Bola.com, Jakarta - Perjalanan penuh dengan perjuangan harus dilalui bocah berbakat asal Indonesia, Tristan Alif Naufal demi mewujudkan mimpinya bermain di kompetisi Eropa. Saat ini, Tristan sudah menjadi bagian dari akademi klub La Liga Spanyol, CD Leganes.
Alif mengenal dunia si kulit bundar dari sang ayah, Ivan Trianto, yang seorang penggemar sepak bola, saat masih berusia 4 tahun. Sadar sang anak memiliki bakat besar, Ivan coba mendaftarkan Alif ke Sekolah Sepak Bola yang berujung penolakan. Mereka menolak Alif karena usia sang anak belum masuk batas minimal, yakni 7 tahun.
Penolakan dari SSB tersebut membuat Alif hanya berlatih di rumah dengan menyaksikan video rekaman teknik melalui Youtube. Sesekali ia juga diajak berlatih bersama saudaranya yang kebetulan seorang freestyler. Baru pada usia 6 tahun, Alif berlatih di SSB setelah mendapatkan beasiswa di SSI Arsenal.
Baca Juga
Hebatnya, Alif berhasil mendapatkan beasiswa karena tim pelatih klub yang bermarkas di London, Inggris, itu terpukau dengan aksinya saat mengikuti trial. Alhasil, Ivan bisa bernafas lega karena tidak harus merogoh kocek hingga Rp 1,4 juta setiap bulan agar Alif bisa rutin latihan di sana.
Selain bersama SSI Arsenal, Alif juga tercatat pernah berlatih di sekolah sepak bola Liverpool dan juga ASIOP Apacinti, dua SSB yang terletak di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Saat masih berlatih di Liverpool, bocah yang pernah dipuji pelatih yang kini menangani Manchester City, Josep Guardiola, masuk kategori pemain berbakat untuk pemain seusianya.
Bakat Alif yang semakin terasah karena berlatih secara rutin menarik minat dua klub yang punya akademi sepak bola jempolan, Ajax Amsterdam dan Feyenoord Rotterdam. Dua klub terkemuka di Belanda itu mengajak anak dari pasangan Ivan Trianto dan Irma Lansano itu untuk melihat langsung bakat besar yang dimiliki Alif.
Selama mengikuti festival sepak bola di Ajax, Alif berhasil menyabet beberapa penghargaan individu mulai Pemain Terbaik Ajax Internasional Camp 2014, Pemain Terbaik kategori 1 Vs 1, dan Coerver Netherlands Master Skillz 2014.
Batal Gabung Getafe
Bakat besar yang dimiliki Alif membuat Ajax dan Feyenoord memberikan tawaran untuk bergabung dengan akademi mereka setelah berlatih bersama. Tetapi, keinginan Alif untuk berlatih di akademi klub Eredivisie itu batal terlaksana karena terbentur regulasi pemain muda non Uni Eropa.
Sesuai regulasi, setiap anak-anak yang belum berusia 18 tahun harus didampingi orangtua yang bekerja di negara tersebut. Hal inilah yang tidak bisa dipenuhi orangtua Alif. Alhasil, bocah yang sempat berlatih diam-diam di akademi Feyenoord terpaksa memupus mimpinya untuk sementara dan kembali ke Indonesia pada 2014.
Setelah batal bergabung dengan Ajax dan Feyenoord, Alif coba merajut mimpinya dengan berlatih di Indonesia sejak tahun 2015. Alif tetap tekun berlatih sembari menunggu kesempatan untuk bergabung dengan akademi dari klub di Benua Biru.
Pada Mei 2016, mimpi Alif menimba ilmu di Eropa kembali terbuka setelah tawaran dari akademi klub La Liga, Getafe U-13, menghampirinya. Hanya, rintangan kembali dihadapi keluarga Alif karena kebutuhan biaya hidup di Negeri Matador yang angkanya mencapai Rp 2,5 miliar.
Keinginan untuk bergabung dengan akademi Getafe akhirnya gagal karena dana yang diperlukan setelah melakukan komunikasi dengan Menpora RI, Imam Nahrawi, tidak juga didapat. Kabar baiknya, Alif kembali dapat tawaran bergabung dari klub akademi Spanyol, beberapa bulan berselang.
Berkat bantuan dari beberapa pihak seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, KBRI Madrid, PT Pertamina, Angkasa Pura 1 & 2, PT Bank Mandiri, dan PT Garuda Indonesia, Alif mendapatkan dana yang cukup untuk berangkat ke Spanyol sekaligus mengurus izin tinggal di Eropa pada 15 September 2016.
Setelah itu, Alif yang didampingi sang ayah dan pihak KBRI Spanyol langsung menuju akademi yang akhirnya diketahui merupakan klub promosi La Liga, CD Leganes. Alif pun akhirnya diperkenalkan ke publik telah bergabung dengan Leganes U-13 pada 25 September 2016.
"Perjuangan Alif untuk bisa masuk akademi Eropa sangat panjang. Yang pasti, Leganes klub yang cocok untuk Alif, klub baru di La Liga sehingga Alif punya kesempatan lebih besar untuk berkembang," kata Irma Lansano, ibunda Tristan, yang sangat bahagia karena anaknya bisa berlatih di Eropa.