Bola.com, Malang - Berstatus sebagai kapten Timnas Afghanistan tak membuat gelandang Faysal Shayesteh langsung dapat kontrak di Arema FC. Mantan pemain Pahang FA itu harus bersaing mendapatkan satu slot pemain asing melalui jalur seleksi.
Meski demikian, gelandang 25 tahun itu percaya diri bisa menarik perhatian tim pelatih Singo Edan. Meski baru hitungan hari bergabung dan dalam kondisi belum prima, Faysal berupaya keras mengikuti program latihan yang diberikan pelatih Aji Santoso.
Saat ini, dia mulai dapat penilaian positif dari Arema. Pengalamannya bermain di Eropa dan Asia Tenggara menjadi modal baginya untuk bisa mendapatkan kontrak baginya di Arema. Kepada Bola.com, mantan pemain klub Thailand, Songkhla United FC itu menceritakan berbagai harapan dan latar belakangnya untuk berkarier di Indonesia.
Baca Juga
Anda sudah dapat penilaian bagus dari pelatih Arema walau baru mengikuti seleksi. Bagaimana perasaannya?
Saya senang berada di klub ini (Arema). Meski baru pertama datang ke Indonesia, saya dapat perhatian yang cukup besar. Semoga ke depan segera resmi jadi pemain Arema karena saya datang untuk bermain di tim ini.
Anda bisa langsung beradaptasi dengan program dan pola permainan tim ini?
Latihan memang cukup berat karena terakhir latihan dengan klub (Pahang FA) pada November lalu. Tetapi saya berusaha keras untuk bisa secepatnya melakukan adaptasi. Saya juga terus berkomunikasi dengan pelatih tentang karakter yang dia inginkan. Meski begitu, saya tetap senang di sini.
Apa yang membuat Anda tertarik ingin bermain di Arema?
Saya dapat tawaran main di beberapa negara Asia lain, tapi Arema paling serius dan menarik. Atmosfer sepak bola di sini luar biasa. Meski belum merasakan sebuah pertandingan, saya sudah dapat banyak dukungan dari Aremania.
Saya dapat banyak pesan langsung di media sosial. Mereka sudah memberikan dukungan yang cukup besar dan waktu latihan juga cukup banyak suporter yang datang. Apalagi waktu pertandingan, pasti lebih besar dukungan yang diberikan.
Anda dapat informasi dari siapa saja tentang sepak bola Indonesia dan Arema?
Lihat di internet dan masukan dari teman yang pernah main di Indonesia. Seperti Ilija Spasojevic (mantan pemain Persib Bandung dan PSM Makassar yang kini bermain di Malaysia).
Dia banyak cerita hal positif tentang Indonesia dan saya tahu Arema tim besar di negara ini. Mereka tim runner up TSC 2016, tentu sangat senang jika bisa main di tim sebesar ini.
Pengalaman main di Thailand dan Malaysia bisa membantu lebih cepat adaptasi dengan karakter sepak bola Indonesia?
Ya benar. Saya pikir Thailand dan Malaysia punya level sepak bola yang sama di Asia Tenggara karena negara-negara ini langganan final di Piala AFF. Saya mengikuti perkembangannya tapi khusus di Indonesia sepertinya atmosfer sepak bola lebih bagus karena banyak cerita tentang fans yang luar biasa. Mungkin itu yang membedakan antara Thailand, Malaysia dengan Indonesia.
Ada teman yang sudah bermain di Indonesia?
Saya pikir belum ada tapi tidak jadi masalah karena saya fokus untuk bisa main di Arema. Pemain di tim ini respek dan mereka cukup komunikatif.
Sebagai warga Afghanistan, karier sepak bola justru dimulai di Belanda dan Belgia lalu ke Asia Tenggara. Bagaimana ceritanya?
Saya memang orang Afghanistan, tapi punya darah Belanda. Saya memulai karier di sana (Twente dan Heerenveen junior). Setelah itu bermain profesional di Belgia (Etar Velinko).
Saya kemudian mendapatkan tawaran bermain di Thailand. Setelah melihat atmosfer sepak bola saya pikir bagus saya datang ke sana lalu ke Malaysia dan semoga sekarang bermain di Indonesia bersama Arema.