Bola.com, Jakarta - Legenda bulutangkis Indonesia, Susy Susanti, dipercaya menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI periode 2016-2020. Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu bertanggung jawab terhadap prestasi bulutangkis Indonesia dalam empat tahun ke depan.
Susy sudah ditunggu banyak pekerjaan rumah yang berat. Dia dituntut mempertahankan prestasi yang sudah diraih kepengurusan PBSI era sebelumnya sekaligus memperbaiki kekurangan di beberapa sektor, terutama tunggal putri.
Baca Juga
Bagaimana komentar Susy soal tugas barunya dan apa saja yang akan dia lakukan untuk memajukan prestasi bulutangkis Indonesia? Berikut ini adalah petikan wawancara Bola.com dengan Susy Susanti beberapa waktu lalu:
Bisa diceritakan bagaimana prosesnya hingga Anda dipercaya menjabat sebagai Kabid Binpres PBSI?
Saya dipilih sebagai Binpres tentu dengan berbagai pertimbangan. Sebelumnya saya memang pernah ngobrol-ngobrol dan berbagi cerita dengan Pak Wiranto (Ketua Umum PP PBSI periode 2016-2020) soal visi misi dalam memajukan bulutangkis Indonesia. Setelah mempertimbangkan banyak hal dan mendapat masukan dari beberapa pihak Pak Wiranto akhirnya memilih saya. Mungkin Pak Wiranto merasa saya adalah sosok yang tepat untuk memikul tanggung jawab terhadap prestasi bulutangkis Indonesia, baik di pelatnas maupun di daerah.
Mengapa baru sekarang bersedia jadi pengurus harian di PBSI setelah pensiun?
Sebelumnya memang pernah ada tawaran. Namun, ada beberapa pertimbangan mengapa waktu itu saya belum menerima tawaran tersebut. Salah satunya faktor anak. Dulu anak-anak saya masih kecil sehingga waktu yang saya miliki terbatas. Kalau saya menerima tawaran itu, saya akan sulit bekerja dengan fokus. Sekarang situasinya berbeda. Anak-anak saya sudah besar sehingga saya punya lebih banyak waktu luang. Itulah salah satu faktor mengapa saya menerima tawaran Pak Wiranto. Saya memang ingin mendedikasikan diri untuk bulutangkis secara penuh dan tak mau setengah-setengah.
Apa visi dan misi Anda?
Visi dan misi saya adalah meneruskan prestasi yang ada lalu fokus pada regenerasi. Saya berharap proses regenerasi bisa berjalan secara berkesinambungan sehingga prestasi di beberapa sektor yang masih kurang bisa meningkat. Intinya, yang bagus akan saya teruskan. Untuk yang masih belum baik, saya akan bekerja keras agar bisa berprestasi lagi demi mengembalikan kejayaan bulutangkis Indonesia. Saya menginginkan regenerasi yang lebih baik agar prestasi bisa jalan terus. Untuk itu, dibutuhkan proses yang berkesinambungan. Saya tak mau hanya fokus pada pemain senior, tapi juga menyiapkan lapis kedua bahkan ketiga. Pembinaan di daerah juga harus lebih merata karena itu adalah sumber bibit unggul pemain pelatnas.
Apakah status Anda sebagai mantan atlet, pengusaha, dan mantan staf ahli memberikan keuntungan?
Pastinya ada. Contohnya, sebagai mantan pemain saya tentu mengetahui apa yang dialami atlet. Sebagai pengusaha, saya paham bagaimana cara me-manage orang lain dan harus punya pertimbangan matang sebelum mengambil keputusan. Saya akan bekerja secara profesional, terarah, punya standar jelas, serta memiliki rancana yang terprogram dengan baik.
Soal regenerasi, apakah benar Anda akan menghidupkan lagi pelatnas pratama?
Betul, saya memang fokus menghidupkan lagi pelatnas pratama. Mengapa? Karena regenerasi kita agak tertinggal dari negara lain. Untuk tahap pertama nantinya akan ada pemulangan pemain dan pelatih. Setelah pembubaran baru ada pemanggilan. Setelah jajaran pelatih baru didapat, kami akan berdiskusi dengan mereka untuk menentukan pemain yang akan diambil, baik utama maupun pratama. Untuk kuantitasnya, kami tentu harus berdiskusi juga dengan pelatih sambil mempertimbangkan kapasitas di pelatnas, dari segi lapangan dan tempat tinggal, serta kualitas pemain. Kalau kualitasnya sangat jauh dari harapan, tentu pemain itu tak akan kami pakai. Namun, kalau punya potensi meski masih berusia 13-14 tahun dan belum juara bisa saja kita ambil. Banyak pertimbangannya.
Harapan saya, pelatnas pratama bukan cuma dihidupkan, tapi benar-benar fokus. Saya berencana menjaring pemain yang berusia 14-16 tahun karena mereka butuh 4-6 tahun untuk siap mentas di tingkat dunia. Tujuan antaranya adalah menjadikan mereka juara asia dan dunia junior. Pemain junior itu cerminan masa depan bulutangkis Indonesia di tingkat dunia. Dalam bekerja, saya punya skala prioritas dari jangka pendek, menengah, dan panjang. Para pemain muda itu harus dipersiapkan secara fokus. Kita jangan menunggu mereka matang, tapi harus dipercepat.
Bagaimana dengan susunan pelatih baru pelatnas? Apa kriteria pelatih yang Anda cari dan kapan diumumkan?
Untuk susunan tim pelatih masih digodok. Saya terus melakukan diskusi dan meminta masukan dari berbagai pihak untuk menentukan tim pelatih yang paling ideal, baik untuk pelatnas utama maupun pratama. Untuk pelatih lama, yang bagus tentu akan kami pertahankan karena kami percaya dengan prestasi yang sudah dibuktikan artinya mereka punya kompetensi. Saya akan buka kesempatan seluas-luasnya kepada semua yang ingin menjadi pelatih pelatnas, termasuk mereka yang saat ini melatih di luar negeri. Namun, kami hanya akan memilih beradasarkan prestasi dan pengalaman kerja, bukan faktor kedekatan atau klub tertentu. Susunan tim pelatih pelatnas baru akan kami umumkan pada awal tahun depan.
Sebagai mantan pemain tunggal putri, apakah fokus Anda nanti adalah meningkatkan prestasi sektor tersebut?
Tak mungkin saya hanya fokus pada satu sektor. Tentu saya harus fokus semua sektor. Namun, pastinya salah satu alasan Pak Wiranto memilih saya sebagai Kabid Binpres tentu karena berharap bisa meningkatkan prestasi pemain putri kita yang belakangan kurang menonjol. Untuk tunggal putri kita, saya melihatnya banyak yg harus dibenahi, terutama cara berpikir atlet. Sebenarnya beberapa pemain kita sudah punya kemampuan teknis lebih, tapi motivasi, disiplin, dan keberanian dalam pertandingan masih belum stabil. Selain itu, bakat di putri juga tak sebanyak putra. Karena itu, kita harus ekstra kerja keras. Namun, saya percaya dengan kemauan kuat dan kerja sama tim yang bagus kami pasti bisa memberikan yang terbaik buat indonesia.
Bagaimana strategi pengiriman atlet ke turnamen?
Untuk masalah ini lagi-lagi kami harus berdiskusi dulu dengan pelatih. Soal persiapan dan potensi pemain tentu pelatih yang lebih tahu. Saya akan memberikan kepercayaan penuh kepada pelatih tapi dengan tanggung jawab. Semua lagi-lagi tentang kerja sama tim. Pelatih dan pemain juga harus punya target dan kami akan melakukan evaluasi minimal tiga bulan sekali.
Apa sudah melakukan komunikasi dengan Kabid Binpres sebelumnya Rexy Mainaky?
Saat Rexy menjabat sebagai Kabid Binpres, saya duduk sebagai staf ahli. Jadi komunikasi pasti jalan terus. Intinya saya ingin melanjutkan apa yang sudah dilakukan Rexy. Prestasi yang bagus harus kami teruskan dan yang kurang akan kami perbaiki. Kami akan bekerja keras untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi.
Beberapa negara pesaing mulai mewaspadai gebrakan Indonesia setelah memilih Anda sebagai Kabid Binpres. Ada komentar soal itu?
Kabar soal penunjukan saya sebagai Kabid Binpres PBSI langsung sampai ke China. Saya cukup terkejut karena awalnya saya berpikir ini hanya tugas saja tapi ternyata negara lain memantau. Mudah-mudahan dengan kerja keras, kerja sama tim, dan dedikasi akan membuahkan hasil yang lebih baik lagi.
Apa harapan dan target Anda dalam empat tahun ke depan?
Saya dengan tangan terbuka mengharapkan masukan dari pakar olahraga dan legenda bulutangkis agar pembinaan berjalan baik. Saya percaya masukan dari mereka akan menambah wawasan dan pemahaman saya. Saya juga akan menjalin komunikasi yang intens dengan klub sebagai penyumbang atlet.
Untuk target jangka panjang, saya ingin meneruskan tradisi emas olimpiade. Untuk target menengah, kami ingin meraih emas di ajang multicabang dan kejuaraan dunia serta turnamen beregu. Indonesia punya peluang besar di Piala Sudirman dan Piala Thomas. Namun, untuk Piala Uber rasanya masih butuh waktu. Pada sisa waktu yang ada ini, kami akan berusaha mengejar ketertinggalan dari negara lain di beberapa sektor dengan latihan ekstra keras. Kalau program jangka pendek, kami akan memantapkan sektor andalan, yaitu ganda putra dan ganda campuran. Kami ingin mempertahankan sekaligus meraih lebih banyak prestasi di nomor tersebut di berbagai turnamen. Artinya, pemain lapis kedua dan ketiga juga harus bisa berprestasi seperti pemain andalan. Di beberapa sektor, ada banyak pemain yang belum menembus ranking 20 dunia. Kami akan mempercepat mereka masuk elite dunia. Caranya tentu setahap demi setahap, mulai dari turnamen level challenge, grand prix gold, baru Super Series.