8 Momen Persib Berganti Pelatih di Tengah Kompetisi

oleh Erwin Fitriansyah diperbarui 06 Jan 2017, 07:00 WIB
8 Momen Persib Berganti Pelatih di Tengah Kompetisi (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Pekerjaan sebagai pelatih tim seperti Persib Bandung memiliki dua sisi yang berbeda. Menangani tim besar macam Maung Bandung merupakan sebuah kebanggaan bagi pelatih. Namun di sisi lain, target yang diberikan manajemen sudah pasti tinggi.

Advertisement

Persib seringkali diperkuat oleh pemain bintang. Dukungan suporter yang dikenal dengan nama bobotoh juga melimpah. Belakangan ini, Tim Pangeran Biru juga diminati banyak sponsor. Dengan banyaknya pemasukan Persib dengan leluasa melakukan belanja pemain kelas satu.

Alasan tersebut yang membuat pelatih Persib sudah pasti dibebani target untuk membawa tim selalu tampil memuaskan dan meraih prestasi yang bagus. Jika target tak terpenuhi atau Persib tampil buruk, tak jarang pelatih diganti atau mengundurkan diri karena tak kuat dengan tekanan.

Sepanjang era kompetisi Liga Indonesia digelar sejak 1994, Persib tercatat delapan kali melakukan pergantian pelatih saat kompetisi sedang berjalan. Penyebabnya sama, yaitu prestasi dan penampilan Persib yang tak sesuai dengan harapan.

Berikut delapan momen dan pelatih Persib yang diganti pada saat kompetisi tengah berjalan.

2 dari 9 halaman

Musim 1999-2000

Indra Thohir, menggantikan posisi Suryamin sebagai pelatih Persib. (Persib.co.id)

1. Musim 1999-2000

Persib pada awal kompetisi musim 1999-2000 ditangani oleh pelatih Suryamin. Eks pemain Persib di tahun 1980-an itu adalah pelatih Tim Maung Bandung pada musim kompetisi sebelumnya.

Namun perjalanan Suryamin pada musim baru tak panjang. Pada lima laga awal Persib kalah dua kali dari Persita, Semen Padang, dan Persikab Kab. Bandung, serta diimbangi Medan Jaya dan Indocement Cirebon.

Hasil tersebut membuat Suryamin mengundurkan diri karena tekanan dari sejumlah pihak, termasuk suporter dan media. Sebagai ganti, manajemen menunjuk Indra Thohir sebagai pelatih. Indra yang merupakan pelatih Persib saat menjuarai Liga Indonesia edisi pertama 1994-1995 membawa Persib lolos dari degradasi dan menempati posisi delapan di klasemen akhir Grup Barat.

3 dari 9 halaman

Musim 2003-2004

Juan Paez, menjadi pelatih asing kedua yang menangani Persib.

2. Musim 2003-2004

Perubahan besar dilakukan manajemen Persib pada musim 2003-2004. Untuk kali pertama, Persib memakai jasa pelatih dan pemain asing.

Pelatih asal Polandia, Marek Sledzianowski, dipercaya untuk menangani tim. Ia membawa empat pemain asing yang juga berasal dari Polandia. Dampaknya, pemain lokal seperti Yaris Riyadi, Suwita Pata, Cecep Supriatna dan Sujana tersingkir.

Saat kompetisi berjalan, Marek gagal membawa Persib meraih hasil bagus. Tim Maung bahkan sempat menjalani 12 laga tanpa pernah menang.

Marek kemudian dipecat setelah sempat diistirahatkan empat kali tidak mendampingi tim. Duet Bambang Sukowiyono dan Iwan Sunarya sempat dipercaya menangani tim sebelum manajemen memutuskan untuk mengontrak pelatih asal Cile, Juan Antonio Paez.

Paez sempat membuat penampilan Persib membaik. Pada akhir musim reguler, Persib hanya berada di posisi 16 dari 20 tim. Persib selamat dari degradasi setelah menjalani laga play-off.

4 dari 9 halaman

Musim 2006-2007

Almarhum Risnandar Soendoro, hanya dua pertandingan mendampingi Persib sebagai pelatih. (simamaung.com)

3. Musim 2006-2007

Pada musim ini Persib ditangani Risnandar Soendoro yang menggantikan Indra Thohir. Buat Risnandar, hal ini menjadi nostalgia karena ia pernah mengalami kejadian yang serupa 10 tahun sebelumnya.

Namun, Risnandar hanya bertahan dalam dua pertandingan. Ia memutuskan mundur setelah Persib kalah dalam dua laga awal. Risnandar mencatat rekor sebagai pelatih tercepat yang menangani Persib.

Manajemen Persib kemudian menunjuk Arcan Iurie yang pada musim sebelumnya membawa Persija menjadi runner-up kompetisi. Sempat membuat penampilan Persib membaik, pada akhirnya Iurie hanya bisa menempati posisi 12 dari 14 tim di Grup Barat.

5 dari 9 halaman

Musim 2007-2008

Arcan Iurie, melatih Persib setelah sebelumnya menangani Persija.

4. 2007-2008

Meski tak berhasil membawa Persib meraih hasil bagus setelah dikontrak pada pertengahan musim 2006/2007, Arcan Iurie dipertahankan manajemen Persib. Kali ini pelatih asal Moldova itu punya kesempatan untuk memilih pemain yang diinginkan.

Awalnya, Tim Maung Bandung melakoni kompetisi dengan apik. Namun pada pertengahan musim, penampilan Persib mulai tidak konsisten. Puncaknya adalah tiga kekalahan berturut-turut, termasuk dari Sriwijaya FC di Bandung.

Hasil ini membuat Iurie dipecat. Ia kemudian digantikan oleh pelatih caretaker, Djadjang Nurdjaman dan Robby Darwis. Pada akhir musim, Persib menempati posisi lima di klasemen.

6 dari 9 halaman

Musim 2009-2010

Jaya Hartono, mundur sebagai pelatih Persib karena tekanan berat dari sejumlah pihak. (Bola.com/Gatot Susetyo)

5. Musim 2009-2010

Jaya Hartono menjadi pelatih pertama yang bukan berasal dari Jawa Barat yang dipilih menangani Persib pada musim 2008-2009. Pria kelahiran Medan itu membawa Persib menempati posisi tiga di klasemen akhir.

Catatan itu membuat Jaya kembali dipercaya pada musim berikutnya, yaitu 2009/2010. Namun musim kedua bersama Persib tak mudah buat Jaya.

Tekanan dari sejumlah pihak karena hasil yang diraih Persib tidak memuaskan membuat Jaya akhirnya mengundurkan diri. Meski sempat diminta bertahan oleh manajer Umuh Muhtar, Jaya tetap tidah mengubah keputusan buat pergi.

Sepeninggal Jaya, asisten pelatih Robby Darwis yang menangani Persib hingga akhir musim. Eks pemain Persib itu sebelumnya juga menjadi caretaker setelah Arcan Iurie dipecat pada musim 2007-2008, sebelum kedatangan Jaya Hartono.

7 dari 9 halaman

Musim 2010-2011

Darko Jankovic, hanya melatih Persib pada masa pra musim saja.

6. Musim 2010-2011

Setelah Jaya Hartono mundur Persib dilatih oleh caretaker Robby Darwis pada musim 2009-2010. Memasuki musim baru, manajemen Persib menunjuk pelatih asal Serbia berpaspor Prancis, Daniel Darko Jankovic, untuk menanganti tim.

Namun Darko akhirnya mencatat rekor sebagai pelatih asing tersingkat yang dipakai Persib. Sebelum kompetisi dimulai, Darko sudah pergi. Ia hanya menangani tim selama dua bulan di masa pra kompetisi. 

Sejumlah kontroversi dan ketidakcocokan dengan asisten pelatih serta pemain membuat manajemen Persib memutuskan tidak jadi memakai jasa Darko. Asisten pelatih Jovo Cuckovic akhirnya dipilih untuk menjadi pelatih kepala.

Nasib Jovo rupanya juga tak lebih baik. Lantaran prestasi Persib yang buruk, pelatih asal Serbia ini dilengserkan di tengah musim. Posisinya digantikan pelatih lokal, Daniel Roekito, yang akhirnya menangani Persib hingga kompetisi usai.

8 dari 9 halaman

Musim 2011-2012

Drago Mamic, sempat melatih klub di sejumlah negara sebelum menjadi arsitek Persib.

7. Musim 2011-2012

Manajemen Persib memilih Drago Mamic sebagai pelatih pada musim 2011-2012. Pelatih asal Kroasia ini memiliki rekam jejak kepelatihan yang cukup panjang sebelum datang ke Persib.

Ia sempat melatih di klub Liga Kroasia, Cina, Malaysia, hingga India. Hanya saja, ia cuma bertahan enam bulan di Persib. Perbedaan pandangan serta rasa tidak nyaman menjadi alasan Mamic untuk mengundurkan diri dari kursi pelatih Persib.

Sepeninggal Mamic, lagi-lagi manajemen Persib menunjuk Robby Darwis untuk menjadi caretaker. Keputusan ini membuat Robby sudah tiga kali dipilih menjadi pelatih sementara setelah Persib ditinggal pelatih.

9 dari 9 halaman

Musim 2016

Dejan Antonic, hanya enam pekan melatih Persib di kometisi TSC 2016. (Bola.com/Vitalis Yogi)

8. Musim 2016

Persib berkompetisi di turnamen Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo pada musim 2016. Pelatih asal Serbia, Dejan Antonic, dipilih menangani tim karena dinilai cukup bagus saat melatih Pelita Bandung Raya pada musim kompetisi 2014.

Namun Dejan tak bertahan lama. Ia mundur pada pekan enam kompetisi setelah Persib kalah telak 1-4 dari Bhayangkara Surabaya United.

Pelatih Djadjang Nurdjaman yang sukses mengantar Persib meraih gelar juara kompetisi ISL 2014 akhirnya dipercaya menangani tim hingga akhir kompetisi TSC 2016.

 

 

 

 

 

 

Berita Terkait