Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia memastikan lolos ke final Piala AFF 2016 setelah menahan imbang 2-2 Vietnam dalam laga leg kedua semifinal yang dihelat di Stadion My Dinh, Hanoi, Rabu (7/12/2016).
Di waktu normal Timnas Indonesia sempat unggul lewat gol Stefano Lilipaly (53'), lewat kolaborasi apik dengan Boaz Solossa. Sementara itu, tuan rumah membalas lewat dua gol Vu Van Thanh (77' dan 90').
Baca Juga
Pada perpanjangan waktu Tim Merah-Putih kembali menjebol gawang Vietnam lewat gol penalti, Manahati Lestusen pada menit ke-96.
Sebelumnya pada pertandingan semifinal pertama di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Sabtu (3/12/2016), Tim Merah-Putih menang 2-1. Hamsamu Yama dan Boaz Solossa jadi penyumbang gol buat Timnas Indonesia.
Alfred Riedl memeragakan strategi berbeda saat pertemuan kedua di Negeri Paman Ho. Timnas Indonesia bermain lebih bertahan. Vietnam dibiarkan memegang kendali permainan.
Bola.com menilai ada tiga pemain yang jadi pembeda dalam pertandingan ini. Peran mereka amat besar memuluskan strategi 4-2-3-1 yang diusung Alfred Riedl. Mereka bisa dibilang pahlawan bagi Timnas Indonesia yang akhirnya lolos ke laga puncak turnamen.
Siapa-siapa pemain yang jadi pembeda dan jadi kunci permainan tersebut?
Kurnia Meiga
1. Kurnia Meiga
Dikritik penampilannya di sepanjang fase penyisihan Grup A Piala AFF 2016, Kurnia Meiga yang terlambat bergabung ke Timnas Indonesia, karena tengah menjalani proses penyembuhan cedera, berlahan menunjukkan kapasitasnya sebagai sosok yang layak menghuni posisi kiper utama Tim Merah-Putih.
Di dua laga semifinal melawan Vietnam, kiper klub Arema Cronus tersebut seringkali melakukan penyelamatan krusial. Kehadirannya amat vital saat pertandingan kedua di Stadion My Dinh, Hanoi, Rabu (7/12/2016).
Sepanjang pertandingan Timnas Indonesia digempur Tim Paman Ho. Intensitas serangan tidak mengendur saat tuan rumah bermain dengan 10 pemain, setelah kiper mereka dikartu merah pada pertengahan babak kedua.
Sebaliknya mereka justru mencetak dua gol, sekaligus menutup laga waktu normal 90 menit dengan skor 2-1. Jika Kurnia Meiga tidak dalam kondisi on-fire jumlah gol yang bersarang ke gawang Timnas Indonesia bisa lebih banyak lagi.
Penjaga gawang kelahiran Jakarta, 7 Mei 1990 tersebut beberapa kali melakukan aksi salto menghalau tendangan jarak jauh pemain Vietnam di sudut tipis tiang gawang.
Dengan postur tinggi badan 184 cm, kiper yang jadi anggota skuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 dan 2014 itu, sangat kuat dalam pertarungan bola-bola udara. Di sisi lain, ia kiper yang amat berani memotong bola kemelut di depan gawang.
Pantas rasanya jika Kurnia Meiga disebut sebagai pemain terbaik di duel Vietnam Vs Indonesia.
Manahati Lestusen
2. Manahati Lestusen
Manahati Lestusen jadi pemain spesialis cadangan di babak penyisihan Grup A Piala AFF 2016. Pemain serbabisa asal klub PS TNI itu baru menjajal lapangan di pertandingan terakhir melawan Singapura.
Ia menggantikan Beny Wahyudi yang terlihat kehabisan nafas di sektor kanan pertahanan Timnas Indonesia.
Peran Manahati semakin besar saat duel semifinal pertama kontra Vietnam di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (3/12/2016). Ia tampil sebagai starter sebagai bek tengah bareng Hansamu Yama.
Keduanya menutup posisi yang ditinggalkan oleh duet Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto, yang terkena hukuman akumulasi kartu. Kehadiran Manahati membuat lini pertahanan Timnas Indonesia amat sulit ditembus Tim Paman Ho.
Tim Merah-Putih menutup pertandingan dengan skor 2-1. Pada pertandingan selanjutnya di Hanoi, pemain jebolan program pelatnas jangka panjang SAD Uruguay tersebut ditempatkan Alfred Riedl menghuni posisi gelandang jangkar.
Bermain bertahan setelah memetik kemenangan di duel pertama, Timnas Indonesia berubah gaya bermain dari 4-4-2 menjadi 4-2-3-1. Manahati Lestusen berduet dengan Bayu Pradana.
Strategi ini cukup berjalan baik. Vietnam terlihat tidak bisa terlalu leluasa masuk ke jantung pertahanan Timnas Indonesia. Manahati bermain amat taktis saat melapis pertahanan.
Manahati pun amat komunikatif memberi komando kepada rekan-rekannya agar bermain sabar serta tetap menjaga kekompakan koodinasi, menghadapi gempuran bertubi-tubi dari Vietnam.
Pemain asal Maluku tersebut jadi eksekutor penalti Timnas Indonesia untuk menyamakan skor menjadi 2-2, sekaligus membuat tim asuhan Alfred Riedl unggul gol tandang.
Stefano Lilipaly
3. Stefano Lilipaly
Stefano Lilipaly dihadirkan di skuat Timnas Indonesia untuk menambah pemain kreatif di sektor tengah. Praktis Tim Merah-Putih hanya punya seorang Evan Dimas, sebagai gelandang serang pelayan para penyerang.
Stefano yang punya jam terbang tinggi di Eropa (berkiprah di klub Divisi II Belanda SC Telstar) diyakini akan membuat permainan Timnas Indonesia lebih hidup. Ia terbiasa menghadapi tekanan laga keras dengan kualitas tinggi.
Dan benar saja, Stefano jadi pemain yang kerap jadi pembeda bagi Tim Garuda. Ia jadi pemain spesialis pemasok umpan dan eksekutor bola-bola mati.
Ditempatkan di belakang dua striker, Stefano kerap muncul jadi pemain pemecah kebuntuan lewat gol-golnya.
Gelandang serang didikan Akademi Utrecht FC tersebut mengoleksi dua gol buat Timnas Indonesia di sepanjang Piala AFF 2016. Satu golnya dicetak di laga hidup dan mati di babak penyisihan Grup A melawan Singapura. Saat itu Tim Merah-Putih menang dengan skor 2-1.
Saat duel semifinal pertama ekselerasinya ke area kotak penalti berbuah hukuman penalti bagi Vietnam. Selanjutnya gelandang kelahiran 10 Januari 1990 itu menyumbang gol pertama bagi Timnas Indonesia saat bermain kandang lawan.
Pada pertandingan ini Alfred Riedl menempatkan Stefano sebagai penyerang lubang dalam skema 4-2-3-1. Ia beroperasi di belakang Boaz Solossa yang diplot sebagai target man. Keduanya kerap membuat aksi membahayakan saat situasi serangan balik cepat.
Baca Juga
Duel Pelatih Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Paul Munster Pengalaman, Carlos Pena Memesona
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan