Bola.com, Jakarta - Penjaga gawang legendaris Timnas Indonesia, Maulwi Saelan, baru saja menutup usia pada Senin (10/10/2016) tepat saat umurnya 90 tahun. Di hari tuannya sosok pengaga gawang Tim Merah-Putih di Olimpiade 1956 Melbourne ini sosok yang jarang sakit.
Seperti yang diungkapkan oleh putra bungsunya, Asha Saelan, sang ayah terkenal sehat dan baru masuk rumah sakit tiga hari setelah hari ulang tahunnya yang ke-90. Saat itu Maulwi almarhum yang kelahiran Makassar, 8 Agustus 2016 tersebut sempat dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan selama hampir sebulan.
Ia sempat keluar sebelum kemudian kondisinya drop. Maulwi yang mantan pengawal Presiden RI pertama Ir. Soekarno menghembuskan nafas terakhir di RS Pertamina, Jakarta Selatan, setelah dua pekan masuk ruang ICU.
Baca Juga
"Bapak sebenarnya bisa dibilang tak pernah sakit. Ia sehat selalu, tapi karena usianya yang sudah lanjut maka organ-organ tubuhnya mulai melemah. Ulang tahun ke-90 kemarin bapak masih merayakan bersama anak-anak di sekolahnya," ujar Asha Saelan di rumah duka kawasan Benhill, Jakarta Barat pada Senin (10/10/2016) malam.
Maulwi Saelan memang merupakan pendiri Yayasan Al Azhar Syifa Budi yang berada di Kemang, Jakarta Selatan. Hingga usianya yang cukup lanjut, ia pun masih aktif untuk berkunjung ke yayasannya tersebut.
"Bapak orangnya tidak bisa tinggal diam. Saat sakit ia masih sempat kepikiran menanyakan nasib siswa-siswanya," ucap Asha.
Asha pun mengungkapkan sang ayah memang sosok yang sangat perhatian dan tegas. Ketegasannya itu pun tetap ia terapkan kepada keenam anaknya dan cucu-cucunya.
Maulwi Saelan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan pada Selasa (11/10/2016) siang. Sebelum dimakamkan, jenazah Maulwi Saelan akan dibawa ke Yayasan Al Azhar Syifa Budi, Kemang, yang merupakan yayasan pendidikan yang ia dirikan.
p>Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Agustus 1926, Maulwi Saelan jadi salah satu pilar Tim Garuda saat tampil di Olimpiade 1956 Melbourne, Australia.
Kala itu Timnas Indonesia menciptakan sensasi menahan imbang raksasa Eropa 0-0 di fase perempat final. Pertandingan ini berjalan dramatis. Skor kacamata tak berubah, meski sudah ada perpanjangan waktu 2X15 menit.
Kala itu aturannya jika pertandingan berakhir seri, pertandingan harus diulang sehari sesudahnya. Pada laga ulangan Indonesia menyerah 0-4.
Prestasi Maulwi di rumput hijau pun terbilang mengkilap pada masanya. Pemain yang mengawali karier di dunia sepak bola justru sebagai seorang bek tengah tersebut pernah mengantar Indonesia menembus empat besar Asian Games 1954 dan meraih medali perunggu di Asian Games 1958 Jepang yang merupakan raihan terbaik skuat Merah-Putih hingga saat ini.