Bola.com, London - Selama 20 tahun membesut Arsenal, Arsene Wenger mengalami pasang surut dalam kariernya. Berbagai momen indah dan buruk silih berganti menghampiri kehidupan pria berkebangsaan Prancis itu.
Baca Juga
Banyak pihak yang meragukan kiprah Wenger saat ditunjuk sebagai manajer Arsenal pada 1 Oktober 1996. Apalagi, penunjukkan Wenger awalnya tak mendapatkan dukungan dari Dewan klub. Hanya Wakil Presiden Meriam London, David Dein, yang ngotot memperjuangkannya untuk menjadi manajer.
Apalagi Wenger awalnya menjadi sosok antagonis di kalangan pemain Arsenal karena sejumlah peraturan ketat yang dia terapkan. The Professor melarang para pemain memakan saus tomat dan tak memperbolehkan para pemain pergi minum ke bar setelah pertandingan.
Namun, pandangan buruk itu perlahan memudar seiring kejeniusan taktik dan prestasi yang dia persembahkan. Apalagi, dia sukses mengantar The Gunners menjadi juara Premier League pada musim 1997-1998, atau pada musim perdana dia membesut Meriam London sejak awal musim.
Selama 20 tahun masa baktinya, Wenger total memimpin Arsenal dalam 1129 pertandingan. Dia membawa The Gunners meraih 647 kemenangan, 263 imbang, dan 219 kekalahan. Persentase kemenangannya mencapai angka 57,3 persen.
Total, 15 gelar berhasil Arsene Wenger persembahkan selama 20 tahun masa baktinya di Arsenal. Sang Profesor mengantar Meriam London meraih tiga gelar Premier League, enam gelar Piala FA dan FA Community Shield.
Meski sudah memimpin Arsenal selama seribu lebih pertandingan, ada beberapa partai yang tak bisa dilupakan wenger, bahkan hingga membuatnya sulit tidur saat berada di rumah. Salah satunya adaalah partai antara Manchester United melawan Arsenal yang berlangsung di Stadion Old Trafford.
Kala itu pasukan Arsenal yang dipimpin oleh Wenger babak belur dihantam Manchester United dengan skor 8-2. Setan Merah kala itu masih dipimpin oleh manajer legendaris Sir Alex Ferguson.
Wayne Rooney menjadi bintang kemenangan MU saat itu dengan menciptakan hattrick pada menit ke-41, (64'), dan (82'). Ashley Young menciptakan dua gol pada menit ke-28 dan (90+1').
Tiga gol MU lainnya dicetak oleh Danny Welbeck (22'), Luis Nani (69'), dan Park Ji-Sung (70'). Dua gol balasan Arsenal diciptakan oleh Theo Walcott (45+3') dan Robin van Persie (74').
"Saya hanya bisa meminta maaf atas hasil akhir pertandingan. Hasil itu sangat menyakitkan. Fans sudah luar biasa dan saya ikut bersedih bersama mereka," ungkap Wenger.
"Mereka pastinya tak ingin melihat timnya seperti itu. Kami hanya bisa meminta maaf dan kembali dengan kekuatan dan keinginan besar kami di pertandingan selanjutnya," dia menambahkan.
Sementara itu, partai melawan Aston Villa di Emirates Stadium pada 12 Februari 2015 menjadi pertandingan yang paling membuat Wenger tersenyum. The Gunners menekuk Aston Villa dengan kemenangan telak 5-0.
Padahal, Arsenal hanya mampu menutup babak pertama dengan kemenangan tipis 1-0 berkat gol Olivier Giroud pada menit kedelapan. The Gunners menggila pada babak kedua dan menyarangkan empat gol tambahan melalui aksi Mesut Ozil (56'), Theo Walcott (63'), Santi Cazorla (75'), dan Hector Bellerin (90+2').
"Kami mencetak beberapa gol dan tidak kemasukan. Permainan menyerang kami bagus meski saya yakin kami masih punya kelemahan dalam pertandingan saat Aston Villa menguasai bola," tutur Wenger.
"Kami selalu terlihat berbahaya saat memecah barisan mereka dan dalam bertahan kami juga bagus," sambung Arsene Wenger.
Final Tak Terlupakan Wenger
Final Tak Terlupakan Wenger
Sepanjang karier kepelatihannya, Arsene Wenger selalu kesulitan membawa Arsenal tampil mengesankan pada ajang Liga Champions. Akan tetapi, kompetisi kasta tertinggi antar klub di benua Eropa musim 2005-2006 menjadi yang tak pernah dia lupakan.
Untuk pertama kalinya, Wenger mengantar Arsenal ke partai final. Lawan yang dihadapi Arsenal kala itu adalah klub yang disebut-sebut sebagai terbaik di dunia, Barcelona.
Arsenal mengawali kiprahnya di Liga Champions 2005-2006 dengan menjadi juara Grup B. The Gunners mengumpulkan 16 poin dari enam pertandingan, hasil dari lima kali menang dan sekali imbang.
Pada babak 16 besar, lawan Arsenal adalah Real Madrid. The Gunners menang tipis dengan agregat 1-0. Kemudian, Meriam London menekuk Juventus dengan agregat 2-0 pada babak perempat final. Di semifina, Villarreal mereka tekuk dengan skor 1-0.
Pada pertandingan pamungkas yang berlangsung di Stade de France, Saint Denis (17/5/2006), Arsenal tampil dengan formasi 4-5-1. Thierry Henru diplot sebagai penyerang tunggal, didampingi Fredrik Ljungberg sebagai penyerang lubang. Adapun, Barca menurunkan trio Samuel Eto'o, Ronaldinho, dan Ludovic Giuly dalam sekma 4-3-3.
Petaka menghampiri Arsenal pada menit ke-18. Penjaga gawang Jens Lehmann mendapatkan kartu merah setelah menjatuhkan Samuel Eto'o di luar kotak penalti. Meski demikian, Arsenal mampu unggul lebih dulu lewat gol Sol Campbell pada menit ke-37.
Unggul jumlah pemain, Barcelona mengurung pertahanan Arsenal pada babak kedua. Gol penyama kedudukan Blaugrana lahir pada menit ke-76 melalui aksi Samuel Eto'o. Gol kemenangan Barca diciptakan Juliano Belleti saat laga tinggal menyisakan waktu 10 menit lagi.
"Kami beberapa kali melawan Barcelona dengan skuat terbaik, tapi kami masih kurang pengalaman dan sangat muda. Terkadang, kami sering tidak beruntung melawan Barca, saya selalu mengingatnya," ujar Wenger.
Kini, Wenger sudah 20 tahun membesut Arsenal dan belum ada tanda-tanda baginya untuk berhenti. Pria berusia 66 tahun itu tentunya akan mengalami berbagai momen indah dan buruk lainnya nanti.
Sumber: Berbagai Sumber
Baca Juga
Deretan Statistik Menarik Ketika Liverpool Hancurkan Spurs di Liga Inggris: Puncak Klasemen Jelang Natal, Biasanya Bakal Juara Nih!
Nestapa MU: Kalah Telak di Old Trafford, Atap Bocor Pas Amorim Konferensi Pers, Malunya Dobel!
Antoine Semenyo: Senang Sekali Bournemouth Bisa Menang Beruntun Melawan MU di Old Trafford