Bola.com, Semarang - Rencana PSSI memasukkan agenda pemutihan dan pengampunan sanksi bagi pelaku sepak bola terhukum pada Kongres Tahunan di Bandung, Minggu (8/1/2017), sambutan positif dari PSIS Semarang dan PSS Sleman.
Kedua tim sempat terlibat skandal sepak bola gajah di pentas Divisi Utama 2014. Dalam laga babak 8 besar Divisi Utama saat itu, PSS menang 3-2, namun kelima gol itu tercipta dari aksi bunuh diri.
"Mudah-mudahan memang ada pembahasan soal peninjauan hukuman itu. Apalagi banyak dari mereka dan keluarganya yang menggantungkan hidup dari sepak bola. Mudah-mudahan ada pengampunan," ungkap Direktur Teknik PSIS, Setyo Agung Nugroho.
Hal senada diungkapkan manajer PSS Sleman, Arif Juliwibowo. Meski disebut Arif, harapan tersebut tidak mudah terealisasi karena harus mendapat dukungan dari masing-masing asosiasi mulai pemain dan pelatih.
Baca Juga
Beberapa dari kubu tim Elang Jawa yang mendapat sanksi seumur hidup antara lain ofisial tim Ery Febriyanto, Rumadi, pelatih Herry Kiswanto, tiga pemain Riono, Agus Setiawan, dan Hermawan Putra Jati.
Belum lagi pemain yang mendapat sanksi lima hingga 10 tahun, seperti dua asisten pelatih Edi Broto dan Herwin Syahrudin. Lalu pemain Ridwan Awaludin, Eko Setiawan, Anang Hadi, Mudah Yulianto, Satrio Aji, dan Wahyu Gunawan, Moniega Bagus, serta Marwan Muhammad.
"Kami memang berharap ada pengampunan saat kongres. Kami akan berjuang semaksimal mungkin agar mereka terbebas dan bisa aktif lagi," tutur Arif.
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, sebelumnya menjelaskan beberapa agenda tambahan dimungkinkan dibahas dalam Kongres Tahunan PSSI termasuk pemulihan tujuh tim terhukum hingga pemain, pelatih, maupun ofisial yang terhukum akibat skandal sepak bola gajah.
hanya, penghapusan hukuman tidak masuk dalam pembahasan utama Kongres Tahunan PSSI sehingga dua agenda di atas bisa dibahas asalkan terdapat usulan dari mayoritas anggota kongres. Sebab, keputusan hukuman dari Komisi Disiplin (Komdis) maupun Komisi Banding (Komding) tidak bisa dianulir.