Demo Ferdinand Marcos dan Duterte Singkirkan Piala AFF di Manila

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 25 Nov 2016, 17:50 WIB

Bola.com, Manila - Dua jam menjelang laga terakhir babak penyisihan Grup A Piala AFF 2016 antara Timnas Indonesia melawan Singapura di Stadion Rizal Memorial, Manila, situasi di sekitar stadion sangat sepi.

Laporan Wiwig Prayugi dan Nicklas Hanoatubun dari Manila, Filipina

Advertisement

Aktivitas masyakarat sekitar berjalan seperti biasa, karena duel Filipina melawan Thailand digelar di Philippine Sport Stadium, Bocaue, Bulacan.

Saat Bola.com melakukan perjalanan di sekitar Stadion Rizal Memorial dan Rizal Park, Manila, ribuan mahasiswa dan pelajar tengah melakukan demonstrasi. Titik demonstrasi berada di tugu nol kilometer Manila, sekitar 3 kilometer dari Stadion Rizal Memorial.

Mereka menolak pemberian penghormatan pahlawan kepada Presiden Filipina ke-10 Ferdinand Marcos yang menjabat dari 1965-1986.

Mahasiswa dari berbagai universitas ternama di Filipina menolak pemerintah memberikan gelar pahlawan kepada Marcos yang disebut sebagai diktator Filipina. Di sisi lain, sebagian besar mahasiswa juga memberikan dukungan kepada Presiden Rodrigo Duterte. 

Meski mendapat sorotan akibat kebijakan pemberantasan narkoba dengan hukuman tembak mati tanpa diadili bagi pemakai dan pengedar, Duterte dianggap oleh mahasiswa sebagai tokoh yang akan membawa perubahan di The Azkals.

Suasana di luar Stadion Rizal Memorial, Manila, jelang laga Timnas Indonesia versus Singapura pada Piala AFF 2016 tampak sepi. (Bola.com/Wiwig Prayugi)

"Kami mendukung Presiden Duterte karena membawa perubahan untuk rakyat Filipina," kata Daniel, salah satu demonstran saat berbincang dengan Bola.com.

Saat ditanya soal gelaran Piala AFF 2016, para mahasiswa mengaku tidak tahu. Mereka hanya mengetahui turnamen bola basket nasional antarkampus yang pada pekan ini memasuki babak final four.

"Anda dari Indonesia? Untuk meliput sepak bola? Saya pikir Anda meliput demonstrasi," tuturnya.

Para mahasiswa yang sedang berdemo pun senang bila diliput media dari luar Filipina. "Supaya masyarakat Asia dan dunia tahu, mahasiswa juga mendukung Presiden Duterte," tegasnya.

Para mahasiswa juga berharap Presiden Duterte yang dikenal memiliki kedekatan dengan keluarga Ferdiand Marcos mendengarkan aspirasi mereka.

Setelah melakukan perjalanan di Rizal Park, Bola.com pun beranjak menuju Stadion Rizal Memorial, dengan menumpang Jeepney (angkutan umum Filipina). Cukup membayar 7 peso (Rp 2 ribu), Jeepney dengan gaya mengebut sukses menembus kemacetan parah di Manila.

Tiba di stadion, suasana pun tak seperti sedang ada pertandingan sepak bola. Hanya jalanan di sekitar stadion dibuat kosong untuk memudahkan akses bus pemain Timnas Indonesia dan Singapura masuk.