3 Kelemahan Timnas Indonesia saat Takluk dari Thailand

oleh Juprianto Alexander Sianipar diperbarui 17 Des 2016, 21:42 WIB
Timnas Indonesia tampil inferior saat meladeni Thailand pada leg kedua final Piala AFF 2016. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia kembali tidak mampu meraih gelar Piala AFF 2016 untuk pertama kali. Tim Merah Putih harus menerima kenyataan pahit tersebut setelah takluk 0-2 (2-3) dari Timnas Thailand pada leg kedua Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12/2016).

Tim asuhan Alfred Riedl yang membawa keunggulan 2-1 di leg pertama, kali ini tertunduk lesu di kandang lawan. Dua gol dari striker The War Elephants, Siroch Chatthong pada menit ke-37 dan ke-47 membuat Timnas Indonesia harus puas kembali menjadi runner-up.

Kegagalan meraih gelar ini membuat Timnas Indonesia menjadi runner-up untuk kelima kalinya. Sebelumnya, Timnas Indonesia juga hanya menjadi runner-up pada Piala AFF 2000, 2002, 2004, dan 2010.

Advertisement

Di laga ini, Timnas Indonesia terus mendapatkan tekanan dari tuan rumah. Berkali-kali, gawang Kurnia Meiga diuji Chatthong, Teerasil Dangda, dan Chanathip Songkrasin sepanjang 90 menit.

Bahkan, Timnas Indonesia harus bermain dengan 10 pemain setelah bek kiri, Abduh Lestaluhu diganjar kartu merah wasit mendekati menit-menit akhir pertandingan. Namun begitu, catatan positif tetap diperlihatkan Timnas Indonesia saat Kurnia Meiga memblok tendangan penalti, Teerasil pada pertengahan babak kedua.

Berikut tiga titik lemah Timnas Indonesia yang membuat mereka takluk dari Thailand:

 

2 dari 4 halaman

Zulham Zamrun Gagal Gantikan Peran Andik Vermansah

Pemain sayap, Zulham Zamrun mendapatkan kepercayaan dari pelatih Alfred Riedl untuk menggantikan posisi Andik Vermansah yang mengalami cedera anterior cruciate ligament (ACL).

Hanya saja, pemain Persib Bandung itu gagal menggantikan peran kapten Selangor FA. Zulham yang turun sejak menit pertama gagal memberikan pengaruh signifikan untuk menambah daya gedor Tim Merah Putih.

Selain kurang cepat dalam membantu penyerangan, Zulham juga kerap kedodoran saat membantu pertahanan. Situasi ini membuat Thailand sangat mudah menusuk lewat sisi kiri yang dimotori, Theerathon Bunmathan.

Penampilan buruk Zulham membuat ia akhirnya diganti oleh Lerby Eliandry pada menit ke-63. Sayangnya, kehadiran Lerby juga tidak mampu mengangkat penampilan Timnas Indonesia.

3 dari 4 halaman

Beny Wahyudi Kedodoran di Posisi Bek Kanan

Bek berusia 30 tahun ini gagal tampil maksimal pada partai yang menentukan. Beny kerap terlambat dalam menutup celah di pertahanan bersama Zulham Zamrun. Alhasil, Thailand yang bermain ofensif di kandang sendiri kerap meneror sektor tersebut melalui aksi Theerathon Bunmathan maupun Chanathip Songkrasin yang kerap bergerak melebar ke posisi sayap.

Gol pertama Thailand juga tercipta karena kelengahan Beny dalam menjaga pertahanan. Ia terlambat dalam menutup pergerakan Theerathon yang mampu melepaskan umpan silang ke kotak penalti.

Meski umpan tersebut bisa digagalkan Fachrudin, namun halauan dari Fachrudin justru mengarah ke Chatthong yang secara tidak sengaja berhasil membobol gawang Kurnia Meiga.

4 dari 4 halaman

Minim melakukan tekanan ke gawang Thailand

Timnas Indonesia memang bermain mengandalkan serangan balik karena ingin menjaga keunggulan 2-1 pada leg pertama. Strategi itu bisa dipahami karena Timnas Indonesia juga berhasil memaksakan hasil positif saat bermain imbang 2-2 melawan Vietnam pada leg kedua semifinal Piala AFF 2016.

Namun, begitu Chatthong membuat Thailand unggul agregat, penampilan Timnas Indonesia tidak kunjung membaik. Tim asuhan Alfred Riedl tetap kesulitan untuk membangun serangan. Masuknya Lerby Eliandry dan Ferdinand Sinaga juga tidak mengubah keadaan untuk Timnas Indonesia.

Praktis, sepanjang pertandingan Timnas Indonesia tidak mampu menghadirkan ancaman untuk kiper Thailand, Kawin Thamsatchanan. Sepanjang 90 menit, tidak sekalipun tim tamu berhasil melepaskan tembakan ke arah gawang The War Elephants.