5 Strategi Jempolan Timnas Indonesia yang Bikin Vietnam Menangis

oleh Ario Yosia diperbarui 07 Des 2016, 21:36 WIB
4 Strategi Jempolan Timnas Indonesia yang Bikin Vietnam Menangis

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia memastikan lolos ke semifinal Piala AFF 2016, setelah menahan imbang Vietnam 2-2 pada semifinal leg kedua Piala AFF 2016 di Stadion My Dinh, Hanoi, Rabu (7/12/2016).

Pada waktu normal Timnas Indonesia sempat unggul lewat gol Stefano Lilipaly (53'), yang melakukan kolaborasi apik dengan Boaz Solossa. Sementara itu, tuan rumah membalas lewat dua gol Vu Van Thanh dan Vu Min Tuan (77' dan 90').

Pada perpanjangan waktu Tim Merah-Putih kembali menjebol gawang Vietnam lewat gol penalti Manahati Lestusen pada menit ke-96. 

Advertisement

Sebelumnya pada pertandingan semifinal leg pertama di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Sabtu (3/12/2016), Tim Merah-Putih menang 2-1. Hamsamu Yama dan Boaz Solossa jadi penyumbang gol buat Timnas Indonesia.

Sukses Timnas Indonesia lolos ke partai puncak tak lepas dari kecerdikan pelatih Alfred Riedl merombak strategi bermain.

Sadar Tim Negeri Paman Ho bakal tampil menyerang karena butuh kemenangan, arsitek asal Austria tersebut tidak memaksakan anak-asuhnya meladeni permainan cepat kubu lawan.

Alfred yang kenal betul dengan karakter permainan Vietnam, karena pernah melatih di negara tersebut, tahu bagaimana meredam permainan kubu lawan.

Boaz Solossa dkk. bermain amat defensif, membiarkan anak-asuh Nguyen Huu Thang memegang kendali permainan. Berikut ini sejumlah strategi efektif yang digeber Tim Garuda dan membuat Vietnam angkat koper dari pentas Piala AFF 2016:

2 dari 6 halaman

Merubah Formasi Bermain

Stefano Lilipaly (Bola.com/Peksi Cahyo)

1. Merubah Formasi Bermain

Pada sepanjang Piala AFF 2016, Timnas Indonesia bermain dengan skema dasar 4-4-2. Saat berjumpa Vietnam di leg kedua semifinal, Tim Merah-Putih bermain dengan formasi 4-2-3-1.

Sadar Vietnam bakal bermain agresif, Alfred Riedl menumpuk jumlah gelandang. Ada lima orang pemain gelandang yang membuat pemain-pemain The Golden Stars tidak bisa leluasa menembus pertahanan Timnas Indonesia.

Sebelum masuk area pertahanan Indonesia, pemain-pemain Vietnam sudah terlebih dulu ditekan para gelandang Tim Garuda.

Praktis dengan skema bertahan tersebut, Timnas Indonesia hanya menyisakan Boaz Solossa dan Stefano Lilipaly bermain di depan.

3 dari 6 halaman

Peran Sentral Manahati Lestusen

Manahati Lestusen (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

2. Peran Sentral Manahati Lestusen

Manahati Lestusen di pertandingan semifinal pertama melawan Vietnam dipasang sebagai bek tengah. Pada pertemuan kedua, ia diplot sebagai gelandang.

Manahati tidak mengalami kesulitan berarti karena ia adalah pemain serba bisa. Pada Piala AFF 2014, ia dipasang oleh Alfred Riedl sebagai gelandang bertahan.

Kehadiran Manahati amat membantu Bayu Pradana melapisi pertahanan sejak dari sektor tengah. Dalam situasi bertahan terlihat kalau pertahanan Indonesia dipenuhi enam pemain, yang terdiri dari empat bek dan dua gelandang bertahan.

Sepanjang pertandingan, pilar klub PS TNI itu kerap melakukan tekel krusial, untuk mencegah para penyerang Vietnam masuk ke area pertahanan Timnas Indonesia.

4 dari 6 halaman

Mengandalkan Serangan Balik

Andik Vermansah (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

3. Mengandalkan Serangan Balik

Timnas Indonesia membiarkan Vietnam mengendalikan permainan. Para pemain tidak memaksakan diri untuk selama mungkin menguasai bola.

Tim Merah-Putih cenderung menunggu, memperagakan pressing ketat. Stategi bertahan orang per orang membuat gerak Lee Cong Vinh cs. tak leluasa.

Sepanjang laga Timnas Indonesia cenderung bermain efektif, memaksimalkan serangan balik cepat. Saat menguasai bola, bek atau gelandang biasanya langsung mengirim bola ke area depan.

Bola-bola lambung disodorkan kuartet Andik Vermansah-Boaz Solossa-Stefano Lilipaly-Rizky Rizaldi Pora, yang selalu dalam posisi siap mengintai bolongnya pertahanan Vietnam.

5 dari 6 halaman

Duet Stoper Baru

Hansamu Yama Pranata (kiri) (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

4. Duet Stoper Baru

Jika pada sepanjang penyisihan Grup A Piala AFF 2016 Alfred Riedl memasang duet bek tengah, Rudolf Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto, maka perubahan dilakukan saat Timnas Indonesia melakoni duel krusial semifinal kedua melawan Vietnam.

Ia menduetkan Fachrudin Aryanto dengan Hansamu Yama. Nama terakhir ini ditampilkan sebagai pemain utama bareng Manahati Lestusen, ketika duo Basna-Fachrudin, absen karena hukuman akumulasi kartu pada leg pertama semifinal.

Istimewanya, Hansamu Yama mencetak gol buat Tim Merah-Putih lewat tandukan kepala. Duet Fachrudin serta Hansamu terlihat kokoh, sulit ditembus penyerang-penyerang The Golden Stars.

Mereka bermain amat taktis, langsung membuang bola keluar area penalti ketika tekanan bertubi-tubi dilakukan oleh Lee Cong Vinh dkk. Mereka juga kerap mementahkan bola-bola diagonal yang diarahkan Vietnam ke pertahanan Tim Garuda.

6 dari 6 halaman

Kombinasi Boaz dan Lilipaly

Boaz Solossa dan Stefano Lilipaly (Bola.com/Peksi Cahyo)

5. Kombinasi Boaz dan Lilipaly

Saat duel kedua semifinal Piala AFF 2016 Timnas Indonesia kontra Vietnam di Stadion My Dihn, Hanoi, Rabu (3/12/2016), Boaz Solossa diplot sebagai target man.

Ia ditempatkan di depan sendirian sembari menanti serangan balik. Boaz Solossa dalam situasi tertentu didampingi Stefano Lilipaly, yang diposisikan sebagai gelandang serang.

Sang pemain naturalisasi tampil sebagai pemain bunglon. Dalam situasi tertentu ia berubah menjadi striker.

Gol Timnas Indonesia yang dicetak Stefano Lilipaly ke gawang Vietnam terjadi berkat peran Boaz Solossa yang menyodorkan umpan lambung di depan gawang Vietnam.

Pada pengujung waktu normal Alfred memasukkan Ferdinand Sinaga menggantikan Boaz. Sang pemain yang juga punya kelebihan dari sisi kecepatan menjaga keseimbangan skenario counter attack. 

Akselerasi striker PSM Makassar tersebut ke area kotak penalti akhirnya berbuah hukuman penalti yang membuat Timnas Indonesia menyamakan kedudukan 2-2 di masa perpanjangan waktu.