Bola.com, Bandung - Tim bola voli putri Jawa Barat akhirnya berhasil meraih medali emas setelah menumbangkan musuh bebuyutannya, Jawa Timur, dengan skor 3-0 dalam laga final yang berlangsung di Gelora Sabilulungan, Kompleks Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Rabu (28/9/2016).
Baca Juga
Mengawali gim pertama dengan baik, Amalia Fajrina Nabila dkk nyaris tanpa perlawanan. Mengandalkan spike tajam dan cepat Amalia dan Yolla, Jabar berhasil menuntaskan gim pertama dengan skor 25-16.
Pada gim kedua, Jabar kembali tanpa ampun menghukum Jatim. Berkali-kali spike cepat Jabar membuat pertahanan Jatim kedodoran. Blok yang dibangun para pemain Jatim kesulitan membendung derasnya spike para pemain Jabar.
Penampilan Jabar sempat mengendur pada awal gim ketiga. Hal ini dimanfaatkan para pemain Jatim untuk meninggalkan perolehan poin Jabar. Sayang, setelah sempat memimpin 17-14, para pemain Jatim banyak melakukan kesalahan sendiri. Akibatnya Jabar mampu mengejar dan menyalip pundi-pundi poin Jatim. Mereka pun mengakhiri perlawanan Jatim dengan skor 3-0 (25-16, 25-17, 25-21).
"Kami memang optimistis bisa memenangkan final ini. Tapi kami tidak menyangka Jatim tidak bermain seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya," ujar Amalia kepada wartawan.
Sementara itu, manajer tim bola voli putri Jatim Johanes Koento mengakui keunggulan Jabar. Ia menilai, Jabar layak memenangkan pertandingan ini lantaran kelas mereka satu strip di atas timnya.
"Jabar diperkuat sekitar 80 persen pemain lama. Sementara kami hanya mempertahankan dua pemain veteran PON Riau, Novia dan Maya Kurnoa Indri Sari," ujarnya.
Dari segi segi teknis, Jabar juga dianggap berhasil mematikan tak-tik yang diterapkan Jatim. "Kami berharap, keunggulan Jabar bisa kami atasi dengan tak-tik. Tapi ternyata apa yang kita terapkan macet. Padahal, pelatih sudah melakukan rotasi berkali-kali tapi tetap tidak jalan," terang Koento.
Kondisi ini disinyalir karena para pemain Jatim sudah kalah sebelum perang. Maklum, selaku tuan rumah, Jabar mendapat dukungan penuh dari publik Jabar. Koento yakin, mayoritas pemainnua yang masih belia tak kuat menghadapi tekanan yang diberikan penonton sepanjang pertandingan.
Kendati begitu, Koento tetap bangga dengan capaian anak buahnya. Pasalnya, jika melihat perjalanan tim putri Jatim dari pra-PON yang terseok-seok dan nyaris tak lolos ke PON Jabar, hasil ini dianggap sudah luar biasa. "Tim-tim lain tidak menyangka kalau kami bisa ke final. Apalagi Maya baru sembuh dari cedera lutut. Dia lebih banyak duduk di bangku cadangan," sebut Koento.