Bola.com, Jakarta - Duel klasik Persija Jakarta melawan Persib Bandung pada putaran kedua Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo akan tersaji di akhir pekan ini, tepatnya pada Sabtu (5/11/2016). Pertemuan kedua tim yang penampilannya masih kurang konsisten ini akan diwarnai nuansa gengsi ketimbang agenda memperbaiki posisi di klasemen.
Tuan rumah Persija yang sempat menuai asa dengan mengemas tiga kemenangan beruntun, kini performanya kembali anjlok setelah menelan tiga kekalahan di tiga laga terakhirnya. Cedera dan pemanggilan sejumlah pemain kunci ke tim nasional ditengarai menjadi salah satu penyebab merosotnya penampilan tim asuhan Muhammad Zein “Mamak” Alhadad ini.
Di sisi lain, Persib tampak sedang terjangkit “Sindrom Persiwa.” Dalam empat laga tandang terakhirnya, Maung Bandung hanya memperoleh satu poin dari hasil sekali imbang saat melawan PSM, 29 Oktober. Bertandang ke Sriwijaya FC, Bali United, dan Madura United, tim asuhan Jajang Nurdjaman ini takluk.
Baca Juga
Terlepas dari performa kedua tim dalam beberapa laga ke belakang, menarik untuk membahas duel dua pemain kunci di lini tengah kedua tim: Sutanto Tan vs Kim Jeffrey Kurniawan. Kedua gelandang yang memiliki darah Tiong Hoa ini diprediksi akan menjadi starter di laga nanti.
Kesempatan dan Peran Berbeda di Bawah Pelatih Baru
Pada pertemuan pertama (16/08/2016) lalu, Kim menjadi starter dan bermain 90 menit penuh, sedangkan Sutanto masuk dari bangku cadangan pada menit ke-78. Di laga yang berakhir dengan skor kacamata itu, Persija masih ditangani oleh Paulo Camargo, yang memang jarang memberi kesempatan bermain bagi Tanto. Ketika tongkat kepelatihan pindah ke tangan Mamak, pemain bernomor punggung 8 ini kerap menjadi pilihan utama.
Di bawah asuhan Camargo, Tanto hanya mengumpulkan 330 menit bermain dari 8 penampilan, yang 6 diantaranya adalah sebagai pemain cadangan. Namun, saat Persija ditangani oleh caretaker Jan Saragih dan kini Mamak, eks pemain Mitra Kukar ini menjadi starter di 8 dari total 9 pertandingan, dan mengumpulkan 654 menit bermain.
Sedangkan Kim merupakan salah satu pemain “boyongan” Dejan Antonic kala pelatih asal Serbia tersebut ditunjuk untuk menangani Persib. Di bawah asuhan Dejan, Kim lebih diberi peran sebagai satu dari ball winner ganda di lini tengah Persib. Peran tersebut membatasi kreativitas dan ketajaman Kim.
Setelah Jajang kembali duduk di kursi pelatih, Kim bermain lebih fleksibel dan kerap merangsek ke depan untuk mengeksekusi peluang. Hasilnya, tiga gol sudah ia cetak hingga pekan ke-26 TSC.
Statistik Kim Jeffrey
Kim Unggul Secara Statistik
Dengan usia yang lebih tua dan pengalaman bermain di persepak bolaan Indonesia yang lebih banyak, statistik Kim unggul atas Tanto di sejumlah aspek. Kim yang sudah berusia 26 tahun dan pernah turun di Liga Primer Indonesia dan Liga Super Indonesia memiliki jumlah penampilan dan menit bermain yang lebih banyak ketimbang Sutanto, yang saat ini baru berusia 22 tahun.
Kim sudah tampil sebanyak 21 kali, mengantongi 1648 menit bermain, dan mencetak 3 gol hingga pekan ke-26,. Sementara Tanto baru tampil 17 kali selama 984, dan belum pernah mencetak gol.
Dari aspek menyerang, selain dalam hal gol, Kim juga lebih banyak menciptakan peluang (12) dan melepas tembakan ke arah gawang (8) ketimbang Tanto, yang baru menciptakan 6 peluang.
Demikian juga dalam aspek bertahan. Angka rata-rata upaya tekel per pertandingan Kim (4.9) unggul atas Tanto (2.8). Persentase tekel sukses Kim (67%) juga berada di atas Tanto (40%). Rendahnya angka persentase tekel sukses Tanto membuatnya lebih sering melakukan pelanggaran (1.5/ pertandingan) dan memperbesar risiko terkena kartu kuning. Tanto sudah menerima 5 kartu kuning dan harus absen 2 kali akibat sanksi akumulasi, sementara Kim baru terkena 1 kartu kuning hingga pekan ke-26.
Perbedaan Komposisi Tim
Performa Kim yang memang lebih baik ketimbang Sutanto tidak hanya karena pengalaman dan usia yang lebih matang. Faktor komposisi tim juga turut memengaruhi kinerja dan pencapaian adik ipar dari Irfan Bachdim ini.
Di Persib, Kim bermain dengan barisan gelandang hebat yang kenyang pengalaman. Hariono yang merupakan mantan penggawa tim nasional Indonesia membuat fokus Kim untuk membantu pertahanan dapat diminimalisir. Sementara untuk urusan membangun serangan, ada Robertino Pugliara dengan teknik dan kreativitas khas Argentino, yang ironisnya merupakan mantan penggawa Persija.
Sedangkan di Persija, Sutanto kerap didampingi oleh Hong Soon-hak, yang juga merupakan pemain debutan di sepak bola Indonesia. Gelandang asal Korea tersebut saling berbagi peran dengan Tanto, baik saat bertahan maupun kala melakukan serangan, mengingat di skuat Macan Kemayoran tidak ada sosok playmaker.