Bola.com, Jakarta - Kelompok 85 yang merupakan mayoritas pemegang suara dalam kongres PSSI masih tetap solid meski Kongres Pemilihan PSSI harus diundur hingga maksimal 10 November 2016.
Selain itu K-85 masih mengikuti anjuran pemerintah dan instruksi dari FIFA terkait jadwal kongres yang baru. K-85 pun menunggu ajakan duduk bersama dari PSSI untuk membahas mengenai jadwal Kongres Pemilihan PSSI seandainya bisa menjadi lebih cepat.
Dalam surat yang dikirim oleh FIFA kepada Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, tertulis bahwa Kongres Pemilihan PSSI yang seharusnya digelar pada 17 Oktober 2016 harus dimundurkan lantaran masalah penentuan lokasi. FIFA pun memberikan tenggat waktu maksimal pelaksanaan Kongres Pemilihan PSSI itu pada 10 November 2016 dan tak boleh lagi mundur lebih dari tanggal tersebut.
Dengan demikian, ada kemungkinan Kongres Pemilihan PSSI lebih cepat dari tenggat waktu yang diberikan oleh FIFA. Namun, K-85 sebagai pemegang suara mayoritas dalam pemilihan Ketua Umum PSSI yang baru untuk periode 2016-2020, tidak ingin gegabah dalam pergerakan untuk menentukan jadwal kongres yang baru.
Baca Juga
"Kami berharap PSSI mengajak kami duduk bersama, juga dengan Kemenpora. Sekarang memang sudah diputuskan oleh FIFA paling lambat kongres dilakukan pada 10 November. Kami akan tunggu ajakan Bapak Hinca Pandjaitan selaku Plt Ketum PSSI untuk duduk bersama. Kami belum ada rencana dan wacana membuat kongres lebih cepat dari batas waktu itu, tapi kami ingin mengajak semua pihak termasuk pengurus PSSI untuk duduk bersama mencari solusi soal waktu kongres," ujar humas K-85 yang juga pemegang suara dari Persija Timur, GH Sutedjo, kepada wartawan di Stadion Bea Cukai, Jakarta Timur, Minggu (16/10/2016).
Anggota K-85 sudah berada di Jakarta sejak Jumat (14/10/2016) setelah Kemenpora melalui Gatot S Dewa Broto menuliskan surat terkait penunjukan Jakarta sebagai lokasi Kongres PSSI sebagai alternatif setelah usulan Kemenpora untuk menggelar kongres PSSI di Yogyakarta tidak mendapatkan respons baik karena PSSI beralasan penentuan Makassar sebagai lokasi kongres melalui mekanisme yang tepat yaitu rapat Exco PSSI.
Kongres PSSI di Makassar pun batal dan surat dari FIFA menegaskan bahwa 10 November 2016 adalah batas akhir untuk terselenggaranya kongres. K-85 pun siap untuk tetap berkomitmen bersama untuk memajukan sepak bola Indonesia ke arah yang lebih baik dan tidak ada rasa khawatir akan adanya perpecahan setelah batalnya kongres digelar pada 17 Oktober.
"Kami berkumpul di Jakarta sebenarnya adalah sebagai bentuk persiapan kami jika kongres benar-benar digelar. Jika Kongres jadi digelar di Makassar, kami pun akan tetap berangkat ke sana. Kami sudah siap dari Jumat. Sampai saat ini semua bermain sepak bola di sini adalah bentuk konsistensi voters untuk tetap berasama. Kami sudah bersama sejal lima bulan lalu, jadi kami tetap solid dan komunkasi antara voter-voter ini juga sangat baik," ujar GH Sutedjo.
Sementara itu, Presiden Persija Jakarta, Ferry Paulus, pun menyuarakan keyakinan yang sama. Menurut Ferry Paulus, K-85 yang kini memiliki 94 anggota voters akan tetap solid karena kebersamaan dan kesamaan visi yang mereka miliki sejak beberapa bulan yang lalu.
"K-85 ini berdiri dan sudah bersama bukan baru satu atau dua minggu, kami sudah bersama hampir satu tahun. Faktor kedekatan itu membuat kami semua tetap solid. Tujuan kami dalam kelompok ini hanya semata-mata untuk memperbaiki sepak bola kita. Kami tidak berambisi untuk menjadi pengurus PSSI atau telibat dalam pengurusan. Kami mau membawa teman-teman yang punya potensi lebih baik dari kami demi memperbaiki sepak bola Indonesia," ujar Ferry Paulus di tempat yang sama.