Modal Indonesia Jadi Juara Piala AFF 2016 versi Pelatih Persija

oleh Abdi Satria diperbarui 08 Des 2016, 19:00 WIB

Bola.com, Makassar - Keberhasilan Timnas Indonesia menembus final Piala AFF 2016 mendapat apresiasi tingi dari M. Zein Alhadad, pelatih Persija Jakarta. Di mata mantan asisten pelatih Timnas U-23 ini, skuat Alfred Riedl punya modal bagus menghadapi Thailand yang diprediksi jadi lawan timnas pada partai puncak.

"Kepercayaan diri dan penampilan pemain tengah menanjak. Secara umum penampilan Thailand sedikit di atas Indonesia. Tapi, dalam sepak bola, yang penting adalah hasil akhir bukan permainan atau menguasai pertandingan," ujar Mamak, sapaan akrabnya kepada Bola.com di Makassar, Kamis (8/12/2016).

Advertisement

Mamak merujuk hasil leg kedua antara Vietnam versus Timnas Indonesia di Hanoi. Vietnam, yang mendominasi dan terus menekan sepanjang pertandingan, harus menerima hasil akhir yakni gagal ke final.

Di lain pihak, Mamak memiliki catatan khusus terkait penampilan Boaz Salossa dkk. selama Piala AFF 2016, khususnya di leg kedua semifinal. "Saya salut dengan semangat dan militansi yang diperlihatkan para pemain. Tapi, hal itu belum cukup untuk menghadapi tim sekelas Thailand," katanya.

Menurut Mamak, Indonesia masih memiliki kelemahan dalam transisi antara menyerang dan bertahan. "Itu karena koordinasi dan kombinasi antara lini depan dan tengah tidak berjalan mulus. Akhirnya, organisasi permainan yang diperlihatkan Indonesia tidak optimal," jelasnya.

Mamak mengambil contoh pada aksi Boaz. Di matanya, belum ada saling pengertian yang baik antara Boaz dengan gelandang yang bertugas melayaninya.

"Saya melihat ketika Boaz menerima "umpan daerah", padahal saat itu dia ingin mendapat "umpan kaki", begitu pula sebaliknya," papar Mamak.

2 dari 2 halaman

Dukung Kurnia Meiga

Meski masih menyimpan kelemahan, Mamak berharap Alfred Riedl mempertahankan formasi dua jangkar, Manahati Lestusen dan Bayu Pradana. "Selain pembenahan pada transisi, saya menyarankan Manahati dan Bayu harus berani sesekali melepaskan tendangan ke gawang lawan," katanya.

Mamak juga melontarkan pujiannya kepada duet bek sentral, Fachrudin Aryanto dan Hansamu Yama. "Fachrudin jeli dalam membaca pergerakan lawan sedangkan Hansamu punya skill dan ketenangan dalam menghalau serangan lawan," jelasnya.

Meski begitu, Mamak menambahkan kelebihan kedua bek sentral ini belum cukup untuk meredam kekuatan serangan Thailand yang bertumpu pada Teerasil Dangda. "Hansamu dan Fachrudin wajib saling mengingatkan kapan harus mengintersep lawan atau melakukan delay," paparnya.

Menurut Mamak, dengan formasi empat pemain di lini belakang, butuh kedisiplinan dalam menjalankan strategi. Terutama bila lawan sudah berada dalam area 16.

"Saya menilai sosok Hansamu yang pas untuk mengawal Teerasil di area pertahanan. Tapi, dia harus mendapat dukungan dari orang kedua untuk antisipasi bila Teerasil mampu melepaskan diri," katanya.

Sementara itu, meski pernah melontarkan usulan kepada Alfred Riedl agar memainkan Andritany Adhiyaksa, Mamak tetap memilih Kurnia Meiga sebagai kiper utama di final.

"Layaknya semua partai final, pengalaman juga salah penentu selain kemampuan individu. Setelah dinilai tampil minor, saya melihat dalam dua partai terakhir Kurnia Meiga mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai kiper utama Indonesia," papar Mamak.

Di mata Mamak, dua gol Vietnam yang terjadi bukan karena kesalahan pribadi Meiga. "Itu yang saya bilang tadi, koordinasi lini belakang Timnas Indonesia dipersolid. Juga ketepatan waktu kapan ambil lawan atau hanya melakukan delay," pungkasnya mengakhiri pembicaraan.