Bola.com, Jakarta - Tinggal sepekan lagi turnamen sepak bola di Asia Tenggara, Piala AFF 2016, mulai bergulir. Tahun ini, Myanmar dan Filipina menjadi tuan rumah bersama di fase penyisihan grup putaran final. Filipina menjamu tamu di Grup A sedangkan Myanmar di penyisihan Grup B.
Sebanyak delapan peserta sudah bersiap terjun untuk memperebutkan gelar juara Piala AFF edisi ke-11 ini. Pemain-pemain terbaik, pelatih paling andal disiapkan setiap peserta demi prestasi tertinggi jadi juara.
Meski hingga Minggu (13/11/2016) pagi belum ada skuat final yang dirilis oleh kedelapan peserta, tim pelatih sudah mengirimkan daftar 40 pemain yang disiapkan tampil di Piala AFF 2016.
Saat ini tim-tim peserta juga sudah mulai mengurangi jumlah pemain dalam tim proyeksi masing-masing. Indonesia misalnya, tinggal menyisakan 24 pemain lagi atau Thailand yang dihuni 27 pemain serta Filipina yang berisikan 25 pemain.
Baca Juga
Rata-rata dari tim peserta baru akan mengumumkan skuat final pada pekan depan, kisaran tanggal 15-16 November atau berjarak tiga-empat hari dari kick-off Grup A (19 November) dan Grup B (20 November). Bisa jadi, skuat final diumumkan lebih cepat dari itu.
Dipastikan hanya pemain terbaik yang akan dibawa. Itulah mengapa Piala AFF 2016 cukup dinanti bagi penggemar si kulit bundar di kawasan ASEAN. Mereka ingin melihat aksi-aksi terbaik pesepak bola Asia Tenggara sembari mendukung tim kesayangan.
Namun, pada penyelenggaraan Piala AFF 2016 yang memasuki tahun ke-20 ini (Piala AFF kali pertama bergulir pada 1996 dengan nama Piala Tiger), sejatinya fans sepak bola ASEAN bakal kehilangan alias tidak bisa menyaksikan aksi beberapa pemain bintang yang harus absen dari timnas karena alasan tertentu.
Meski absen dari timnas serta tidak turun di Piala AFF 2016, beberapa pemain itu tetap pantas dilabeli bintang karena prestasinya selama ini bersama timnas masing-masing, terutama saat tampil di Piala AFF.
Siapa saja pemain bintang namun absen di Piala AFF 2016 itu? Bola.com memilihkannya untuk Anda:
Safiq Rahim
1. Safiq Rahim
Tidak hanya fans, pelaku sepak bola Malaysia sangat terkejut ketika Safiq Rahim menyampaikan pengunduran diri sebagai kapten timnas Malaysia sekaligus dari timnas Harimau Malaysia pada medio Juli 2016.
Pengunduran diri secara tiba-tiba itu bak petir di siang bolong karena sebelumnya tidak ada tanda-tanda apapun yang diperlihatkan Safiq Rahim, kapten timnas Malaysia beberapa tahun terakhir.
Safiq memutuskan pensiun dari timnas Malaysia di usia yang terbilang masih layak bermain, yakni 29 tahun.
Permainannya juga masih oke karena ia jadi tokoh sentral di klubnya, Johor Darul Ta'zim. Ia tidak cedera juga tidak ditepikan pelatih timnas.
Safiq Rahim mundur dari timnas dengan alasan ingin terjadi regenerasi di skuat Harimau Malaysia. Maklum, Safiq Rahim sudah jadi tulang punggung timnas Malaysia sejak delapan tahun terakhir.
Kehilangan pun sangat dirasakan timnas Malaysia dan publik sepak bola Malaysia. Upaya pelatih timnas Malaysia, Ong Kim Swee, agar Safiq Rahim merevisi keputusannya, tidak membuahkan hasil. Bahkan rekan setim di JDT, yang merupakan wakil kapten timnas Singapura, Hariss Harun, juga berupaya membujuk sang kolega kembali ke timnas Malaysia. Namun, lagi-lagi Safiq Rahim bergeming.
Safiq Rahim sempat mengungkapkan ada peluang dirinya kembali ke timnas Malaysia di masa mendatang, secara khusus setelah tugasnya di JDT pada musim ini tuntas. Hanya, ia tidak akan tampil di Piala AFF 2016 karena namanya tidak masuk pemain yang didaftarkan untuk Piala AFF kali ini.
Sebuah kerugian besar tidak hanya bagi timnas Malaysia, melainkan juga pencinta sepak bola ASEAN harus kehilangan dan tidak bisa melihat aksi Safiq Rahim yang berperan besar dalam raihan gelar juara bagi timnas Malaysia di Piala AFF 2010.
Kyaw Ko Ko
2. Kyaw Ko Ko
Tidak bisa dimungkiri, Kyaw Ko Ko merupakan salah satu pemain Myanmar yang paling dikenal oleh publik sepak bola Asia Tenggara. Penyerang 23 tahun itu menyita perhatian fans di ASEAN berkat penampilan gemilangnya di SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta, Indonesia.
Ketika itu, Timnas Myanmar U-23 yang dilatih Stefan Hansson, jadi kuda hitam dan berhasil merebut medali perunggu. Sejak itu, Kyaw Ko Ko jadi andalan di lini depan The White Angels, julukan timnas Myanmar.
Ia dianggap sebagai salah satu striker terbaik Myanmar. Kyaw Ko Ko mencetak enam gol dari 38 caps bersama timnas Myanmar sejauh ini, sebelum ia didepak dari timnas Myanmar proyeksi Piala AFF 2016.
Kyaw Ko Ko dipastikan tidak akan tampil di Piala AFF 2016 setelah dirinya bersama gelandang Thiha Zaw dipulangkan pada akhir September 2016, oleh pelatih Gerd Zeise saat timnas Myanmar menjalani pemusatan latihan sekaligus rangkaian uji coba di Eropa.
Tidak ada penjelasan resmi atas pemulangan itu. Namun ditenggarai, gaya permainan Kyaw Ko Ko dan Thiha Zaw yang dianggap terlalu individualistis tidak sesuai dengan misi bermain yang diusung Gerd Zeise. Ketidakharmonisan itulah yang membuat Gerd Zeise memilih menepikannya dari timnas Myanmar.
Alhasil, selama Gerd Zeise jadi pelatih timnas Myanmar atau selama Kyaw Ko Ko tidak mengubah gaya mainnya, sulit buat striker Yangon United itu kembali ke timnas.
Neil Etheridge
3. Neil Etheridge
Timnas Filipina harus merelakan kiper berpengalaman mereka, Neil Etheridge, absen di Piala AFF 2016. Meski namanya masuk daftar skuat sementara 40 pemain yang didaftarkan ke AFF, Etheridge absen karena tidak dilepas oleh klubnya, Walsall FC, yang berkompetisi di kasta ketiga Liga Inggris (League One).
Seperti diketahui, Piala AFF digelar di luar kalender FIFA sehingga memang menyulitkan bagi pemain yang berkiprah di Benua Biru atau liga lain di luar Asia, apalagi bila sang pemain merupakan pemain inti di klub itu.
Meski sang kiper kecewa karena tidak bisa tampil di Piala AFF yang untuk kali pertama dimainkan di negara sendiri, Filipina, sejatinya timnas Filipina tidak terlalu kehilangan Neil Etheridge.
Pasalnya, sejak bermain di Benua Biru dan jadi pemain inti, kiper 26 tahun itu memang sulit memperkuat The Azkals pada pertandingan di luar laga resmi. Alhasil, ia hanya tampil pada laga-laga persahabatan atau uji coba resmi sesuai kalender FIFA.
Sejauh ini Neil Etheridge baru tampil di Piala AFF 2010, yang membuat namanya mencuat ke seantero Asia Tenggara berkat performa gemilang dan kontribusi besarnya membawa timnas Filipina jadi kuda hitam sekaligus menembus semifinal.
Tanpa sang bintang, timnas Filipina mengandalkan Patrick Deyto, Roland Muller, dan Nicholas O'Donnel. Hanya, tentu akan lebih baik jika pemain sarat pengalaman seperti Neil Etheride bisa bergabung di Piala AFF karena bisa membuat gengsi turnamen makin tinggi.
Cristian Gonzales
4. Cristian Gonzales
Tidak akan ada yang membantah bila Cristian Gonzales disebut pemain bintang. Kiprahnya di level klub maupun Timnas Indonesia selama ini sudah membuktikan itu semua.
Namun, untuk kali ini, penyerang naturalisasi asal Uruguay itu terpaksa mengubur impiannya bisa berkostum Merah-Putih di Piala AFF 2016. El Loco, julukan Cristian Gonzales, ditepikan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, meski performanya di level klub terbilang panas.
Mantan striker Persik dan Persib itu tidak masuk 40 pemain yang didaftarkan PSSI ke AFF. Padahal, banyak kalangan meyakini Cristian Gonzales masih layak membela Tim Garuda kendati usianya menginjak 40 tahun.
Perannya sebagai target man, posisi yang disebut-sebut tidak dimiliki di Timnas Indonesia saat ini, bisa jadi solusi untuk menambah ketajaman Tim Garuda. Ia adalah pencetak gol terbanyak Arema Cronus di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo hingga pekan ke-27 dengan 12 gol.
Pengalamannya bersama Timnas Indonesia selama ini menambah curriculum vitae-nya. Cristian Gonzales termasuk salah satu pemain paling bersinar di Piala AFF 2010 dan 2014. Meski dalam dua edisi Piala AFF itu Timnas Indonesia gagal mengukir prestasi terbaik.
Namun, Alfred Riedl berkata lain. Publik sepak bola Indonesia serta di ASEAN pun bisa jadi kecewa karena tidak bisa menonton aksi Cristian Gonzales di Piala AFF 2016.
Charyl Chappuis
5. Charyl Chappuis
Keputusan pelatih timnas Thailand, Kiatisuk Senamuang, untuk menepikan Charyl Chappuis untuk pertandingan kelima putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Australia serta Piala AFF dianggap mengejutkan sama seperti halnya kembalinya sang pemain ke timnas Thailand yang dinilai sangat cepat pasca cedera panjang.
Pemanggilan kembali Charyl Chappuis setelah dihantam cedera dan beristirahat 20 bulan lamanya, memang mengejutkan. Saat mendapat panggilan untuk bergabung dalam pelatnas kualifikasi Piala Dunia pada pada pertengahan Agustus 2016, pemain Thailand berdarah Swiss itu hanya berselang lima bulan sejak pertama kali ia kembali ke lapangan bersama klubnya, Suphanburi, pada April 2016.
Kemudian di akhir Juni, Charyl Chappuis sudah bisa bermain penuh termasuk menjebol gawang lawan yang membuatnya mendapat panggilan timnas.
Namun, keberuntungan Charyl Chappuis untuk sementara berhenti di situ karena pada 15 November 2016 namanya tak lagi ada dalam daftar pemain yang menjalani TC timnas Thailand. Keputusan ini mengundang reaksi karena pemain 24 tahun itu dianggap pantas masuk timnas.
Kontribusi terbesar sang pemain adalah kala tampil di Piala AFF 2014. Ketika itu Charyl Chappuis jadi pencetak gol terbanyak The War Elephants dengan empat gol, termasuk dua golnya di leg pertama dan kedua partai final melawan Malaysia yang akhirnya membuahkan gelar juara keempat kalinya untuk Thailand.
Meski masuk daftar pemain yang absen di Piala AFF versi Bola.com, berbeda dengan empat nama sebelumnya, Charyl Chappuis sebenarnya masih punya peluang tampil di Piala AFF 2016 karena pada 25 November lalu, Kiatisuk Senamuang memanggilnya lagi bersama tiga rekannya ke TC timnas Thailand dengan status cadangan bila ada pemain yang cedera.
Hanya, melihat persaingan di lini tengah timnas Thailand yang sangat ketat menyusul adanya nama-nama semisal Chanathip Songkrasin, Mongkol Tossakrai, Kroekrit Thaweekarn, Sarach Yooyen, maupun Tanaboon Kesarat yang di kualifikasi Piala Dunia 2016 lebih dipercaya Kiatisuk Senamuang, Charyl Chappuis diprediksi sulit menembus skuat final di Piala AFF 2016.