Bola.com, Jakarta - Keputusan pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl menggunakan formasi 4-4-2 dikritisi oleh Iwan Setiawan. Pelatih kawakan yang kini menukangi Pusamania Borneo FC U-21 tersebut menilai Tim Garuda bak orang melakukan bunuh diri jika memaksakan menggunakan formasi yang kini sudah uzur saat berlaga di Piala AFF 2016 nanti.
"Jangankan bisa juara, bisa lolos ke semifinal Piala AFF 2016 berat!" ungkap Iwan Setiawan, yang dikenal sebagai pribadi blak-blakan saat acara diskusi Bincang Taktik Bola.com-KickOff! Indonesia pada Rabu (16/10/2016) lalu di Kantor Redaksi Bola.com, Jakarta.
Menurut Iwan, ada sejumlah alasan formasi 4-4-2 yang digeber Tim Garuda tidak akan berjalan maksimal.
Baca Juga
"Dengan formasi ini timnas hanya tergantung pada sosok dua gelandang di lini tengah. Mereka bakal kelabakan menghadapi tim-tim yang menggunakan skema 4-2-3-1 atau 4-3-3, yang punya stok gelandang tengah lebih banyak," ungkap Iwan.
"Dua gelandang yang dimiliki pun harus kuat saat bertahan dan menyerang. Faktanya Timnas Indonesia tidak punya pemain yang bisa menjalankan dua tugas itu dengan baik," ujar arsitek asal Aceh tersebut.
Evan Dimas, Stefano Lilipaly kuat menyerang namun lemah dalam bertahan. Sementara itu, Dedi Kusnandar serta Bayu Pradana kuat bertahan tapi lemah menyerang.
"Dengan skema 4-4-2 artinya Indonesia membiarkan lawan dengan leluasa mengobrak-abrik pertahanan, tanpa adangan di sektor tengah," ujar Iwan.
Melihat komposisi pemain yang ada saat ini, Iwan yang pernah melatih Timnas Indonesia U-17 pada 2005 silam itu Tim Merah-Putih lebih safety bermain dengan patron 4-2-3-1.
"Kehadiran dua jangkar akan menciptakan rasa aman di sektor tengah. Mereka bisa melapis pertahanan. Sementara gelandang serang bisa fokus membantu serangan dengan bantuan dua orang winger"
"Manahati Lestusen bisa dimainkan sebagai gelandang jangkar mendampingi Bayu Pradana atau Dedi Kusnandar," tambah Iwan.
Menghadapi lawan-lawan di penyisihan Grup A Piala AFF 2016 dengan reputasi mentereng: Thailand (juara bertahan dan empat kali kampiun turnamen), Singapura (empat kali juara), dan Filipina (semifinalis di tiga edisi terakhir turnamen), Indonesia tidak boleh bermain terbuka.
"Masa persiapan kita pendek, tim pelatih tidak bisa leluasa memilih pemain. Setahun lebih pun Indonesia tidak terlibat laga internasional kompetitif. Dengan segala keterbatasan itu, kita mau nekat bunuh diri mengusung permainan menyerang? Bermain cenderung defensif pilihan pragmatis dan realistis bagi Timnas Indonesia," ujar Iwan.
Mantan pelatih Persija Jakarta serta Persela Lamongan itu menyebut kalau Timnas Indonesia yang dihuni banyak pemain muda butuh pemimpin yang kharismatik. "Boaz Solossa yang bertindak sebagai kapten, cenderung individualis memikirkan diri sendiri. Timnas butuh pemain senior lain sebagai kapten, yang bisa ngemong dan menumbuhkan kepercayaan diri para pemain," papar Iwan.
23 Pemain Timnas Indonesia
Berikut ini skuat resmi Timnas Indonesia di Piala AFF 2016:
Kiper
Andritany Ardhiyasa (Persija Jakarta), Kurnia Meiga Hermansyah (Arema Cronus), Jandia Eka Putra (Semen Padang), Teja Paku Alam (Sriwijaya FC)
Bek
Beny Wahyudi (Arema Cronus), Manahati Lestusen, Abduh Lestaluhu (PS TNI), Fachruddin Wahyudi Aryanto (Sriwijaya FC), Rudolof Yanto Basna (Persib Bandung), Hansamu Yama Pranata (Barito Putera), Abdul Rachman (Persiba Balikpapan), Gunawan Dwi Cahyo (Persija Jakarta)
Tengah
Bayu Gatra Sanggiawan (Madura United), Evan Dimas Darmono (Bhayangkara FC), Dedi Kusnandar (Sabah FA), Bayu Pradana Andriatmoko (Mitra Kukar), Stefano Lilipaly (Telstar FC), Zulham Malik Zamrun (Persib Bandung), Rizky Pora (Barito Putera), Andik Vermansah (Selangor FA)
Depan
Boaz Theofillius Erwin Solossa (Persipura Jayapura), Lerby Eliandry Pong Babu (Pusamania Borneo FC), Ferdinand Alfred Sinaga (PSM Makassar), Muchlis Hadi Ning Syaifulloh (PSM Makassar)
.