Usai Juara Korea Terbuka, Lee Yong-dae Pamitan kepada Fans

oleh Oka Akhsan diperbarui 02 Okt 2016, 18:30 WIB
Pebulutangkis Korea Selatan, Lee Yong-dae, mengucapkan salam perpisahan kepada fans badminton internasional setelah menjuarai Korea Terbuka Super Series 2016, Minggu (2/10/2016). (Badminton Photo)

Bola.com, Seoul - Pebulutangkis Korea Selatan, Lee Yong-dae, menutup karier internasionalnya dengan manis. Pemain tampan berusia 28 tahun itu sukses menjadi juara di kandang sendiri dengan merebut titel ganda putra Korea Terbuka Super Series 2016.

Pada laga final di Seongnam Indoor Stadium, Seoul, Korea Selatan, Minggu (2/10/2016), Lee dan pasangannya, Yoo Yeon-seong, mengalahkan wakil China, Li Junhui/Liu Yuchen. Sempat kehilangan gim pertama, ganda putra nomor satu dunia itu akhirnya menang 16-21, 22-20, 21-18 setelah bertarung selama 85 menit.

Advertisement

"Sangat menyenangkan bermain di depan banyak fans. Pertandingan hari ini sangat sulit. Kami terus ditekan lawan lewat permainan drive pada gim pertama. Namun, pada gim kedua kami berhasil mengatasi permainan mereka dan di gim ketiga kami semakin percaya diri, hingga akhirnya meraih kemenangan," kata Lee Yong-dae seperti dikutip dari situs resmi BWF.

Bagi Lee Yong-dae, ini merupakan gelar kedelapan di Korea Terbuka dan titel ke-43 di turnamen level Superseries. Dia menjadi pemain tersukses kedua di level Superseries setelah Lee Chong Wei (Malaysia).

"Hal terbaik dari gelar kali ini dibanding tujuh titel Korea Terbuka lainnya adalah fans. Dukungan dari mereka membuat saya bermain penuh semangat dan pantang menyerah. Bisa meraih hasil bagus di Korea Terbuka membuat hidup saya menjadi lebih mudah dan itu semua berkat dukungan dari fans," ujar Lee Yong-dae.

Pebulutangkis Korea Selatan, Lee Yong-dae, melempar kaus sebagai hadiah buat penonton di tribune usai memenangi Korea Terbuka Super Series 2016, Minggu (2/10/2016). (Badminton Photo)

Lee telah memutuskan pensiun dari tim nasional Korea Selatan selepas Korea Terbuka. Dia masih akan bermain di level domestik dan liga profesional, tapi tidak di turnamen internasional yang masuk kalender BWF.

"Laga final ini adalah pertandingan terakhir saya di turnamen internasional. Saya sangat senang kami bisa jadi juara. Lawan yang kami hadapi hari ini sangat kuat. Namun, kami mampu membalikkan keadaan dari tertinggal hingga akhirnya meraih kemenangan. Mentalitas seperti inilah yang membuat kami menjadi pasangan nomor satu dunia," kata Lee dikutip dari Badzine.

"Saya sangat berterima kasih kepada fans yang telah memberikan dukungan kepada saya sepanjang karier. Dukungan dari penggemar sangat membantu saya terutama dalam situasi hampir kalah seperti pertandingan hari ini. Ke depan, saya akan tetap bertanding di turnamen lain, jadi saya berharap kalian bisa terus mendukung saya," ujar Lee.

Jika Lee Yong-dae mundur, tak demikian dengan Yoo Yeon-seong. Dia akan terus bermain, tapi rencananya pindah ke nomor ganda campuran.

Ganda putra Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, memamerkan medali juara di podium usai memenangi Korea Terbuka Super Series 2016, Minggu (2/10/2016). (Badminton Photo)

"Yeon-seong sudah menjadi partner saya selama tiga tahun. Bersamanya, kami menjadi pasangan nomor satu dunia. Bermain dengannya sangat membantu saya. Karena tahu ada yang bisa diandalkan di belakang, saya jadi bisa leluasa bermain di depan dan bertahan," kata Lee.

"Saya sadar selama ini Yeon-seong juga pasti memendam kekecewaan. Kami memang banyak memenangi turnamen Superseries, tapi gagal di beberapa turnamen besar. Intinya, selama tiga tahun berduet dengan Yeon-seong, baik di turnamen maupun saat latihan, saya sangat senang. Saya ingin berterima kasih kepada Yeon-seong dan berharap dia semakin sukses di masa depan," ujar Lee Yong-dae.