Bola.com, Jakarta - Harapan Persebaya untuk bisa berkompetisi pada musim depan tampaknya jauh panggang dari api. Sebab, agenda pembahasan penghapusan sanksi Persebaya dan lima klub lainnya ditolak oleh mayoritas voters yang hadir dalam Kongres Pemilihan PSSI, Kamis (10/11/2016), di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara.
Total ada 84 voters yang menolak agenda pemulihan status dibahas dalam kongres kali ini, sementara pemilik suara yang menerima agenda pembahasan hanya 10 saja. Lantaran kalah dalam pemungutan suara, agenda pembahasan pemutihan hukuman kepada Persebaya dan lima klub lain tidak dibahas.
Keruan saja, hal ini membuat perwakilan Persebaya kecewa berat. Dua wakil Persebaya yang datang sebagai peninjau di Kongres PSSI kali ini, Direktur Pengembangan dan Bisnis Persebaya, Kardi Suwito, dan manajer Persebaya, Choesnoel Farid, mempertanyakan alasan forum menolak agenda ini untuk dibahas.
Mereka juga mempertanyakan janji Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang menyatakan tinggal menunggu pengesahan di kongres saja. Seperti diketahui, melalui rapat Exco PSSI di Solo September lalu, memutuskan status Persebaya dan lima klub lain dipulihkan. Namun, kenyataannya di Kongres PSSI kali ini mayoritas voters menolak untuk dibahas.
Baca Juga
Merasa janji tersebut telah diingkari, Kardi dan Farid memilih keluar dari arena kongres. Persebaya mempertanyakan keabsahan Bhayangkara FC yang hadir di kongres kali ini datang sebagai voters. Pasalnya, pada Kongres Luar Biasa lalu, mereka diundang atas nama Persebaya Surabaya.
"Kami mempertanyakan apa maksud semua ini. Jelas saja kami kecewa karena ini tidak sesuai dengan janji mereka sebelumnya," ujar Kardi.
"Kami ini Persebaya yang sah, semestinya kami yang berhak ikut serta dalam pemilihan kepengurusan PSSI," imbuh Choesnoel Farid.
"Tidak adil bagi kami rasanya jika kubu seteru dibiarkan ikut serta dalam proses pemilihan. Kami tidak mau macam-macam hanya ingin agar hak kami dihargai oleh PSSI. Patut dicatat kami tidak pernah keluar dari keanggotan PSSI, karena pada tahun 2012 kami ikut serta dalam kompetisi resmi PSSI, Indonesia Primer League," ucap Choesnoel.
Kubu Persebaya pantas kecewa karena dengan penolakan ini, mereka dipastikan tidak bisa mengikuti kompetisi musim depan. Kalau pun di kongres tahunan nanti pemulihan status mereka dibahas, itu tak akan membuat Persebaya bisa berkompetisi karena di saat itu kompetisi diperkirakan sudah berjalan.
"Kalau kami tidak bisa berkompetisi lagi, itu sebuah penzaliman terhadap Persebaya, Bonek Mania, dan publik Surabaya. Kami tetap akan memperjuangkan nasib kami dan melawan, dan kami tidak akan berhenti sebelum status Persebaya mendapat kepastian," cetus Kardi.