Bola.com, Jakarta - Kompetisi di Eropa berhenti sejenak untuk 'menghormati' ajang Kualifikasi Piala Dunia 2018 ataupun laga persahabatan internasional. Beberapa catatan terkait apa yang terjadi di liga-liga ternama di Benua Biru, menjadi pembahasan yang menarik.
Soccernet dan Independent menurunkan artikel yang membahas beberapa item performa klub-klub pada masing-masing kompetisi domestik. Setidaknya, fakta yang mereka ambil berasal dari momen di lima laga terbaik Eropa.
Baca Juga
Ke-5 liga domestik yang dianggap terbaik tersebut antara lain Premier League Inggris, La Liga Spanyol, Ligue 1 Prancis, Bundesliga Jerman dan Serie A Italia. Berikut ini catatan 4 tim yang paling menonjol sampai sebelum jeda internasional.
Atletico Madrid
1. Atletico Madrid
Penampilan rival sekota Real Madrid ini terus mendapat perhatian publik. Mereka tergolong konsisten, setidaknya kala berhasil dua kali tampil di final Liga Champions dalam tiga tahun terakhir.
Penampilan pada kompetisi di kawasan Benua Biru merembet ke liga lokal. Armada Diego Simeone tersebut mampu menunjukkan konsistensi saat bertarung kontra Barcelona, Real Madrid ataupun Sevilla.
Gaya bermain musim ini berbeda dibanding tahun lalu. Tak heran, mereka bisa bertahan di papan atas. Kini, kejutan kembali menyeruak setelah Atletico Madrid mampu bertengger di puncak klasemen sementara La Liga 2016-2017.
Atletico Madrid mengoleksi 15 poin. Raihan tersebut sama dengan milik Real Madrid, namun Los Rojiblancos unggul selisih gol. Menurut catatan statistik, satu di antara kunci penampilan yahud mereka di kompetisi domestik ada di area tengah.
Simeoneo menempatkan Saul Niguez, Yannick Carrasco, Koke dan Nico Gaitan, untuk menguasai bola. Walhasil, layanan bagi Antoine Griezmann sampai Fernando Torres, lebih mengalir. Sebanyak 70 persen umpan-umpan matang yang menuju gawang lawan, berasal dari empat nama tersebut.
Bayern Munchen
2. Bayern Munchen
Bayern Munchen masih menjaga standar tinggi yang tercipta saat Josep Guardiola masih berada di Allianz Arena. Tiga tahun berada di sana, eks arsitek tim Barcelona tersebut sukses membentuk budaya permainan, terutama pergerakan cepat dengan atau tanpa bola.
Kini, di tangan Carlo Ancelotti, Bayern Munchen mengkolaborasi permainan tahun lalu dengan metode milik sang nakhoda anyar. Hasilnya memang kurang maksimal, terutama setelah mereka takluk di tangan Atletico Madrid serta seri kontra FC Koeln, sebelum jeda internasional.
Bayern Munchen masih berada di peringkat pertama dengan warna permainan berbeda. Meski hanya menuai 16 angka dari kemungkinan 18 poin, FC Hollywood masih memiliki titik kelemahan. Namun, kondisi tersebut justru membuat Die Roten sulit ditebak.
Robert Lewandowski, Thomas Muller sampai Xabi Alonso masih menjadi kekuatan utama. Tapi lihat apa yang dilakukan Carlo Ancelotti kala mulai memberi kepercayaan penuh pada Joshua Kimmich dan rekrutan anyar, Renato Sanches.
Keberadaan Mats Hummels di lini belakang membuat mereka baru kebobolan 2 gol, alias menjadi yang paling minim di antara partisipan Bundesliga 2016-2017.
AS Monaco
3. AS Monaco
Musim ini menjadi ujian bagi AS Monaco. Hebatnya, mereka berhasil berada di peringkat kedua klasemen sementara Ligue 1 2016-2017 dengan modal minim. Bayangkan saja, tak banyak pemain bernama besar bergabung di bawah naungan pelatih Leonardo Jardim.
Tiga tahun lalu, AS Monaco mengeluarkan dana 160 juta euro atau sekitar Rp 1,92 triliun untuk berbelanja pemain. Hebatnya, sampai sekarang, mereka justru menjual para pemain bintang yang pernah direkrut, dengan menghasilkan pendapatan 263 juga pounds atau lebih dari Rp 3,945 triliun.
Beruntung pada awal musim panas tahun ini, Pelatih Leonardo Jardim tak menjual Bernardo Silva, playmaker utama mereka. Komposisi pemain yang dimiliki sekarang justru tak mudah ditebak lawan.
Alhasil, mereka sudah memperlihatkan kepiawaian kala menekuk Paris Saint-Germain dan Tottenham Hotspur.
AC Milan
4. AC Milan
Pelan namun pasti, AC Milan berhasil keluar dari zona prihatin. Kini, berkat tangan dingin Pelatih Vincenzo Montella, mereka berada di peringkat ke-6 klasemen sementara Serie A.
Pencapaian tersebut tergolong cepat, dan berada di luar prediksi Milanisti. Tadinya, mereka sangat khawatir dengan kondisi klub kesayangan, yang tak kunjung tampil bagus.
Menurut kalangan media di Italia, kunci perkembangan AC Milan terletak pada Montella. Sang allenatore tergolong berani untuk menurunkan beberapa pemain muda seperti kiper Gigi Donnarumma, Alessio Romagnoli, Davide Calabria, Mattia de Sciglio, Manuel Locatelli, Suso ean bomber M'baye Niang.
Nama-nama tersebut berusia di bawah 23 tahun, dan bisa nyetel dengan permainan tim. Tak terkalahkan dalam empat laga, membuat AC Milan sukses mempertontonkan karakter yang sebenarnya. Jika terus bertahan, kans untuk terus menanjak di papan klasemen, terbuka lebar.
Sumber: Soccernet, Independent.