Bola.com, Jakarta - Mantan penjaga gawang Timnas Indonesia, Maulwi Saelan, tutup usia, Senin (10/10/2016) petang. Almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (11/10/2016) siang. Kerabat-kerabat yang datang mewakili tiga dunia yang mencerminkan sosok Maulwi Saelan, yaitu dari dunia militer, olahraga, dan pendidikan.
Jenazah Maulwi Saelan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata dan tiba di TMP Kalibata jam 12.30 WIB setelah disemayamkan di yayasan yang didirikannya, Al Azhar Syifa Budi, sejak Selasa pagi.
Maulwi Saelan merupakan mantan Wakil Komandan Tjakrabirawa sekaligus pengawal setia Presiden Soekarno. Ia menyelesaikan karier militernya dengan pangkat Kolonel CPM. Oleh karena itu, upacara pemakaman mantan kiper Timnas Indonesia dan Ketua Umum PSSI kelima itu digelar dengan tata cara kemiliteran.
Baca Juga
Namun, tidak hanya kerabat dari golongan militer saja yang datang. Tampak banyak anak-anak sekolah dan guru yang datang. Maulwi Saelan juga merupakan tokoh pendidikan. Ia merupakan pendiri sekaligus ketua Yayasan Al Azhar Syifa Budi yang berada di Kemang Jakarta, Selatan. Sosok Maulwi memang begitu dekat dengan pengurus yayasan, guru-guru, serta anak-anak didik yang bersekolah di sana.
Hal tersebut diakui putra Maulwi, Asha Saelan, yang mengungkapkan pada hari ulang tahun ayahanda yang ke-90 pada 8 Agustus 2016, perayaan ulang tahun dilakukan bersama anak-anak murid di sekolah itu. "Ya, bapak masih sehat saat itu, kami merayakan ulang tahun beliau di sekolah bersama anak-anak," ujarnya kepada Bola.com.
Selain kerabat dari golongan militer dan pendidikan, Maulwi Saelan juga merupakan tokoh olahraga di Indonesia. Setelah mengantar Timnas Indonesia berlaga di Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia, Maulwi Saelan juga pernah menjadi Ketua Umum PSSI periode 1964-1967. Selain itu, Maulwi Saelan juga pernah menjadi ketua pembina Persija Jakarta.
Dalam upacara pemakaman ini, sejumlah mantan penggawa Timnas Indonesia hadir. Hermansyah, Herry Kiswanto, Ojong Liza, dan Risdianto datang untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Maulwi Saelan.
Risdianto, salah satu striker andalan Timnas Indonesia pada era 1970an, adalah salah satu saksi hidup sosok Maulwi Saelan secara dekat ketika berada di Persija. Striker yang memperkuat Persija pada 1971 hingga 1977 itu menggambarkan sosok Maulwi Saelan.
"Beliau orangnya sangat santai, tidak pernah tegang. Saya ingat saat main di persija dan dia adalah dewan pembina. Saya ingat saat itu pertandingan final Piala Marahalim, dia terus tertawa saat kami main, tidak tegang melihat timnya tengah bertanding. Ia orang top di lapangan, top di luar lapangan, tapi sangat santai pembawaannya," kenang Risdianto saat berbincang tentang sosok Maulwi Saelan dengan Bola.com.