Bola.com, Jakarta - Meski memiliki percaya diri tinggi bisa lolos ke semifinal dan bahkan tampil di final Piala AFF 2016, timnas Filipina enggan terlalu jemawa. The Azkals justru lebih nyaman jadi underdog atau tidak diunggulkan, status yang selama ini melekat pada mereka.
Bersama Thailand, Filipina dianggap calon terkuat wakil Grup A ke semifinal lantaran beberapa hal. Filipina dalam tiga edisi terakhir selalu lolos ke semifinal meski setelah itu gagal ke final.
Saat ini, Filipina merupakan negara di ASEAN yang memiliki ranking tertinggi di FIFA. Hal itu menandakan catatan pertandingan Filipina di pentas internasional terbilang apik.
Baca Juga
Keberadaan para pemain keturunan yang memiliki skill dan kualitas individu sepak bola tinggi karena ditempa di negara dengan budaya sepak bola maju, jadi kekuatan Filipina. Ditambah lagi, saat ini mereka bermain di depan publik sendiri karena jadi tuan rumah Piala AFF 2016 bersama Myanmar (Grup B).
Namun, pelatih timnas Filipina, Thomas Dooley, dalam beberapa kesempatan berujar tidak mau timnya dianggap sebagai favorit di turnamen kali ini.
Apa membuat Thomas Dooley enggan bila timnya dilabeli favorit dan lebih memilih status underdog di Piala AFF 2016? Berikut beberapa alasan yang disampaikan pelatih timnas Filipina asal Amerika Serikat itu dalam beberapa kesempatan:
Kehilangan pemain
1. Kehilangan sejumlah pemain penting
Buat Thomas Dooley, batalnya Javier Patino (striker) dan Daisuke Sato (bek) bergabung ke timnas karena tidak dilepas klub masing-masing dinilai cukup berpengaruh pada permainan timnya.
Saat melawan Singapura di laga pertama (19/11/2016), misalnya, para striker yang diturunkan gagal membobol gawang lawan. Cerita bisa lain bila Javier Patino jadi bergabung.
Striker klub Henan Jianye di liga China itu sebenarnya diplot jadi senjata di lini depan. Thomas Dooley menilai Patino adalah salah satu pemain terbaik Filipina. Tidak hanya sudah menunjukkan mampu mencetak gol, dia juga jago mengumpan.
Selain dua pemain itu, Filipina juga bermain tanpa Neil Etheridge, kiper berpengalaman, yang sudah jauh-jauh hari menginformasikan tidak bisa gabung dengan timnas karena tidak dilepas klub. Ada juga Martin Steuble yang terkena sanksi larangan bermain.
"Dengan semua masalah yang terjadi, bisa dibilang kami underdog. bila Anda kehilangan pemain penting, kekuatan Anda akan berkurang beberapa persen," kata Thomas Dooley.
Tidak menganggap jadi tuan rumah
2. Tidak merasa diuntungkan dengan status tuan rumah
"Kami tidak punya keuntungan sebagai tuan rumah," begitu kata Thomas Dooley menjawab pertanyaan apakah timnas Filipina merasa terbantu dengan status tuan rumah di Piala AFF 2016.
Thomas Dooley mengungkapkan fakta menarik, yakni The Azkals tidak memiliki cukup pengalaman bermain di Philippine Sports Stadium yang jadi venue Grup A. "Pengalaman kami bermain di sana mungkin hanya satu-dua kali lebih banyak dari tim lain," ujarnya.
Ia menambahkan terakhir kali bermain di Philippine Sports Stadium (sebelum pertandingan kontra Singapura), lapangan di sana terasa berbeda karena hujan deras.
"Anda hanya punya keuntungan jadi tuan rumah bila memiliki banyak orang yang mendukung dan Anda memainkan setiap pertandingan di stadion yang sama sehingga ada tahu betul setiap bagian di lapangan. Kami tidak," ungkapnya.
Hal itu terjadi karena selama ini timnas Filipina memang bermarkas di Rizal Memorial Stadium yang ada di Manila. Mayoritas pertandingan The Azkals dimainkan di sana termasuk uji coba terakhir melawan Kirgizstan. Latihan rutin juga digelar di Rizal Memorial Stadium.
Minim Dukungan
3. Minim Dukungan
Dibandingkan para pesaing di Grup A, bisa dibilang suporter timnas Filipina tidak seantusias timnas negara lain. Saat laga pembuka lalu, nyaris tidak ada atmosfer mengigit yang terasa di kompleks Philippine Sports Arena, venue pertandingan, yang menandakan bila Filipina punya hajatan turnamen sepak bola terbesar di Asia Tenggara.
Saat tim tuan rumah bertanding melawan Singapura (19/11/2016), total jumlah penonton yang hadir di stadion hanya 4.339 orang. Padahal, kapasitas stadion "hanya" 20 ribu.
Sebelum turnamen ini digelar, beberapa pemain timnas Filipina meminta dukungan masyarakat. "Kami benar-benar membutuhkan dukungan kalian," kata Misagh Bahadoran, penyerang sayap timnas Filipina kepada para pengunjung di salah satu pusat perbelanjaan beberapa hari lalu.
"Kami punya pengalaman bermain di depan ribuan bahkan puluhan ribu penonton di Piala AFF selama ini dan atmosfer di sana bisa mengintimidasi tim lawan," imbuh James Younghusband.
Dengan alasan minim dukungan ini, lantaran olahraga utama di Filipina adalah basket dan tinju, The Azkals memilih low profile, tak mau banyak sesumbar sambil terus menyusun kekuatan. Hingga akhirnya mereka bisa meraih prestasi terbaik untuk dipersembahkan pada masyarakat Filipina.
"Kami ingin memenangi turnamen ini sehingga masyarakat bisa lebih mendukung kami," ujar Philip Younghusband, kapten timnas Filipina.
Sumber: Berbagai sumber