Bola.com, Phillip Island - Pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, langsung klik dengan motor MotoGP Honda RC213V pada musim debut di MotoGP pada 2013. Marquez mengaku bisa melakukan adaptasi secara kilat karena mempelajari data rider yang dia gantikan, Casey Stoner.
"Setelah melihat data milik Casey, saya sadar tak bisa mengendarai motor RC213V seperti dia. Limitnya sangat jauh. Dia membuka gas secara agresif seperti mengendarai motor kelas 125cc sehingga motor jadi tak seimbang saat berakselerasi. Kalau membuat kesalahan, Anda bisa terjatuh," kata Marquez seperti dilansir MCN, Rabu (26/10/2016).
Baca Juga
Marquez akhirnya memutuskan mengikuti gaya balap agresif Stoner yang sudah terbukti membuahkan gelar MotoGP 2011 bersama Repsol Honda. Hanya, Marquez melakukan modifikasi ekstrem dengan mengubah limit motor dari jauh menjadi lebih dekat.
"Saat ganti melihat data saya, giliran Casey yang terkejut. Dia mengatakan tak bisa mengikuti gaya saya karena ban depan motor bisa terkunci saat mengerem. Senang rasanya orang sekaliber Casey mengatakan hal yang bagus tentang saya. Namun, jangan lupa saya juga mengatakan hal yang sama saat melihat datanya," ujar Marquez.
Marquez sukses besar dengan gaya balap ultra-agresif karena didukung motor yang kompetitif. Si Bayi Alien tampil dominan pada dua musim pertamanya di MotoGP pada 2013 dan 2014 dengan selalu menjadi juara dunia.
Namun, gaya ultra-agresif Marquez kurang pas digunakan saat motor RC213V tak kompetitif pada MotoGP 2015. Marquez kerap terjatuh karena menggeber motor melewati limit sehingga gagal merebut titel.
Belajar dari pengalaman pahit pada MotoGP 2015, Marquez memutuskan mengubah gaya balapnya pada MotoGP 2016. Hasilnya, Marquez kembali menjadi juara dunia.
"Saya tetap agresif, tapi lebih halus. Sekarang saya berusaha selalu menggeber motor di bawah limit. Saya bukan takut jatuh, tapi memang tak perlu sampai melewati limit," kata Marc Marquez.