Kurniawan Dwi Yulianto Tak Mau Ada Program Seperti Primavera

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 05 Okt 2016, 08:00 WIB
Caketum PSSI 2016-2020, Kurniawan Dwi Yulianto, tak berpikir akan menggelar program primavera jika ia duduk di kepengurusan PSSI. (Bola.com.Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Calon Ketua Umum PSSI yang juga mantan striker Timnas Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, mengaku tidak merekomendasikan program pengiriman tim ke luar negeri seperti yang pernah dilakukannya semasa masih aktif bermain. Program Primavera yang pernah ia ikuti dinilai bukan program yang tepat untuk membentuk Timnas Indonesia yang kuat.

Kurniawan merupakan salah satu pemain yang ambil bagian dalam proyek Timnas Indonesia Primavera pertama pada 1993-1994. Bersama Kurnia Sandy dan Bima Sakti, ia merasakan bagaimana pelatihan yang dijalaninya di Italia. Namun, program tersebut kini dinilai tidak akan berpengaruh bagi perkembangan pemain dari sisi teknis.

Kurniawan mengungkapkan program Primavera tidak ada bedanya dengan memindahkan tempat latihan tim Indonesia ke luar negeri dan bukan untuk mengembangkan karakteristik dan mental para pemain muda. Pengalamannya bergabung dengan klub Swiss, FC Luzern, menjadikannya yakin Primavera bukan program yang ideal.

Advertisement

"Tidak, saya tidak akan membuat program seperti Primavera jika nanti saya menjadi pengurus PSSI. Bagi saya, lebih baik dua atau tiga pemain diberi kesempatan bermain di satu klub luar negeri dan itu kita lakukan ke beberapa klub ketimbang mengirim satu tim tetap bersama-sama seperti Primavera," ujar salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki Timnas Indonesia setelah mengikuti Debat Calon Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 yang diprakarsai Koordinatoriat PSSI Pers dan digelar di SCTV Tower, Selasa (4/10/2016).

"Bagi saya program seperti Primavera itu seperti Anda memiliki satu tim dan kemudian memindahkan tempat latihan mereka ke luar negeri, hanya sebatas itu saja. Ketika mengikuti Primavera, saya tetap bermain dengan rekan-rekan saya dan berkomunikasi dengan mereka seperti biasa. Begitu saya bermain di Swiss, semua baru terasa bahwa ada perbedaan besar membawa satu tim berlatih di luar negeri dengan kita sebagai pemain berlatih di klub luar negeri," lanjutnya.

Kurniawan Dwi Yulianto maju dalam pencalonan ketua umum PSSI periode 2016-2020 dengan mencanangkan program kerja yang fokus terhadap pembinaan usia muda yang memiliki kurikulum yang tepat. Selain itu, mantan pemain Timnas Indonesia yang akrab disapa Kurus itu menekankan profesionalisme tanpa kompromi jika benar-benar terpilih menjadi ketum PSSI.