Selama enam hari training centre digelar demi mempersiapkan tim terbaik menuju Piala AFF 2016. Kerinduan melihat Timnas Indonesia bertanding pun sudah begitu besar, mengingat ini akan menjadi turnamen pertama timnas senior sejak Indonesia lepas dari sanksi FIFA.

Semua pemain yang bergabung dalam training centre Timnas Indonesia di Solo begitu menikmati setiap sesi latihan yang mereka jalani dengan tawa canda. Namun, sikap serius tetap mereka perlihatkan selama menjalankan instruksi dari Alfred Riedl dan dua asistennya Wolfgang Pikal dan Hans-Peter Schaller.

Advertisement

Keseriusan tersebut tidak terlepas dari keinginan para pemain untuk bisa tetap membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Para pemain bertekad untuk bekerja keras menjalankan setiap instruksi yang harus mereka jalankan agar tetap berada di dalam tim asuhan Alfred Riedl itu.

Sikap serius ingin masuk ke dalam Timnas Indonesia pun diperlihatkan Ferdinand Sinaga, Evan Dimas, dan Dedi Kusnandar. Dua pemain yang baru dipanggil Riedl pada training centre kali ini, dan seorang pemain muda yang memperlihtakan bakat dan komitmennya bagi Timnas Indonesia sejak keberhasilannya di Timnas U-19.

2 dari 3 halaman

Evan Dimas soal Kebanggaan Membela Tim Merah-Putih

Aksi Evan Dimas saat menjalani latihan Timnas Indonesia di Stadion Manahan Solo Jawa Tengah, Sabtu (23/9/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Bicara soal Timnas Indonesia, ketiga pemain tersebut memiliki pemikirannya masing-masing yang memiliki satu kesamaan, bahwa itu adalah sebuah panggilan untuk mewakili Indonesia di mata internasional. Pemikiran bahwa itu adalah sebuah tanggung jawab yang harus dijalani dengan tekad kuat dan ketulusan.

"Timnas adalah sepak bola yang sesungguhnya. Impian sejak kecil seorang pemain sepak bola adalah bermain untuk timnas, begitu pun dengan saya. Sebuah kebanggaan tersendiri bagi saya bisa mewujudkan itu semua, tapi saya masih harus banyak belajar dan terus mengejar mimpi itu," ungkap Evan Dimas Darmono kepada Bola.com.

Sementara itu ungkapan singkat penuh makna keluar dari mulut Ferdinand Sinaga. Pemain yang pernah dihukum tidak boleh memperkuat Timnas Indonesia lantaran memanjat pagar pembatas tribun Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan itu juga tetap memiliki ketulusan hati untuk memperjuangkan nama Indonesia di level internasional.

Aksi Ferdinand Sinaga pada latihan Timnas Indonesia di Stadion Manahan Solo Jawa Tengah, Minggu (25/9/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

"Bicara soal timnas, sama seperti halnya orang-orang lain di luar sana, adalah cara kami untuk membela negara. Timnas adalah tempat di mana kita semua harus bermain sepak bola dengan tulus demi Indonesia," ujar striker PSM Makassar itu saat ditemui Bola.com pada akhir sesi latihan pemusatan latihan Timnas Indonesia.

3 dari 3 halaman

Timnas Indonesia di Mata Dedi Kusnandar

Dedi Kusnandar serius menjalani latihan Timnas Indonesia di Stadion Manahan Solo Jawa Tengah, Sabtu (23/9/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Timnas Indonesia memang sebuah tim yang akan selalu mendapatkan dukungan besar dari seluruh pencinta sepak bola di negeri ini. Seperti apa pun fanatiknya para suporter klub tempat para pemain tampil tak akan bisa menandingi atmosfer luar biasa yang diperlihatkan oleh pecinta sepak bola saat Timnas Indonesia tampil.

Momen terbaik bagi para pemain tentu saja ketika masuk ke dalam lapangan dan sambutan luar biasa diberikan oleh para pendukungnya. Momen itu terasa jauh lebih baik ketika di depan para pendukungnya mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai perwakilan pejuang negeri ini menghadapi negara lain.

"Timnas itu harga diri bagi seorang Dedi. Sebuah kebanggaan, terutama ketika saya merasakan momen menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tidak semua bisa mengenakan seragam kebesaran Timnas Indonesia," ungkap Dedi Kusnandar, pemain yang beberapa waktu terakhir cemerlang bersama klub Malaysia, Sabah FA, dan baru kali ini dipanggil oleh Alfred Riedl bergabung dalam Timnas Indonesia.

Tiga pandangan mengenai Timnas Indonesia dari ketiga pemain tersebut rasanya cukup mewakili bagaimana seharusnya seorang pemain di seluruh Indonesia pantas bangga ketika dipanggil dan mewakili nusantara berlaga di level internasional. Siapa yang tidak bangga mewakili Indonesia mengejar harapan akan rindunya meraih prestasi melalui lapangan hijau?