Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia untuk kelima kalinya dalam sejarah Piala AFF, yang di awal bernama Piala Tiger, menyelesaikan turnamen sebagai runner-up pada Piala AFF 2016. Tim Garuda menyerah 0-2 dari Thailand di leg kedua final Piala AFF 2016 yang digelar di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12/2016), atau kalah 2-3 secara agregat. Timnas Indonesia merelakan trofi Piala AFF kembali ke pangkuan Thailand yang juga berstatus juara bertahan.
Indonesia mengalami sejumlah permasalahan sejak persiapan menuju Piala AFF 2016. Baru lepas dari sanksi FIFA yang mendera Indonesia selama 1,5 tahun, tim pelatih Tim Garuda harus dihadapkan dengan kenyataan hanya bisa mengambil dua pemain dari setiap klub yang berkompetisi di Torabika Soccer Championship 2016 presented by IM3 Ooredoo. Alfred Riedl pusing tapi berusaha menerima tim dengan memilih pemain-pemain terbaik versinya yang bisa didapatkannya.
Baca Juga
Perjuangan Alfred Riedl dimulai dari Agustus 2016 untuk melakukan seleksi yang dilakukan melalui dua tahap. Pelatih asal Austria itu pun baru bisa mengumpulkan pemain pilihannya itu pada saat uji coba kontra Malaysia di Stadion Manahan, Solo, 6 September 2016. Namun, saat itu Alfred Riedl harus dihadapkan dengan kenyataan Kurnia Meiga harus cedera saat memperkuat Arema Cronus.
Timnas Indonesia memperlihatkan permainan yang sangat baik saat menghadapi Malaysia dengan meraih kemenangan 3-0. Dua gol Boaz Solossa dan satu tambahan gol dari Irfan Bachdim mengisyaratkan Tim Garuda siap kembali bersaing di level Asia.
Timnas Indonesia pun kemudian melakukan tiga laga uji coba lagi, bermain imbang 2-2 dengan Vietnam di Stadion Maguwoharjo, Sleman pada 9 Oktober 2016, bermain imbang tanpa gol dengan Myanmar di Yangon pada 4 November 2016, dan kalah 2-3 dari Vietnam di Hanoi pada 8 November 2016.
Sepanjang persiapan tersebut, Alfred Riedl mengaku cukup puas dengan timnya dengan terus mengungkit keterbatasan yang harus dialaminya, yaitu persiapan mepet karena terus bergulirnya TSC 2016 dan hanya mendapatkan pemain dari setiap klub yang mengikuti TSC 2016. Namun, di sisi lain, Alfred Riedl juga merasa senang karena bisa mendapatkan Stefano Lilipaly untuk memperkuat lini tengahnya di Piala AFF 2016.
Ujian kembali menerpa Alfred Riedl saat salah satu pemain andalannya, Irfan Bachdim, harus mengalami cedera hanya dalam hitungan hari sebelum keberangkatan. Alfred harus merelakan Irfan dan meminta Ferinando Pahabol dari Persipura untuk menggantikan posisinya. Namun, badai belum berakhir. Persipura menolak melepas Pahabol dan striker muda PSM Makassar, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh, pun menyusul Tim Garuda ke Filipina untuk menjalani babak grup Piala AFF 2016.
Timnas Indonesia pun berangkat dengan status underdog di Grup A yang tergabung bersama Thailand, Filipina, dan Singapura. Harus menjalani laga perdana kontra juara bertahan Thailand pun menjadi ujian yang sesungguhnya bagi Timnas Indonesia di Piala AFF 2016. Bagaimana perjalanan Tim Garuda sepanjang turnamen sepak bola Asia Tenggara itu? Bola.com kembali mengulas perjalanan dramatis Boaz Solossa dkk. sepanjang tujuh pertandingan yang dilewati hingga akhirnya finis sebagai runner-up.
Kalah dari Thailand, Dua Gol Patut Dibanggakan
Pertandingan pertama menghadapi Thailand jelas merupakan sebuah ujian yang sangat berat bagi tim asuhan Alfred Riedl. Timnas Thailand adalah tim juara bertahan yang menjadi salah satu favorit juara menurut Alfred Riedl. Namun, Timnas Indonesia tidak begitu saja menyerah dalam pertandingan tersebut.
Kehilangan Irfan Bachdim sebelum berangkat ke Filipina tak membuat Alfred Riedl mengubah pendiriannya untuk tetap bermain dengan formasi 4-4-2 dalam laga kontra Thailand. Boaz Solossa ditemani Lerby Eliandry di lini depan, sementara di lini tengah pelatih asal Austria itu memainkan Stefano Lilipaly sebagai gelandang serang dan Bayu Pradana sebagai gelandang bertahan.
Yanto Basna dan Fachrudin Aryanto menjadi duet di pusat pertahanan Tim Garuda dengan bantuan Beny Wahyudi dan Abduh Lestaluhu di dua sisi sayap pertahanan, persis di belakang Andik Vermansah dan Rizky Pora yang menjadi gelandang sayap. Kurnia Meiga tetap menjadi andalan di bawah mistar gawang Timnas Indonesia
Timnas Thailand memperlihatkan dominasi di babak pertama dan berhasil mencetak dua gol hasil blunder lini pertahanan Timnas Indonesia melalui Peerapat Notchaiya dan Teerasil Dangda. Namun, Tim Garuda bangkit di babak kedua. Memainkan permainan sayap, dua gol berhasil dicetak oleh Boaz Solossa dan Lerby Eliandry di awal babak kedua. Boaz Solossa menanduk bola kiriman Rizky Pora dari sisi kiri sementara Lerby menanduk bola kiriman dari Beny Wahyudi yang maju di sisi kanan.
Namun, pertahanan Tim Garuda kembali mendapatkan ujian di akhir babak kedua. Teerasil Dangda sukses dua kali menjebol gawang Kurnia Meiga dan memastikan diri sebagai pencetak hattrick pertama di Piala AFF 2016. Timnas Indonesia pun tidak bisa menambah gol lagi untuk mengejar ketertinggalan dan akhirnya menyerah 2-4 dari sang juara bertahan.
Meski kalah di laga perdana, Timnas Indonesia sebenarnya menciptakan tren bagus di pertandingan kontra Thailand itu. Tim Garuda menjadi satu-satunya tim yang berhasil mencetak gol ke gawang Thailand sepanjang turnamen sepak bola Asia Tenggara edisi ke-11 itu digelar.
Gagal Pertahankan Keunggulan saat Hadapi Filipina
Kekalahan dari Thailand tidak lantas membuat pendukung Timnas Indonesia pesimistis di pertandingan selanjutnya. Justru laga kontra tuan rumah Filipina di pertandingan kedua Grup A dianggap akan menjadi titik balik kebangkitan Timnas Indonesia, harapan yang sempat diperlihatkan oleh anak-anak asuh Alfred Riedl di awal pertandingan.
Ya, Timnas Indonesia hanya butuh waktu tujuh menit untuk meraih keunggulan atas sang tuan rumah Grup A Piala AFF 2016 itu. Fachrudin Aryanto yang maju ke depan menerima umpan dari Stefano Lilipaly dan menanduk bola untuk mengoyak jala gawang Filipina di awal pertandingan.
Namun, Filipina berhasil membalas ketika pada menit ke-31 striker Filipina, Misagh Bahadoran, menyongsong bola umpan set-piece Stephan Schrock dan menyodoknya ke dalam gawang yang dikawal Kurnia Meiga. Salah antisipasi membuat striker Timnas Filipina itu berhasil lepas dari pengawalan untuk melakukan sontekan bola dengan mudah di depan Kurnia Meiga.
Timnas Indonesia terus berusaha menyerang pertahanan tim tuan rumah. Akhirnya buah manis didapatkan Tim Garuda setelah Boaz Solossa menyongsong bola rebound dan membuat gawang Filipina terkoyak untuk kedua kalinya dalam pertandingan itu. Harapan untuk meraih tiga poin pertama di Piala AFF 2016 kembali menggelora.
Alfred Riedl kemudian menarik keluar Andik Vermansah pada menit ke-78 dan menggantikannya dengan Zulham Zamrun. Namun, pemain Persib Bandung yang baru masuk itu akhirnya ditunjuk menjadi biang kekalahan Tim Garuda setelah pelanggaran yang dilakukannya tidak jauh dari kotak penalti Timnas Indonesia berakhir pahit. Ya, eksekusi tendangan bebas Phil Younghusband mendarat indah di dalam gawang Kurnia Meiga.
Kedudukan imbang 2-2 pun bertahan hingga pertandingan usai. Harus diakui bahwa kegagalan meraih kemenangan di laga kedua ini sedikit membuat harapan untuk bisa terus berada di Piala AFF 2016 meredup. Bahkan Alfred Riedl sempat mengakui bahwa peluang Tim Garuda untuk bisa ke semifinal sangat kecil karena posisi tim asuhannya yang berada di dasar klasemen Grup A dengan satu poin dari dua laga.
Bangkit saat Hadapi Singapura dan ke Semifinal
Timnas Indonesia harus meraih kemenangan atas Singapura untuk bisa lolos ke semifinal dan berharap Thailand pun tidak kalah dari Filipina pada pertandingan terakhir Grup A. Namun, mentalitas pemain dan pendukung Tim Garuda harus diuji lebih dulu saat Khairul Amri secara mengejutkan berhasil mengoyak jala gawang Kurnia Meiga pada menit ke-27.
Sementara di pertandingan Grup A lain masih berjalan imbang tanpa gol, Timnas Indonesia yang membutuhkan kemenangan justru harus tertinggal 0-1 di pertengahan babak pertama. Bahkan percobaan Timnas Indonesia untuk menekan pertahanan Singapura, yang memang terkenal memainkan parkir bus dalam dua pertandingan sebelumnya, tak kunjung berakhir hingga babak pertama usai.
Alfred Riedl pun memasukkan Ferdinand Sinaga untuk menggantikan Evan Dimas pada menit ke-58 demi menambah daya gedor Timnas Indonesia. Tak lama kemudian, harapan Timnas Indonesia untuk lolos ke semifinal pun terbuka. Umpan silang Rizky Pora disambut dengan tendangan first time yang dilepaskan Andik Vermansah di dalam kotak penalti Singapura. Kiper Singapura, Hassan Sunny, tak mampu menghalau bola keras yang mengarah ke dalam gawangnya.
Timnas Indonesia pun kembali melakukan penyegaran pasukan dengan memainkan Manahati Lestusen untuk menggantikan Beny Wahyudi di sisi kanan pertahanan Tim Garuda dan menarik keluar Rizky Pora untuk memberikan kesempatan lagi kepada Zulham Zamrun.
Hasilnya cukup mengesankan. Boaz Solossa mengirimkan bola umpan silang dari sisi kiri ke jantung pertahanan Singapura. Gagalnya pemain bertahan Singapura, Daniel Bennett, mengantisipasi jatuhnya bola membuat Stefano Lilipaly yang tidak terkawal mampu melepaskan tembakan keras ke sudut gawang Singapura. Timnas Indonesia pun berbalik unggul dan memastikan kemenangan 2-1 menjadi akhir dari pertandingan pamungkas babak grup.
Timnas Indonesia pun memastikan diri lolos ke semifinal Piala AFF 2016 sebagai runner-up Grup A. Keberhasilan Timnas Thailand mengalahkan Filipina dengan skor 1-0 di pertandingan lain ikut berpengaruh kepada sukses Tim Garuda melangkah ke babak empat besar turnamen sepak bola Asia Tenggara itu.
Kejutan untuk Vietnam di Pakansari
Timnas Indonesia mendapatkan kesempatan untuk menjamu Timnas Vietnam lebih dulu di leg pertama semifinal Piala AFF 2016 yang digelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Sabtu (3/12/2016). Pertandingan ini pun menjadi pertama kalinya Timnas Indonesia tampil di depan pendukungnya dalam turnamen resmi internasional sejak bebas dari sanksi FIFA.
Timnas Vietnam pun harus merasakan betapa luar biasanya tim asuhan Alfred Riedl saat bermain di hadapan puluhan ribu suporter yang memadati stadion. Tak perlu waktu lama, hanya tujuh menit sejak wasit meniupkan peluit kick-off pertandingan, Timnas Indonesia berhasil unggul melalui tandukan kepala Hansamu Yama yang memaksimalkan umpan sepak pojok Rizky Pora.
Puluhan ribu pendukung Timnas Indonesia pun bersorak gembira dengan gol yang dicetak bek tengah muda Timnas Indonesia itu. Terlebih gol itu seakan menjadi pembuktian bagi Hansamu yang dalam tiga pertandingan di babak grup terus dibangkucadangkan oleh Alfred Riedl.
Namun, hanya dalam kurun waktu sepuluh menit, Timnas Vietnam mendapatkan kesempatan untuk menyamakan kedudukan melalui titik putih. Nguyen Van Quyet yang maju sebagai eksekutor berhasil menjalankan tugasnya dengan baik untuk merobek jala gawang Timnas Indonesia yang dikawal oleh Kurnia Meiga. Kedudukan 1-1 pun bertahan hingga babak pertama berakhir.
Tim Garuda tak ingin membuang kesempatan meraih kemenangan di laga kandang. Tekanan demi tekanan terus diberikan anak asuh Alfred Riedl itu kepada Vietnam hingga akhirnya Stefano Lilipaly dijatuhkan di dalam kotak penalti Vietnam. Boaz Solossa pun maju menjadi eksekutor penalti pada menit ke-50 dan membuat Timnas Indonesia kembali unggul. Kedudukan 2-1 pun bertahan hingga laga usai dan membuat Andik Vermansah dkk. memiliki keuntungan untuk menjalani leg kedua semifinal di Hanoi pada 7 Desember 2016.
Kerja Keras di Hanoi dan Melangkah ke Final
Kemenangan 2-1 yang diraih oleh Timnas Indonesia di Pakansari membuat Timnas Vietnam menargetkan kemenangan ketika menjamu Tim Garuda di Stadion My Dinh. Namun, hingga babak pertama berakhir kedudukan imbang tanpa gol tak berubah dan Indonesia masih unggul agregat 2-1.
Timnas Vietnam semakin tertekan saat Stefano Lilipaly berhasil mencetak gol memanfaatkan blunder kiper dan pemain bertahan Vietnam pada menit ke-50. Gol pemain naturalisasi Indonesia itu pun membuat Tim Garuda di atas angin untuk bisa lolos ke final Piala AFF 2016.
Namun, Vietnam tak menyerah begitu saja. Tim asuhan Nguyen Huu Thang itu terus berusaha menekan lini pertahanan Timnas Indonesia selama babak kedua. Hasilnya baru berbuah pada menit ke-83. Vu Van Thanh berhasil memaksimalkan umpan dari Pham Thanh Luong untuk menyamakan kedudukan.
Vietnam masih tertinggal agregat 2-3 dari Timnas Indonesia dan tahu bahwa satu gol lagi akan membawa mereka memaksakan babak perpanjangan waktu hingga 120 menit. Kerja keras mereka selama lima menit terakhir pun berbuah manis pada masa injury time. Vu Minh Tuan sukses menjebol gawang Kurnia Meiga kariena salah antisipasi pertahanan Tim Garuda menahan pergerakannya di kotak penalti.
Pertandingan pun harus dibawa ke babak perpanjangan waktu karena agregat menjadi 3-3 dengan masing-masing tim sama-sama memiliki satu gol tandang. Namun, Timnas Indonesia berhasil memastikan diri lolos ke final setelah Ferdinand Sinaga dilanggar di kotak terlarang pada menit ke-96. Manahati Lestusen yang maju sebagai eksekutor penalti pun melakukan tugasnya dengan baik dan Indonesia pun lolos ke final Piala AFF 2016 dengan kemenangan agregat 4-3.
Thailand Jadi Korban Tuah Pakansari
Timnas Indonesia memastikan diri bertemu dengan Thailand di pertandingan puncak Piala AFF 2016. Tak berbeda dengan laga semifinal, Tim Garuda berkesempatan untuk menjadi tuan rumah lebih dulu di leg pertama final Piala AFF 2016. Stadion Pakansari kembali menjadi home base Boaz Solossa dkk. untuk laga krusial yang digelar Rabu (14/12/2016).
Keyakinan besar diperlihatkan oleh tim asuhan Alfred Riedl sebelum pertandingan. Sebagian besar pemain merasa optimistis bisa meraih kemenangan di depan pendukung Timnas Indonesia yang memadati Stadion Pakansari seperti halnya ketika mtenghadapi Vietnam di babak empat besar.
Pada kenyataannya Timnas Indonesia harus kebobolan lebih dulu oleh tim tamu. Thailand memperlihatkan dominasi permainan mereka di pertandingan tersebut dengan mencuri gol melalui tandukan kepala Teerasil Dangda yang tidak terkawal dengan baik di dalam kotak penalti Timnas Indonesia.
Namun, Boaz Solossa dkk. bangkit di babak kedua dengan dukungan suporter yang tak henti-hentinya bernyanyi untuk memberi teror kepada Timnas Thailand dan menjadi motivasi tambahan bagi Tim Garuda. Dampaknya, dua gol diciptakan oleh Rizky Pora dan Hansamu Yama di babak kedua.
Rizky Pora melepaskan tembakan kaki kiri dari luar kotak penalti setelah sempat melewati seorang pemain Thailand. Melepaskan tembakan kaki kiri, kiper Timnas Thailand pun terkecoh karena bola berubah arah setelah sempat mengenai tubuh rekan setimnya. Sementara itu, Rizky Pora memberikan umpan matang kepada Hansamu Yama untuk mencetak gol dengan tandukan kepalanya. Timnas Indonesia pun berbalik unggul di babak kedua dan kedudukan 2-1 menjadi penutup pertandingan di leg pertama final Piala AFF 2016 itu.
Thailand pun harus merasakan hal yang sama dengan Vietnam ketika berlaga di Stadion Pakansari. Kemenangan 2-1 bagi Timnas Indonesia pun menjadi modal yang sangat berharga untuk menghadapi leg kedua final Piala AFF 2016 di Bangkok. Tim Garuda pun sudah mengetahui benar bahwa dalam keadaan unggul mereka akan ditekan habis-habisan oleh Thailand seperti yang dilakukan Vietnam di babak empat besar.
Tak Berdaya di Rajamangala
Timnas Indonesia telah memperlihatkan kerja keras dan keberanian luar biasa sejak pertandingan perdana Piala AFF 2016 saat kalah 2-4 dari Thailand hingga akhirnya harus menghadapi Thailand lagi di pertandingan terakhir Piala AFF 2016 yang digelar di Stadion Rajamangala, Bangkok, markas Timnas Thailand, pada Sabtu (17/12/2016).
Keyakinan pendukung Timnas Indonesia untuk melihat Tim Garuda untuk pertama kalinya menjadi juara di turnamen sepak bola Asia Tenggara itu pun sangat tinggi. Bahkan mimpi para pemain untuk bisa membawa pulang trofi juara Piala AFF untuk pertama kalinya dalam sejarah pun kian dekat.
Namun, seperti yang dikatakan oleh Pelatih Timnas Thailand, Kiatisuk Senamuang, paska kekalahan di Pakansari, tim asuhannya memang tidak panik dengan kekalahan 1-2 di leg pertama final Piala AFF 2016 itu. Timnas Thailand sudah menantikan untuk menggulung Timnas Indonesia di Rajamangala.
Serangan demi serangan dilakukan oleh Timnas Thailand yang berulang kali berusaha menggedor lini pertahanan Tim Garuda melalui sisi kanan pertahanan. Beny Wahyudi yang sudah terkena kartu kuning sejak awal pertandingan pun menjadi sasaran bagi para pemain Timnas Thailand untuk mendobrak masuk.
Namun, baru pada menit ke-37 gawang Kurnia Meiga benar-benar bobol oleh Timnas Thailand. Pemain depan bertubuh besar, Siroch Chatthong membuat Kurnia Meiga akhirnya harus mengambil bola dari dalam gawangnya. Dalam situasi tersebut, tentu saja Timnas Indonesia harus keluar menyerang karena Thailand bisa menjadi juara hanya dengan kemenangan 1-0 di leg kedua itu.
Alih-alih menyerang, Timnas Indonesia justru kembali kebobolan saat babak kedua pertandingan baru dimulai. Siroch Chatthong kembali menjadi aktor pembobol gawang Tim Garuda yang dikawal Kurnia Meiga dengan tembakan terukur yang tidak terlalu bertenaga. Namun, Siroch Chatthong mengarahkan bola dengan akurasi tepat ke arah tiang jauh membuat Kurnia Meiga tak bisa menjangkau bola itu.
Timnas Indonesia hampir saja mengalami kekalahan 0-3 setelah Kurnia Meiga melanggar Siroch Chatthong di kotak penalti pada menit ke-78. Namun, Teerasil Dangda yang melakukan eksekusi penalti gagal melakukan tugasnya dengan baik karena bola yang ditendangnya masih mengenai kaki Kurnia Meiga yang sudah salah pergerakan dalam menebak arah datangnya bola.
Namun, keberhasilan Kurnia Meiga mengawal gawangnya dari kebobolan ketiga kalinya itu tak berimbas apa pun. Diwarnai kartu merah yang diterima Abduh Lestaluhu karena menendang bola ke bangku cadangan Timnas Thailand, akhirnya Tim Garuda pun kalah 0-2 dalam pertandingan itu dan menyerah 2-3 secara agregat. Timnas Thailand pun berhasil mempertahankan gelar juara Piala AFF yang juga mereka raih pada 2014.