Diva Ismayana, Calon Rider Masa Depan Indonesia di Supermoto

oleh Rizki Hidayat diperbarui 11 Okt 2016, 18:15 WIB
Diva Ismayana yang kini berusia 15 tahun, menjadi calon bintang masa depan Indonesia pada ajang Supermoto. (Bola.com / Rizki Hidayat)

Bola.com, Malang - Baru berusia 15 tahun, Diva Ismayana, mampu bersaing dengan para pebalap berpengalaman di putaran kedua FIM Asia Supermoto 2016. Memiliki skill membalap yang mumpuni serta masih belia, Diva diyakini memiliki karier cemerlang di supermoto.

Advertisement

Pemuda bernama lengkap I Gusti Ngurah Diva Ismayana tersebut lebih sering mengikuti Kejuaraan Nasional Motocross. Kini untuk mengembangkan kemampuannya, Diva menjajal ajang balap supermoto.

Dalam putaran kedua FIM Asia Supermoto 2016 yang dihelat di kompleks Stadion Kanjuruhan, Malang, 8-9 Oktober 2016, Diva turun dengan status wild card. Meski begitu, dia mampu tampil gemilang.

Pada sesi latihan bebas pertama yang berlangsung, Sabtu (8/10/2016) siang WIB, Diva berhasil bercokol di urutan ketiga dengan catatan waktu 57,760 detik. Dia tertinggal 1,241 detik dari sesama rider Indonesia, Andre Sondakh, di posisi pertama.

Memasuki free practice kedua, Diva sukses memperbaiki catatan waktunya. Diva yang sudah membalap sejak usia lima tahun ini mengukir waktu 57,696 detik. Sayangnya, torehan tersebut membuat Diva harus puas berada di peringkat tujuh. Dia tertinggal 2,698 detik dari pebalap asal Malaysia, Mohamad Al Amirul yang mencatatkan waktu tercepat.

Berhasil menembus 10 besar pada sesi latihan bebas membuat Diva Ismayana merasa cukup puas. Apalagi, ini adalah pertama kalinya dia mengikuti ajang balap supermoto. Selain itu, persiapannya untuk berlaga pada putaran kedua FIM Asia Supermoto 2016 baru 70 persen.

"Saya bisa mengikuti balapan ini karena mendapatkan wild card dari om Daniel Tangka yang memiliki tim Djagung Racing Factory. Ini juga baru pertama kali saya mencoba supermoto, jadi belum tahu bagaimana rasanya mengikuti balapan ini," jelas Diva saat ditemui Bola.com di paddock tim Indonesia.

"Awalnya saya tidak terlalu suka, namun setelah mencoba saya mulai menyukai balapan supermoto dan rasanya seru. Saya hanya latihan dua jam untuk menyesuaikan dengan motor ini. Baru kali ini saya mengikuti balapan supermoto, tadinya lebih sering mengikuti ajang motocross," lanjutnya.

Memasuki sesi kualifikasi time trial, pebalap kelahiran 26 Oktober 2000 ini harus bekerja keras untuk meraih posisi start terbaik. Sebab, para pebalap top, mulai dari Australia, Malaysia, hingga Selandia Baru memperlihatkan penampilan terbaiknya.

Hujan deras yang mengguyur Stadion Kanjuruhan turut membuat Diva sedikit kesulitan memacu motornya. Bahkan, dia sempat terjatuh dari tunggangannya akibat genangan air yang membasahi lintasan.

Kendati terjatuh dari motor, Diva Ismayana masih mampu melanjutkan kualifikasi dan meraih posisi start ke-10 dengan catatan waktu terbaik 56,879 detik. Torehan waktunya tersebut jauh lebih baik ketimbang rider dari Singapura, Hongkong, Thailand, hingga Amerika Serikat.

"Tadi hanya tergelincir, cuma tak ada masalah, saya hanya merasa sedikit sakit di bahu. Namun masih bisa melanjutkan balapan," jelas Diva usai kualifikasi.

Diva yang selangkah lagi meraih trofi Kejuaraan Nasional Motocross 2016 kelas MX2 Junior, berambisi menembus lima besar FIM Asia Supermoto level Asia. Dia pun langsung tancap gas dalam balapan yang digelar pada Minggu (9/10/2016) siang WIB.

Pada race pertama, pebalap nomor 226 ini berhasil menyudahi balapan di peringkat keenam dengan catatan waktu 22 menit 45,932 detik. Dia tertinggal 53,373 detik dari pebalap asal Selandia Baru, Richard Dibben, yang mampu finis terdepan.

Memasuki race kedua, Diva yang memperkuat tim Bali MX pada kejurnas motocross gagal mempertahankan laju bagusnya. Dia harus puas berada di peringkat 10 dengan catatan waktu 19 menit 39,694 detik, terpaut 3,223 detik dari Dibben yang lagi-lagi berada di peringkat pertama.

Meski gagal meraih gelar juara, Diva Ismayana sukses mememenuhi targetnya, yakni menghuni lima besar kelas Asia. Diva menempati posisi kelima dengan mengumpulkan 32 poin.

Dia meraih 18 poin pada race pertama, dan satu angka pada race kedua. Diva tertinggal 15 poin dari Mohammad Al Amirul yang berhasil meraih podium juara putaran kedua FIM Asia Supermoto 2016 kelas Asia.

Tampil gemilang pada keikutsertaannya yang perdana di supermoto, Diva diyakini akan mememiliki karier yang cemerlang. Pria yang sudah meraih gelar juara motocross pada usia tujuh tahun ini hanya tinggal beradaptasi dengan motor, dan terus meningkatkan jam terbang dengan mengikuti berbagai lomba supermoto.

"Saya nilai karier Diva di supermoto terbuka lebar, karena dia masih muda, dia juga sempat bertanding di road race, dan motocross pun masuk peringkat kedua kejuaraan nasional dan penentuannya pada seri terakhir," jelas pemilik tim Djagung Racing Factory, Daniel Tangka.

Diva mengaku menikmati balapan perdananya di ajang FIM Asia Supermoto 2016. Dia pun berencana untuk turun secara reguler pada ajang ini, namun berharap tidak berbenturan dengan kejurnas motocross.

"Saya ingin bisa mengikuti semua seri FIM Asia Supermoto. Tetapi, untuk sekarang masih fokus pada Kejuaraan Nasional Motocross," ujar penggemar rider motocross asal Jerman, Ken Roczen tersebut.