Bola.com, Jakarta - Masa depan Boaz Solossa di Timnas Indonesia masih mengundang tanya. Striker asal Persipura Jayapura tersebut sempat melontarkan keinginan pensiun dari Tim Merah-Putih pasca pertandingan leg kedua final Piala AFF 2016 melawan Thailand pada Sabtu (17/12/2016), namun kemudian meralatnya sehari berselang dengan menyebut kalau dirinya masih akan pikir-pikir terlebih dahulu.
Boaz berujar kalau ia masih ingin mendengar masukan dari sanak-keluarganya, sebelum mengambil keputusan final. Saat dijumpai Bola.com di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, pada Jumat (6/1/2017) Boaz mengungkapkan dirinya masih dilanda kebimbangan.
Baca Juga
"Saya belum mengambil keputusan. Masih ingin berfikir-fikir. Masih mau melihat kondisi ke depan dulu seperti apa," ungkap Boaz Solossa.
Penyerang kelahiran Sorong, 16 Maret 1986 tersebut masih menunggu siapa sosok pelatih yang akan menggantikan Alfred Riedl di Timnas Indonesia level senior. PSSI akan mengumumkan pelatih baru Tim Garuda pada Kongres Tahunan di Bandung, Minggu (8/1/2017).
Wajar bila Boaz gamang, ia didera rasa penasaran belum pernah mencicipi gelar Piala AFF 2016. Dua kali ia hanya maksimal mengantar timnas menjadi runner-up, yakni di edisi 2004 dan 2016 lalu. "Penasaran pasti, tapi saya sudah berusaha sekuat tenaga. Namun Tuhan berkehendak lain," ucap bomber yang bakatnya ditemukan di PON 2004 Sumatera Selatan itu.
Menurut Boaz, sudah saatnya regenerasi dilakukan di Timnas Indonesia. "Pemain-pemain muda perlu mendapat kesempatan. Mereka telah menunjukkan bisa mengangkat prestasi sepak bola Indonesia di Piala AFF 2016, walau di tengah keterbatasan," ujar Boaz.
Alfred Riedl melakukan peremajaan besar-besaran di Tim Merah-Putih. Di ajang elite dua tahunan kawasan Asia Tenggara ia hanya memasukkan nama pemain senior Boaz Solossa dan Beny Wahyudi. Dengan mengandalkan young guns, Timnas Indonesia lolos ke final. Padahal, persiapan yang dilakukan amat minimalis hanya dua bulan saja setelah Indonesia terbebas dari sanksi FIFA.