Bola.com, Jakarta - Dari tiga kali penampilan Timnas Indonesia di fase penyisihan Grup A Piala AFF 2016, Budi Sudarsono mengamati lini depan masih memiliki catatan yang harus segera dibenahi sebelum menghadapi Vietnam di semifinal nanti. Dari kacamata eks striker top Tim Merah-Putih seangkatan Bambang Pamungkas itu, sektor depan butuh seorang striker berkarakter target man yang bisa berperan sebagai tembok maupun eksekutor.
"Timnas saat ini tak punya itu (striker target man). Ada Lerby Eliandri, namun dia belum memiliki jam terbang untuk bertarung di level berat sekelas Piala AFF. Namun potensi yang ada masih bisa dimaksimalkan lagi," kata Budi Sudarsono saat dikontak Bola.com pada Selasa (29/12/2016).
Baca Juga
Mantan pemain Persik Kediri dan Persija Jakarta ini menilai bomber yang ada di pasukan Alfred Riedl lebih bertipe penyerang sayap. Sehingga serangan Timnas Garuda lebih mengandalkan sektor sayap.
"Dari tiga kali pertandingan lalu, gol-gol kita bukan dari serangan yang langsung menusuk jantung pertahanan lawan. Indonesia beruntung punya sayap dengan kecepatan tinggi seperti Andik Vermansyah dan Zulham Zamrun," tutur Budi.
Serangan dari sayap, lanjut pemain berjuluk Si Piton ini, lebih mudah dipatahkan lawan. Karena Indonesia tak memiliki striker jangkung yang mumpuni untuk duel-duel udara.
"Jika Alfred Riedl tetap memakai pola serangan seperti saat menjajal Singapura, timnas harus menghindari umpan silang dengan bola atas. Mereka harus memanfaatkan teknik individu dan akselerasi mengandalkan kecepatan," jelasnya.
Di tiga laga lalu, analisis Budi Sudarsono, umpan-umpan panjang yang mengarah kepada Boaz Solossa sering mubazir. "Umpan panjang harus dikurangi. Kasihan Boaz Solossa kalau terus adu lari. Lama kelamaan staminya akan habis kalau seperti itu. Karena usia Boaz Solossa tak muda lagi," paparnya.