Bola.com, Jakarta - Edy Rahmayadi dipastikan menakhodai PSSI periode 2016-2020. Jenderal bintang tiga itu meraih 76 suara mengalahkan Moeldoko (23 suara), dan Wali Kota Batu, Eddy Rumopoko (1 suara), dan tiga kandidat lainnya yang tidak mendapatkan suara dalam Kongres Pemilihan PSSI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/11/2016).
Kemenangan itu disambut semringah salah satu voters, yakni Persis Solo. Tim Laskar Sambernyawa memang salah satu bagian dari Kelompok 85 (K-85), kelompok yang mengusung pencalonan Edy Rahmayadi.
"Kami bersyukur dan tentu gembira akhirnya Pak Edy menjadi ketua umum. Ini sesuai harapan kami dan tentunya K-85 yang selalu konsisten mendukung beliau," kata CEO Persis, Paulus Haryoto kepada Bola.com.
Paulus menjelaskan sedari dulu otoritas sepak bola tertinggi di Tanah Air membutuhkan figur yang memiliki power dan komitmen untuk memperbaiki tata kelola sepak bola. Dengan berlatar belakang seorang militer, Edy dinilai punya disiplin dan ketegasan untuk menata sepak bola ke arah yang lebih baik. Komitmen untuk membawa PSSI ke arah yang lebih baik akan terus dijaga.
Baca Juga
Paulus Haryoto, yang juga anggota DPRD Kota Surakarta itu optimistis, Edy Rahmayadi mampu membawa perubahan di tubuh PSSI termasuk tata kelola sepak bola Indonesia.
"Pasti akan ada pembenahan di PSSI yang lebih. Kami berharap, setelah ini, ketua umum dan dan pengurus segera memantapkan organisasi dan penyusunan kompetisi yang akan datang," tuturnya.
Soliditas pemegang suara yang tergabung dalam Kelompok 85 berperan besar terhadap suksesnya Eddy melenggang ke singgasana PSSI 1. Edy Rahmayadi, yang menjadi pembina PS TNI menggantikan La Nyalla Mattalitti, yang mengundurkan diri karena sedang menjalani proses hukum.
Di sisi lain, dua hari terakhir K-85 memang terlihat kompak di arena kongres. Mereka menggunakan penanda kaos dan pin untuk mempertegas jadi diri kelompok.