Bola.com, Jakarta - Perhelatan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, presented by IM3 Ooredoo sudah memasuki babak akhir. Juara akan segera ditetapkan dalam sepekan ke depan.
Dalam mengarungi perjalanan panjang kompetisi ini, para kontestan berupaya meingkatkan performa tim dengan melakukan bongkar pasang pemain, terutama pada jendela transfer paruh musim.
Baca Juga
Perombakan komposisi pemain banyak dilakukan tim yang performanya anjlok di 17 pekan pertama TSC 2016. Di antara semua transfer yang terjadi, terdapat tiga kontestan yang berhasil mendatangkan pemain-pemain yang kemudian berkontribusi positif untuk mengangkat performa tim dan tentu saja mendongkrak posisi tim di papan klasemen.
Dasar penilaian yang digunakan tentu saja berkaca pada data statistik yang sudah dikumpulkan hingga pekan ke-32 TSC 2016. (Labbola)
Buka halaman berikutnya untuk memulai.
PSM Makassar
PSM Makassar
Pelatih asal Belanda, Robert Rene Alberts, mulai menjadi nakhoda PSM pada pekan ke-7. Tugasnya tidak berjalan mulus di sisa paruh pertama musim, dengan rentetan hasil yang kurang memuaskan. Ketiadaan pemain yang sesuai dengan keinginannya membuat Juku Eja terseok-seok hingga paruh musim dengan menempati posisi 12 klasemen dengan 21 poin.
Mulai paruh musim kedua, pelatih yang pernah membawa Arema menjuarai Liga Super Indonesia 2009-2010 ini mulai menampakkan sentuhan ajaibnya. Kehadiran empat pemain anyar: Luiz Ricardo, Titus Bonai, Willem Jan Pluim, dan Kwon Jun, membawa dampak yang signifikan pada kebangkitan PSM di putaran kedua.
Luiz Ricardo menjadi pemain pertama yang langsung unjuk gigi di tim yang kini berusia 101 tahun tersebut. Penyerang asal Brasil ini langsung mencetak dua gol dalam laga debutnya kontra Persela Lamongan.
Sayangnya pada pertandingan ketiganya, ia harus mengakhiri pertandingan lebih awal karena cedera. Namun, di tiga pertandingan awalnya, Luiz mampu menghasilkan empat gol.
Luiz baru kembali merumput pada pekan ke-30, dan hingga pekan 32 sudah kembali mengemas satu gol. Hebatnya, konversi gol pemain ini mencapai 50% atau satu gol tiap dua tembakan.
Titus Bonai dan Willem Jan Pluim juga memainkan peran penting dalam kebangkitan PSM hingga mampu mencapai 4 besar di pekan ke-32. Kedua pemain ini bermain dalam 13 pertandingan, di mana Tibo mampu mencetak tujuh gol dan satu assist, sementara Pluim menyumbang empat gol dan lima asis. Hebatnya, PSM belum pernah kalah ketika gelandang asal Belanda ini bermain.
Kwon Jun langsung menjadi komando di lini belakang PSM. Sejak diturunkan pada pekan ke-21, hanya pada pertandingan debutnya ia tidak main 90 menit.
Sisanya, bek asal Korea Selatan ini selalu dimainkan penuh dan berkontribusi dengan catatan bertahan 5,5 sapuan/pertandingan; 0,8 blok/pertandingan; dan 2,4 intersep/pertandingan. Kehadirannya mengurangi jumlah kebobolan PSM dari 1,35 gol/ pertandingan menjadi 1 gol/ pertandingan.
Persela Lamongan
Persela Lamongan
Persela merupakan tim dengan peringkat terendah di TSC 2016 hingga 17 pekan pertama. Kebijakan transfer paruh musim yang jitu membawa mereka perlahan-lahan naik hingga posisi 13 di pekan ke-32.
Kenaikan peringkat itu tidak lepas dari tiga pemain yang langsung nyetel dengan skuat Laskar Joko Tingkir, yakni Choi Hyun Heon, Hedipo Gustavo dan Ivan Carlos.
Dalam debutnya, Choi dan Hedipo langsung memberikan harapan bagi LA Mania, ketika kombinasi keduanya membuahkan satu gol dalam laga kontra PSM yang berakhir imbang 2-2. Keduanya kemudian benar-benar menjadi aktor penting kebangkitan Persela dengan satu gol dan dua asis atas nama Choi, serta lima gol dan satu asis untuk Hedipo.
Untuk Ivan Carlos, pemain ini terbilang telat panas. Pemain asal Brasil ini gagal menyarangkan gol dalam empat pertandingan awalnya sejak menjalani debut di pekan ke-19.
Namun, setelah membuka keran golnya saat melawan Bali United, pemain ini mulai rajin mencetak gol yang membuatnya sementara menjadi top scorer kedua Persela dibawah Dendi Sulistiyawan dengan enam gol.
Ivan Carlos terbilang cukup efektif dengan mampu mencetak satu gol dari dua tembakan tepat sasaran. Catatan unik untuk trio asing anyar ini adalah Persela tidak pernah kalah apabila minimal salah satu dari mereka mencetak gol.
Persija Jakarta
Persija Jakarta
Tim terakhir yang dapat dikatakan bijak dalam melakukan perekrutan di paruh musim adalah Persija Jakarta. Meskipun Macan Kemayoran masih menjadi tim dengan jumlah gol paling sedikit di TSC 2016, kehadiran kembali dua “mantan” cukup mendongkrak hasil yang diraih pada putaran kedua.
Sebelum Greg Nwokolo dan Emmanuel Kenmogne bergabung, Persija hanya mencetak 11 gol dalam 19 pertandingan awal, atau setara dengan 0,57 gol/pertandingan.
Setelah mereka kembali ke “kandang macan”, Persija ini mampu mendulang 12 gol dari 13 pertandingan, atau 0,92 gol/pertandingan. Tujuh gol diantaranya tercatat atas nama mereka berdua. Empat gol untuk Pacho dan tiga gol untuk Greg.
Selain sumbangsih gol, Greg juga tercatat menciptakan 23 peluang selama di putaran kedua, yang merupakan catatan terbanyak di tim Persija.
Ia juga mampu mencatat dua asis hingga pekan ke-32. Sedangkan Pacho turut andil menyumbangkan tiga asis sejak kembali mengenakan jersey orange. Secara keseluruhan duet Pacho-Greg berkontribusi terhadap 13 poin yang diraih Persija dari total 15 poin yang didapatkan Persija di paruh kedua.
Baca Juga
3 Penggawa PSBS yang Menonjol dalam Kebangkitan Mereka di BRI Liga 1: Semakin Nyaman Berkreasi
Deretan Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia yang Sebaiknya Main di Piala AFF 2024: Ngeri-ngeri Sedap Kalau Gabung
Mengulas Rapor Buruk Shin Tae-yong di Piala AFF: Belum Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara, Edisi Terdekat Bagaimana Peluangnya?