Bola.com, Jakarta - Eddy Rumpoko bukanlah tokoh baru dalam persepakbolaan Indonesia. Ketua PSSI Kota Batu ini merupakan putra dari almarhum Brigjen TNI (purn) Sugiyono, tokoh perintis PS Arema yang kini merupakan salah satu klub sepak bola besar di Indonesia dengan nama Arema Cronus.
Pria berusia 56 tahun ini juga merupakan anggota Tim Transisi PSSI yang dibentuk Menpora Imam Nahrawi pada 2015 untuk memastikan semua kewajiban yang dilakukan oleh PSSI bisa tetap dijalankan, terutama dalam event internasional.
Kini Wali Kota Batu itu pun maju dalam pemilihan Ketua Umum PSSI karena memiliki sebuah kegelisahan terkait sepak bola di Indonesia.
Eddy Rumpoko, yang sudah menjabat sebagai Wali Kota Batu sejak 2007, merasa ikut merasakan bagaimana kesulitan yang dihadapi klub-klub daerah dalam sepak bola Indonesia.
Sejumlah masalah, seperti sulitnya ada kompetisi berjenjang di level daerah membuatnya merasa arah kinerja federasi sepak bola Indonesia harus diubah demi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat di Indonesia.
Baca Juga
Konsep 'sepak bola rakyat' pun diusungnya dalam pemilihan pengurus PSSI 2016-2020. Eddy Rumpoko merasa bahwa kisah sukses sejumlah pemain tim nasional yang mendapatkan predikat 'Mutiara Hitam dari Timur' adalah bentuk perwujudan sepak bola rakyat dari level daerah.
Keinginannya untuk membangun sepak bola rakyat pun tak terlepas dari pandangannya bahwa sepak bola Indonesia itu adalah milik masyarakat Indonesia, bukan milik elite politik yang memiliki kepentingan tertentu.
Konsep itu pun diusungnya demi mengembalikan kepercayaan dari masyarakat Indonesia bahwa PSSI adalah organisasi yang tepat untuk memajukan sepak bola sebagai salah satu olahraga favorit di negara ini.
Dalam sesi acara Debat Calon Ketua Umum PSSI yang dihelat PSSI Pers di SCTV Tower, Jakarta, pada Selasa (4/10/2016) Bola.com pun berkesempatan untuk bisa mengajukan sejumlah pertanyaan terkait program kerja dan harapan seorang Eddy Rumpoko yang membuatnya tergerak untuk maju dalam persaingan memperebutkan kursi PSSI 1. Simak jawaban-jawaban Wali Kota Batu itu di bawah ini.
Apa yang melatarbelakangi Anda untuk menerima pencalonan dan maju untuk menjadi Ketua Umum PSSI?
Pertama, Saya sudah cukup mengenal dunia sepak bola, terutama bersama Arema. Sejak Arema lahir, saya juga ikut terlibat di Arema bersama almarhum bapak saya. Kedua, sebagai kepala daerah saya merasakan betul kesulitan untuk membina klub di daerah dengan kondisi yang tidak pernah terjenjang dengan baik. Ketiga, sebagai anak bangsa yang melihat kondisi PSSI, saya berharap PSSI mendapatkan kepercayaan lagi dari masyarakat.
Jika Anda akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum PSSI, apa yang akan Anda lakukan?
Saya ingin membuat manajemen PSSI menjadi lebih transparan, akuntabel, dan melibatkan seluruh stake holder yang ada dalam sepak bola Indonesia, terutama pemain. Semua harus dibangun seperti itu agar ada lompatan-lompatan besar dalam sepak bola di negara kita.
Penggemar Mutiara Hitam dari Timur
Apa konsep program Anda jika terpilih menjadi Ketua Umum PSSI?
Sepak bola rakyat. Anda pasti masih ingat beberapa tahun lalu ada sejumlah pemain yang disebut Mutiara Hitam dari Timur. Saya ingin sepak bola bisa berangkat dari seluruh wilayah, seperti dari wilayah Timur Indonesia.
Sepak bola itu tidak hanya ada di Jawa, bukan hanya di kota besar, tapi dari Sabang hingga Marauke. Selain itu saya berharap masyarakat bisa percaya lagi kepada PSSI.
Saya melihat mercusuar sepak bola kita seperti diarahkan ke ibu kota. Padahal, talenta-talenta itu banyak yang berasal dari daerah, dari desa-desa. Menurut saya selama ini PSSI terlalu menatap ke sisi bisnis saja sehingga melupakan untuk memantau bibit-bibit sepak bola di daerah.
Bagaimana Anda meyakini konsep program Anda bisa terlaksana?
Saya akan tekankan PSSI di level daerah harus bisa bekerja sama dengan baik bersama klub. Hingga saat ini saya melihat PSSI hanya melihat hanya sampai di level liga profesional, belum sampai ke tingkat grassroot.
Anda juga merupakan pejabat pemerintah di Kota Batu. Jika Anda terpilih, bagaimana Anda menyikapi tanggung jawab Anda?
Saat ini saya berpikir untuk menyerahkan semua itu kepada pengurus untuk bagaimana mengembangkan organisasi PSSI. Tapi jika saya terpilih nanti, saya akan lebih fokus ke PSSI karena jabatan saya di pemerintah hanya tinggal satu tahun.
Bagaimana bapak melihat pemerintah mendukung sepak bola Indonesia?
Ada regulasi yang saya kira menghambat sepak bola. Saya rasa regulasi seperti ini harus dihilangkan demi untuk bisa melihat bagaimana sebenarnya bentuk dukungan pemerintah terhadap sepak bola.
Jika sudah masuk dalam konteks profesional, klub-klub harus bisa lepas dari pemerintah. Namun, untuk masalah pembinaan pemerintah harus tetap terlibat.
Harapan Anda untuk sepak bola Indonesia siapa pun Ketua Umum PSSI nanti?
Seperti sudah saya jelaskan dalam sejarah sepak bola kita pernah ada mutiara-mutiara hitam dari timur. Hal-hal seperti itu yang harus juga dilihat secara menyeluruh. Saya punya harapan agar nanti bisa terbentuk sebuah tim nasional yang benar-benar berasal dari semua daerah, terutama daerah timur. Saya yakin Indonesia bisa juara.