Bola.com, Jakarta - Thailand sempat dilanda kebimbangan antara dua pilihan, yakni Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Asia dan Piala AFF 2016. Sebagai raksasa Asia Tenggara, tim besutan Kiatisuk Senamuang membidik satu level lebih tinggi di Piala Dunia.
Akan tetapi, perjalanan menuju Rusia tak mudah. Timnas Thailand menjadi juru kunci Grup B, setelah menelan empat kekalahan, yakni melawan Arab Saudi (0-1), Jepang (0-2), UEA (1-3), dan pada laga terbaru, mereka digulung Irak 0-4.
Hal itu membuat Thailand langsung mengalihkan fokus utama ke Piala AFF 2016, meski masih menyisakan enam pertandingan lagi. Pada akhir Oktober 2016, Federasi Sepak Bola Thailand (FAT), merilis skuat yang akan diturunkan pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Australia di Bangkok, 15 November 2016.
Kiatisuk pada awalnya hanya memanggil 23 pemain. Mamun, Thailand menambah kekuatan menjadi 27 pemain, termasuk bintang Suphanburi, Charyl Chappuis, bintang Timnas Thailand yang melejit pada Piala AFF 2014.
Dengan komposisi utama seperti itu, Thailand jelas tim yang paling ditakuti di babak penyisihan Grup B Piala AFF 2016 yang digelar di Filipina. Indonesia negara pertama yang akan merasakan bagaimana skuat Negeri Gajah Putih ‘mengamuk’ setelah babak belur di Kualifikasi Piala Dunia.
Kiatisuk Senamuang bisa dibilang memiliki modal yang paling mentereg dibanding tiga kontestan lain di Grup B. Perpaduan Thailand antara pemain muda dan senior rasanya jadi kombinasi paling pas dibanding komposisi pemain Singapura, Filipina, dan Indonesia.
Dalam sepak terjang mereka di Piala AFF, Thailand memang memiliki catatan apik dengan meraih titel empat kali. Namun, mereka ‘hilang’ dari radar pertarungan babak final sejak 2004 hingga 2012.
Dalam rentang lima edisi tersebut, Thailand harus puas sebagai runner-up selama tiga kali, yakni 2007, 2008, dan 2012. Sementara, pada 2004 dan 2010 mereka tak lolos dari babak penyisihan grup.
Setelah absen menjadi juara dalam lima edisi Piala AFF, Thailand tampil menggebrak pada edisi 2014. Timnas Thailand hanya kalah sekali dalam tujuh pertandingan.
Kekalahan terjadi di partai puncak melawan Malaysia pada leg kedua dengan skor 2-3. Namun, mereka tetap menjadi juara karena unggul agregat gol setelah menang pada leg pertama dengan skor 2-0.
Data tim
Tim : Thailand
Julukan : The Elephant War
Pelatih: Kiatisuk Senamuang
Kapten: Theerathon Bunmathan
Most caps: Kiatisuk Senamuang (134 pertandingan)
Top scorer: Piyapong Pue-on (77 gol)
Prestasi: Juara Piala AFF 1996 (Tiger Cup), Piala AFF 2000, Piala AFF 2002, Piala AFF 2014
Daftar Skuat Sementara
Kiper: Sinthaweechai Hathairattanakool (Suphanburi), Kawin Thamsatchanan (Muangthong United), Chanin Sae-ear (Chonburi)
Belakang: Theerathon Bunmathan (Muangthong United), Tanaboon Kesarat (Chiangrai United), Narubadin Weerawatnodom (Buriram United), Peerapat Notchaiya (Muangthong United), Pratum Chuthong (Chiangrai United), Koravit Namwiset (Buriram United), Tristan Do (Muangthong United), Adison Promrak (Muangthong United), Pravinwat Boonyong (Bangkok Glass), Nattapon Malapun (Chonburi)
Tengah: Adul Lahsoh (Suphanburi), Chanathip Songkrasin (Muangthong United), Kroekrit Thaweekarn (Chonburi), Sarach Yooyen (Muangthong United), Mongkol Tossakrai (Muangthong United), Pokklaw Anan (Chonburi), Sarawut Masuk (Bangkok Glass), Prakit Deeprom (Chonburi), Charyl Chappuis (Suphanburi), Rungrath Poomchantuek (Ratchaburi Mitr Phol), Siwapong Jarernsin (Sisaket)
Depan: Teerasil Dangda (Muangthong United), Tana Chanabut (Port), Siroch Chatthong, (Ubon UMT United), Chenrop Samphaodi (BEC Tero Sasana)
Pelatih
Kiatisuk spesial bagi Timnas Thailand. Tiga gelar Piala AFF telah dia raih saat masih menjadi pemain, yakni 1996, 2000, dan 2002. Dia pun menjadi pemain Thailand dengan caps terbanyak, yakni 131 penampilan dan mencetak 70 gol.
Perjalanan karier Kiatisuk Senamuang menjadi pelatih kepala tim Negeri Gajar Putih lurus tanpa jalan terjal. Setelah dipanggil pada 2013 untuk menangani Timnas U-23 pada SEA Games 2013, hanya berselang enam bulan dia langsung merangkap jabatan sebagai pelatih timnas senior, menggantikan pelatih asal Jerman, Winfried Schafer.
Hasil manis Timnas U-23 dengan meraih medali emas SEA Games dan melaju hingga semifinal Asian Games sudah cukup menjadi bukti masa depan Timnas Thailand ada di tangan Kiatisuk.
Piala AFF 2014 adalah ujian bagi Kiatisuk selanjutnya. Dalam ajang ini, Kiatisuk memang memiliki modal kuat, pemain berpengalaman seperti Teerasil Dangda hingga pemain muda Chanathip Songkrasin dan Theerathon Bunmathan. Mahkota pertama Piala AFF pun diraih Kiatisuk saat menjabat sebagai pelatih.
Tahun ini, dia membidik kembali meraih gelar, setelah gagal dalam lima pertandingan kualifikasi Piala Dunia, di mana Thailand belum pernah meraih kemenangan.
Kiatisuk Senamuang memukul rata soal penilaiannya terhadap kontestan Piala AFF 2016. Dilansir dari Siam Sport, Kiatisuk bahkan menganggap Indonesia sebagai ancaman, setelah kembali ke pentas internasional pasca sanksi FIFA dicabut.
Bintang
Chanathip Songkrasin berusia 19 tahun saat menjalani debut pada ajang Piala AFF, yakni pada edisi 2012. Gelandang kelahiran Nakhon Pathom, 5 Oktober 1993 adalah pemain berusia 25 tahun ke bawah dalam skuat sementara Piala AFF 2016 dengan caps terbanyak. Dalam usia 23, Chanathip mengoleksi 31 caps dengan total empat gol.
Gelandang lincah yang mendapat julukan Messi Jay karena postur mungil, sentuhan dan kontrol bola, serta kecepatannya juga telah mengoleksi banyak gelar bersama timnas dalam usia muda. Chanathip menyabet juara Piala AFF 2014, medali emas SEA Games (2013 dan 2015), Piala AFF U-19 2011, serta tampil di semifinal Asian Games 2014.
Prestasi gemilang lain yang diraih gelandang Muangthong United adalah sebagai pemain terbaik Piala AFF 2014 dan menjadi pemain terbaik termuda (21 tahun) dalam sejarah Piala AFF.
Chanathip juga menjadi pemain muda terbaik Thai Premier League 2013 dan pernah mendapat tawaran dari klub J League, Gamba Osaka pada awal 2013. Kemudian pada akhir 2013 Shimizu S-Pulse juga dikabarkan ingin mendatangkannya.