Bola.com, Jakarta - Setelah absen pada dua edisi sebelumnya, Timnas Indonesia akhirnya kembali berlaga di partai puncak Piala AFF. Di final, tim Merah Putih sudah ditunggu oleh sang juara bertahan dan pemilik 4 gelar kejuaraan sepak bola tertinggi di Asia Tenggara ini, Thailand. Laga leg pertama akan dilangsungkan di Stadion Pakansari, Cibinong (14/12/2016).
Menghadapi Thailand yang pernah menaklukkan Indonesia di partai pembuka dengan skor 4-2, Alfred Riedl perlu melakukan penyesuaian strategi jika tidak ingin menuai hasil yang sama. Salah satu sektor yang perlu diberi perhatian khusus adalah lini belakang yang belum pernah mencatat clean sheet.
Baca Juga
Dari lima laga hingga jelang final leg pertama, Riedl sudah menurunkan 4 pemain berbeda di jantung pertahanan Indonesia, atau tepatnya di pos depan penjaga gawang. Keempat pemain tersebut adalah Fachrudin Aryanto, Manahati Lestusen, Hansamu Yama Pranata, dan Rudolf Yanto Basna.
Siapa kira-kira dua pemain bek tengah yang cocok untuk dipasangkan untuk laga penting nanti? Berikut ulasan performa statistik duet bek Timnas Indonesia pada lima laga sebelumnya.
Fachrudin – Yanto Basna
Sejak timnas kembali terjun di ajang internasional pada September lalu, duet Fachrudin-Yanto selalu menjadi pilihan utama Riedl. Komposisi ini terus dipertahankan hingga laga terakhir penyisihan Grup A Piala AFF. Di semifinal leg pertama, pelatih asal Austria ini untuk pertama kalinya memainkan duet Hansamu-Manahati karena Fachrudin-Yanto terkena hukuman larangan bermain.
Pada pertemuan dengan Thailand di fase penyisihan grup, duet ini dibuat mati kutu setelah dibombardir 4 gol oleh para punggawa The War Elephants. Bahkan, gol pembuka Thailand diawali dari blunder Yanto.
Keunggulan dari duet ini adalah kemampuan memenangi duel udara. Fachrudin (187 cm) dan Yanto (184 cm) memenangi 33 situasi duel udara dari total 43 duel. Itu berarti duet ini punya persentase menang duel udara sebesar 77%.
Namun, meski sudah sering diturunkan bersamaan, koordinasi kedua pemain ini masih belum cukup padu, khususnya dalam menghadapi situasi set-piece. Duet ini kebobolan 2 gol dari situasi bola mati saat menghadapi Filipina (lewat tendangan bebas) dan saat bersua Singapura (lewat lemparan ke dalam).
Jika melihat track record yang sudah kebobolan 8 kali di tiga pertandingan fase grup, tampaknya Riedl akan menggunakan duet alternatif untuk laga final leg pertama.
Manahati – Hansamu
Duet darurat ini diturunkan saat semifinal leg pertama melawan Vietnam. Dari lima laga yang sudah dilalui, hanya di laga ini Indonesia tidak kebobolan lebih dari 1 gol. Kendati demikian, Vietnam sempat membuat 8 peluang mencetak gol di laga ini, yang bisa saja membuat para supporter Tim Garuda gigit jari.
Manahati dan Hansamu punya semangat yang tinggi untuk membuktikan kualitas mereka. Di pertandingan seperti final Piala AFF, mereka tidak boleh terlihat tegang. Namun, kedua pemain muda ini masih butuh jam terbang dan bimbingan dari para pemain senior untuk bisa tampil tenang.
Poin ekstra dimiliki oleh Manahati, yang juga bisa bermain di posisi bertahan lainnya. Di laga semifinal leg kedua, mantan pemain CS Vise ini dimainkan sebagai gelandang bertahan, yang dapat ia jalankan dengan cukup baik.
Hansamu – Fachrudin
Menghadapi Vietnam di Hanoi dalam laga leg kedua, Riedl menerapkan sistem permainan ultra-defensif dengan menempatkan duet Hansamu-Fachrudin di lini pertahanan. Duet ini dilapis dua gelandang dengan tipe bertahan, Bayu Pradana dan Manahati Lestusen. Hasilnya, Vietnam dibuat frustrasi meski sempat menuai asa di akhir babak kedua.
Di laga ini, Fachrudin mencatat rekor jumlah sapuan terbanyak dalam satu pertandingan Piala AFF 2016, dengan total 16 sapuan. Terlepas dari dua kali kebobolan dari situasi set-piece dan kebocoran lini tengah, duet ini tampil impresif sepanjang laga.
Jika menilik performa kedua pemain ini di laga semifinal leg kedua, tampaknya duet ini yang akan diturunkan di pertandingan final leg pertama nanti. Untuk memperkokoh tembok pertahanan, kemungkinan besar Manahati akan kembali diturunkan di lini tengah.