Bola.com, Bandung - Pertandingan gulat PON 2016 kembali ricuh. Kerusuhan terjadi saat pertandingan antara atlet Kalimantan Selatan, Agus Setia, dengan wakil Kalimantan Timur, M. Ivanto, pada semifinal di GOR Saparua, Bandung, Selasa (27/9/2016).
Pertandingan sebenarnya sudah dianggap selesai untuk kemenangan Ivanto. Kedua pemain pun sudah bersalaman dan menerima hasil pertandingan.
Namun, pelatih Kalsel yang berasal dari Rumania, Puscasu Ionel, kemudian melakukan protes secara berlebihan dan hendak mendatangi meja wasit. Pihak keamanan kemudian menahan Puscasu.
Lalu terjadi aksi dorong-mendorong hingga berujung keributan di pinggir lapangan. Bahkan, kali ini melibatkan ofisial dan atlet Kalsel dengan pihak keamanan.
Berdasarkan pengamatan Bola.com, terjadi adu pukul antara atlet dan pihak keamanan. Juga terjadi aksi saling kejar hingga ke tengah lapangan.
Baca Juga
Setelah dilerai, kedua belah pihak berhasil ditenangkan. Situasi kemudian bisa terkendali meski masih ada teriakan dari bangku penonton yang menuntut pihak keamanan untuk tidak melakukan pemukulan terhadap atlet.
Pertandingan lain terpaksa dihentikan sementara hingga kondisi kondusif. Setelah terhenti beberapa menit, pertandingan kembali dilanjutkan.
"Pertandingan sebenarnya sudah selesai. Mungkin ada pihak yang tidak puas," kata salah satu panitia.
Kejadian ini tentu disayangkan mengingat pertandingan ini awalnya berjalan aman dan lancar dengan sportivitas tinggi. Apalagi pertandingan ini sempat disaksikan langsung Kapolda Jawa Barat Irjenpol Bambang Waskito. Namun, setelah Kapolda meninggalkan tempat pertandingan justru terjadi kericuhan.
Kericuhan ini bukan kali pertama terjadi karena sudah terjadi beberapa kali, semisal pada 26 September 2016, yang melibatkan atlet dan ofisial tuan rumah Jabar dengan tim gulat Kaltim. Ketika itu sejumlah sarana dan prasana semisal meja dan dinding pembatas rusak imbas kericuhan itu.