Bola.com, Jakarta - Menyelesaikan urusan yang belum tuntas. Begitu kata Alfred Riedl dalam sebuah kesempatan wawancara dengan Bola.com, tak lama setelah PSSI memperkenalkannya lagi jadi pelatih Timnas Indonesia pada 10 Juni 2016, saat ditanya apa alasannya bersedia kembali berkiprah bersama Tim Merah-Putih.
Alfred kembali dipilih untuk melatih Timnas Indonesia yang disiapkan untuk Piala AFF 2016. Buat Alfred, itu adalah Piala AFF ketiga kalinya bersama Indonesia. Edisi pertama, pada Piala AFF 2010, kemudian 2014, dan sekarang ini.
Urusan yang belum tuntas itu, bisa jadi mengacu pada rasa penasarannya yang belum mampu mencapai prestasi tertinggi.
Pada Piala AFF 2010, Alfred berhasil membawa Indonesia ke final. Namun, di laga puncak itu, Tim Garuda takluk dengan agregat gol 2-4 dari Malaysia, dalam pertandingan dua leg yang penuh kontroversi.
Selang empat tahun kemudian, Alfred kembali ke Indonesia dan menangani Tim Merah-Putih pada Piala AFF 2014. Bukannya membaik, Alfred harus bisa menerima fakta bila tim yang dilatihnya gagal lolos dari fase penyisihan grup.
Persiapan yang amat singkat, stamina pemain bak ampas, jadi alasan mengemuka di balik kegagalan Indonesia pada Piala AFF 2014.
Baca Juga
Kegagalan itu tampaknya membayangi Alfred. Saat PSSI mengontaknya untuk membawanya kembali menduduki kursi panas pelatih kepala Timnas Indonesia, ia menyanggupinya. Buatnya, inilah kesempatannya, mungkin kesempatan terakhirnya, menyelesaikan urusan yang belum tuntas itu.
Dengan persiapan yang hampir sama seperti jelang Piala AFF dua tahun lalu, yakni singkatnya waktu persiapan dan harus menghadapi tarik-ulur kepentingan pemain dengan klub, Alfred bergeming. Ia menyadari tugasnya sama sekali tidak mudah.
Pelatih asal Austria itu memilih fokus pada apa yang di depannya daripada merespons kritikan atau nada sumbang soal keberadaannya di kursi pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF, untuk ketiga kalinya.
"Tekanan? Tekanan apa? Setiap orang punya tekanan dalam hidupnya," begitu jawab Alfred saat ditanya apakah ia terganggu dengan ekspektasi tinggi dari pencinta sepak bola di Tanah Air yang diarahkan kepadanya.
Kini setelah melewati sejumlah adangan, Alfred Riedl mampu membawa Timnas Indonesia ke final Piala AFF 2016. Secara khusus, ini adalah final ketiga Alfred di turnamen sepak bola terbesar di Asia Tenggara ini.
Selain Piala AFF 2016 dan 2010, kapan lagi Alfred Riedl tampil di final Piala AFF sebagai pelatih? Seperti apa pencapaiannya? Berikut daftarnya:
Piala AFF 1998
1. Piala AFF 1998
Tahun pertama Alfred Riedl bekerja sebagai pelatih timnas Vietnam, langsung menyita perhatian publik negara itu. Tepatnya di Piala AFF 1998, Alfred berhasil mengantarkan Vietnam lolos ke final.
Bermain sebagai tuan rumah Piala AFF pada edisi tahun itu, Vietnam tergabung di Grup B bersama Singapura, Malaysia, dan Laos. Di penyisihan grup, Vietnam tidak terkalahkan.
Di pertandingan pertama, Vietnam mengalahkan Laos dengan skor 4-1, disusul partai kedua bermain imbang 0-0 melawan Singapura. Pada pertandingan keempat Vietnam menang tipis atas Malaysia, skor 1-0.
Catatan itu membuat Vietnam berada di peringkat kedua Grup B. Nilainya sama dengan yang dikoleksi Singapura, yaitu tujuh poin.Tetapi, Singapura berhak di puncak klasemen karena unggul selisih gol. Hal itu terjadi karena Singapura dalam laga pertama mengalahkan Malaysia, skor 2-0.
Sebagai peringkat kedua Grup B, Vietnam bertemu juara Grup A di semifinal, yaitu Thailand. Di luar dugaan, Thailand yang sudah menjadi raja di Asia Tenggara, berhasil dilibas dengan skor telak 3-0. Tiga gol Vietnam kala itu dicetak Truong Viet Hoang, Nguyen Hong Son, dan Van Sy Hung.
Di pertandingan final, Vietnam dengan gagah menantang kembali Singapura, seteru di penyisihan Grup B. Singapura melaju ke final usai mengalahkan Indonesia dengan skor 2-1. Laga final berlangsung di Hanoi Stadium, 5 September 1998.
Namun, dalam pertandingan yang disaksikan 25 ribu penonton itu, Alfred Riedl tidak mampu menuntaskan usaha Vietnam menjadi juara. Di final Vietnam secara tragis dikalahkan Singapura dengan skor 1-0, lewat gol tunggal R. Sasikumar pada menit ke-65. Alfred Riedl pun harus menelan kekecewaan.
Piala AFF 2010
2. Piala AFF 2010
Berselang 12 tahun sejak 1998, Alfred Riedl kembali ke final Piala AFF. Kali ini di Piala AFF 2010, pelatih kelahiran 1949 itu mampu membawa timnya ke partai puncak. Hanya, bukan bersama Vietnam, melainkan Timnas Indonesia.
Perjalanan Alfred Riedl bersama Indonesia di Piala AFF 2010 terbilang mumpuni. Menyapu bersih tiga pertandingan Grup A dengan kemenangan, total sembilan poin, Indonesia keluar sebagai juara grup.
Tiga pertandingan yang dibuldoser Indonesia itu adalah melawan Malaysia, skor 5-1, Laos 6-0, dan Thailand 2-1. Sebanyak 13 gol dicetak skuat Indonesia di bawah racikan strategi ofensif ala Alfred Riedl. Catatan bagus itu ditambah dengan hanya kebobolan dua gol dari tiga pertandingan.
Sebagai juara Grup A Indonesia menghadapi Filipina yang lolos dari Grup B menempati peringkat kedua. Pertandingan semifinal juga dengan mudah dilewati Indonesia. Bermain dua kali di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). karena Filipina memilih memainkan semifinal leg pertama di Jakarta, Indonesia menang agregat 2-0.
Di semifinal leg pertama dan kedua, Indonesia menang dengan skor identik 1-0. Semua gol Tim Merah-Putih dihasilkan striker flamboyan hasil naturalisasi dari Uruguay, Cristian Gonzales. Tiket ke final pun digapai Indonesia secara meyakinkan.
Menghadapi Malaysia di final membuat Indonesia banyak diunggulkan. Hampir semua pengamat dan publik yakin bila Indonesia akan mudah meraih gelar juara Piala AFF. Hal itu disebabkan Indonesia sempat melibas Malaysia dengan skor 5-1 di penyisihan Grup A.
Tetapi, apa yang terjadi membuat semua keheranan. Pada leg pertama final di kandang Malaysia, Indonesia benar-benar dibuat tidak berdaya. Skuat Indonesia ditelan mentah Malaysia dengan tiga gol tanpa balas.
Skor kekalahan itu membuat para pemain Timnas Indonesia pulang ke Jakarta dengan tekanan besar. Maklum, Indonesia harus menang dengan selisih empat gol bila ingin menjadi juara dalam waktu normal di pertandingan final leg kedua.
Akhirnya apa yang dikhawatirkan terjadi. Indonesia gagal meraih gelar juara karena final leg kedua berakhir dengan skor 2-1. Meski menang, Indonesia tetap kalah agregat dari Malaysia. Alfred Riedl pun bernasib sama dengan Timnas Indonesia, belum pernah meraih gelar juara Piala AFF.
Piala AFF 2016
3. Piala AFF 2016
Di usia yang telah senja, Alfred Riedl menerima kembali tantangan untuk melatih timnas Indonesia. Dengan kondisi PSSI baru bebas dari sanksi FIFA, pelatih yang berulang tahun tiap 2 November ini mendapat kesempatan mencoba kembali peruntungannya di Piala AFF.
Tepatnya di Piala AFF 2016, Alfred Riedl diberi beban untuk bisa membawa timnas setidaknya lolos dari penyisihan Grup A. Target yang lumayan berat karena di satu sisi tim pelatih hanya diperbolehkan mengambil dua pemain dari tiap klub, dengan alasan turnamen sedang berlangsung.
Di tengah keterbatasan seperti itu, Alfred Riedl mau tidak mau atau suka tidak suka, harus memaksimalkan pilihan yang ada. Ia terus mencoba berimprovisasi dengan jatah pemain yang ada.
Kekhawatiran Alfred Riedl dengan pembatasan perekrutan pemain ke timnas, langsung terjawab di pertandingan pertama Grup A.
Indonesia tidak berdaya menghadapi Thailand. Setelah tertinggal 0-2 di babak pertama, Indonesia sempat menyamakan skor menjadi 2-2. Tetapi di 10 menit terakhir pertandingan, Indonesia dibuat lemas. Thailand mampu mencetak dua gol tambahan, skor akhir 4-2 untuk kekalahan Indonesia.
Di pertandingan kedua, Indonesia masih tampak belum mampu keluar dari tekanan. Laga kedua menghadapi Filipina hanya bisa mencatat hasil imbang 2-2. Nasib Indonesia di ujung tanduk. Bayang-bayang kegagalan sudah terlihat dari opini publik.
Bahkan ketika menjalani laga ketiga melawan Singapura, Indonesia tertinggal di babak pertama. Sebagian besar suporter sudah pesimistis Indonesia mampu lolos dari Grup A untuk meraih tiket ke semifinal.
Tetapi bak mukjizat yang selalu ada bagi yang percaya, Andik Vermansah mampu menyamakan kedudukan di pertandingan babak kedua, disusul gol Stefano Lilipaly hanya lima menit sebelum pertandingan berakhir. Indonesia menang 2-1 atas Singapura dan meraih tiket semifinal sebagai runner-up Grup A.
Tiba di semifinal tidak membuat Indonesia lantas diunggulkan. Menghadapi Vietnam di semifinal, Indonesia dipercaya bakal kesulitan untuk berbicara banyak. Alasannya apa lagi kalau bukan Vietnam merupakan pemuncak Grup B yang mampu menyapu tiga pertandingan penyisihan dengan kemenangan.
Namun, lagi-lagi dewi fortuna menghampiri Indonesia. Di semifinal leg pertama di Stadion Pakansari, Indonesia menang 2-1 dengan gol penentu dicetak Boaz Solossa lewat titik penalti.
Kemudian di semifinal kedua di Stadion My Dinh, Indonesia juga ditolong penalti pada perpanjangan waktu yang dieksekusi Manahati Lestusen. Keunggulan agregat 4-3 jadi tiket Indonesia untuk bermain di final. Pada partai final Indonesia menghadapi Thailand yang di semifinal menyingkirkan Myanmar dengan agregat 6-0.
Sekarang apakah Alfred Riedl bisa mengubah peruntungannya di final Piala AFF? Atau nasib Alfred Riedl tetap menjadi Mr. Runner-up di Piala AFF seperti halnya Indonesia yang selama ini selalu finis di posisi runner-up tiap kali tampil di partai puncak? Kita tunggu saja hasil dua leg final Piala AFF 2016.