Bola.com, Jakarta - Usai sudah penyelenggaraan Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 presented by IM3 Ooredoo. Turnamen jangka panjang dengan format liga ini selesai begitu wasit Yudi Nurchaya meniup peluit panjang mengakhiri laga penutup yang mempertemukan Barito Putera dengan Madura United di Stadion 17 Mei, Banjarmasin (18/12/2017).
TSC telah melaksanakan 306 pertandingan selama lebih dari 8 bulan dengan melibatkan 138 hari pertandingan. Persipura Jayapura merengkuh gelar juara dengan perolehan 68 poin, sementara Alberto 'Beto' Goncalves berhasil menjadi pencetak gol terbanyak kompetisi dengan koleksi 25 gol.
Itu hanya sebagian dari angka-angka yang mengiringi perhelatan TSC 2016. Masih ada banyak serba-serbi statistik dari turnamen jangka panjang ini. Berikut ulasannya:
Pemain
Selama TSC 2016, tercatat ada 514 pemain yang berpartisipasi dan memiliki menit bermain, dengan rincian 413 pemain lokal dan 101 pemain asing.
Yustinus Pae (Persipura) dan Adam Alis Setyano (Barito Putera) menjadi dua pemain yang selalu tampil di 34 pekan. Pae menjadi pemain dengan menit tampil terbanyak di TSC 2016 dengan tabungan 3.049 menit.
Persegres Gresik United menjadi tim yang paling banyak menggunakan pemain. Total, ada 37 pemain yang bermain di TSC 2016 dengan berseragam tim berjulukan Laskar Joko Samudro itu.
Sebaliknya, Semen Padang menjadi tim dengan jumlah pemain paling sedikit. Coach Nilmaizar hanya memainkan 24 nama sepanjang kompetisi. Di akhir musim, Kabau Sirah bertengger di urutan ke-8.
Gelandang Persiba Balikpapan, Bima Sakti Tukiman, menjadi pemain tertua yang berpartisipasi di TSC 2016. Ia menjadi pemain pertama yang berusia kepala 4, yang bermain di ajang ini. Cristian Gonzales masuk dalam daftar yang sama ketika ia berulang tahun ke-40 pada Agustus lalu.
Sedangkan predikat pemain termuda menjadi milik Muhammad Riyandi, penjaga gawang Barito Putera. Pemain kelahiran 3 Januari 2000 ini juga menjadi pemain kelahiran abad ke-21 pertama yang berkiprah di ajang sepak bola profesional Indonesia.
Pelatih
Pelatih
Tercatat ada 31 nama pelatih yang keluar-masuk tim-tim TSC 2016 selama turnamen berlangsung. Termasuk dalam 31 nama tersebut adalah pelatih sementara atau caretaker. Dari 18 klub peserta, setengahnya melakukan pergantian pelatih di tengah-tengah kompetisi, yang juga termasuk sang juara, Persipura.
Luciano Leandro menjadi korban pemecatan pertama di TSC 2016, menyusul rangkaian hasil buruk yang diraih PSM. Posisinya digantikan sementara oleh Syamsudin Batolla, sebelum Robert Alberts dikontrak permanen.
Sedangkan Mundari Karya menjadi pelatih terakhir yang angkat kaki, setelah dianggap gagal menangani Barito Putera. Posisi mantan pelatih tim nasional U-23 itu diisi oleh Yunan Helmi.
Meski mampu membawa Persipura menjadi juara, Angel Alfredo Vera bukan pelatih dengan rekor kemenangan terbanyak. Predikat tersebut menjadi milik pelatih Arema, Milomir Seslija, yang mencatat 18 kemenangan, dan 10 hasil imbang (persentase kemenangan 53%).
Sementara Vera yang baru bertugas di Tim Mutiara Hitam sejak Agustus 2016 "hanya" mencatat 14 kemenangan dari total 20 pertandingan (persentase kemenangan 70%).
Persela Lamongan menjadi tim yang paling sering berganti pelatih selama kompetisi. Terhitung ada 4 nama yang mendampingi Dendy Sulistiyawan dkk. Mulai Stefan Hansson, Didik Ludiyanto, Sutan Harhara, hingga terakhir Aji Santoso.
Sedangkan Jafri Sastra dan Eduard Tjong menjadi dua nama yang pernah menukangi dua tim TSC berbeda. Jafri menangani Persipura di awal musim, sebelum hijrah ke Mitra Kukar. Sementara Eduard Tjong menukangi PS TNI dan Persegres Gresik United.
Gol dan Kebobolan
Gol dan Kebobolan
Total, ada 803 gol yang tercatat di TSC 2016. Sebetulnya, hanya ada 797 gol yang dicatat sebagai gol sah (legitimate). Namun, ada tambahan 6 gol yang dihadiahkan untuk kemenangan W/O di dua pertandingan, yakni Persija vs Sriwijaya FC, dan Perseru vs Pusamania Borneo FC. Itu berarti, ada rata-rata 2.62 gol terjadi di satu pertandingan TSC.
Angka 803 gol di TSC 2016 lebih rendah ketimbang kompetisi liga sebelumnya yang memainkan 304 pertandingan. ISL 2008-2009 mencatat 814 gol, dan musim berikutnya ada 813 gol. Gelaran ISL 2011-2012 menjadi yang paling banjir gol dengan total 914 gol. Musim 2013 menjadi yang kedua terbanyak dengan total 898 gol.
25 gol yang dicetak mengantarkan Alberto Goncalves meraih gelar top scorer turnamen. Sedangkan untuk kategori assist terbanyak menjadi milik penyerang Semen Padang, M. Nur Iskandar.
Dari 803 gol yang dicetak, 12 di antaranya adalah gol bunuh diri. Henry Elad Njobi (Perseru) dan Andik Rendika Rama (Persija) punya catatan unik untuk urusan gol bunuh diri, di mana masing-masing pemain tercatat 2 kali menjebol gawang sendiri.
Gol pertama turnamen dicetak Ade Jantra untuk Persija di menit ke-12 melawan Persipura. Sementara gol Siswanto (Persiba Balikpapan) ke gawang PS TNI menutup parade gol TSC 2016.
Gelandang serang PS TNI, Suhandi, menjadi pemain yang mencatat gol tercepat kompetisi. Gol tersebut dicetak kala PS TNI menjamu Persela Lamongan (3/7/2016) pada detik ke-9 setelah peluit kick-off ditiup wasit. Di laga tersebut PS TNI akhirnya menang 3-1.
Pusamania Borneo FC dan Sriwijaya FC sama-sama tercatat memiliki 62 gol, yang berarti keduanya menjadi tim terproduktif di TSC. Namun, 3 gol atas nama Sriwijaya FC adalah hasil dari keputusan W/O saat mereka dijamu Persija. Sebaliknya, tim Macan Kemayoran menjadi tim dengan produktivitas terendah, karena hanya mampu mencetak 25 gol sepanjang musim.
Kiper gaek Persela, Choirul Huda menjadi kiper yang gawangnya paling sering dibobol lawan. Jika ditotal, Huda harus memungut bola dari gawangnya sebanyak 48 kali. Di sisi lain, kiper utama tim nasional Indonesia, Kurnia Meiga Hermansyah, menjadi kiper dengan catatan clean sheet terbanyak, yakni 13 kali. Arema sendiri menjadi tim yang paling sering clean sheet (19 kali).
Hukuman Kartu
Hukuman Kartu
Jika dibandingkan dengan kompetisi-kompetisi sebelumnya yang melibatkan 18 tim dan 304 pertandingan, jumlah hukuman kartu akumulatif TSC menjadi yang tertinggi. Total, ada 1.245 hukuman kartu yang terjadi di TSC 2016, dengan rincian 1.195 kartu kuning, 31 kartu kuning kedua, dan 19 kartu merah langsung.
Catatan 1.195 kartu kuning jauh lebih tinggi dibanding ISL 2008-2009 (975), ISL 2009-2010 (879), ISL 2011-2012 (990), ISL 2013 (1.059) dan ISL 2014 (925).
Banyaknya hukuman kartu yang keluar, salah satunya adalah karena jumlah pertandingan yang disiarkan langsung lebih banyak dari musim-musim sebelumnya sehingga kinerja para wasit lebih mudah untuk diawasi, yang berujung pada tindakan tegas atas tiap pelanggaran keras yang terjadi.
Persiba Balikpapan menjadi tim dengan catatan disiplin terburuk. Tim berjulukan Beruang Madu ini mencatat 99 kartu kuning, 6 kartu kuning kedua, dan satu kartu merah langsung. Sebaliknya, Persib menjadi tim yang hukuman kartunya paling sedikit. Maung Bandung tercatat hanya menerima 53 kartu kuning, dan satu kartu merah langsung.
Di antara semua partisipan, hanya Bhayangkara FC yang pemainnya tidak pernah diusir wasit sepanjang musim TSC. Kendati demikian, catatan kartu kuning tim arahan Ibnu Grahan ini tergolong tinggi, yakni 74 kartu kuning.
Engelberd Sani (Madura United) dan Dirkir Glay Kohn (Persiba Balikpapan) merupakan dua pemain dengan hukuman kartu terbanyak. Masing-masing tercatat 11 kali menerima hukuman kartu. Engelberd diganjar 10 kartu kuning dan satu kartu kuning kedua.
Sementara Dirkir menerima 9 kartu kuning, dan masing-masing satu kartu kuning kedua dan kartu merah langsung. Parahnya lagi, kartu merah langsung yang diterima bek asal Liberia tersebut berakibat hukuman skorsing 2 pertandingan.