Bola.com, Jakarta - Tiga pelatih Timnas Indonesia menyatakan komitmen untuk berkolaborasi menyamakan fondasi sistem bermain. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari kebijakan PSSI yang ingin Tim Merah-Putih dalam berbagai level tampil dengan sistem yang sama.
"Kepengurusan PSSI baru ingin memulai era yang baru. Kami ingin para pelatih Timnas Indonesia yang telah ditunjuk, bekerja sama dengan sistem baku yang sama sehingga nantinya muncul gaya khas Indonesia yang selama ini belum terbentuk," ungkap Fanny Irawan, Deputi Sekjen PSSI.
Dalam level persaingan elite dunia, negara-negara yang sukses di turnamen internasional adalah negara yang bermain dengan gaya khas.
Ambil contoh Spanyol dengan tiki-taka-nya, Brasil dengan sepak bola samba, atau Belanda dengan total football. PSSI ingin hal itu bisa diwujudkan di Tim Garuda setelah tiga pelatih yang akan menangani empat level timnas, secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat.
Sosok Luis Milla (pelatih Timnas U-22 dan Senior), Indra Sjafri (Timnas U-19), dan Fachry Husaini (Timnas U-16), diperkenalkan secara resmi oleh PSSI di Kantor PSSI, Gran Rubina, Kuningan, Jakarta, pada Kamis (9/2/2017).
Baca Juga
Walau ketiganya baru kali pertama bersua, keakraban mulai tercipta. "Sangat menyenangkan berjumpa dengan coach Indra dan Fachri. Mereka saya dengar telah melakukan pekerjaan hebat. Kami telah berbincang sedikit, saya harap ke depannya akan banyak diskusi lanjutan," ucap Milla.
Keinginan menciptakan ciri bermain Tim Garuda seperti yang diharapkan pssi, dipandang sebagai sesuatu yang krusial menurut Indra Sjafri.
"Menciptakan sistem baku butuh waktu, tapi penyamaan gaya merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Untuk menciptakan Timnas Senior yang solid tentu butuh dukungan dari timnas level junior. Jika ada kesamaan gaya, tugas pelatih di timnas level senior lebih mudah," ungkap Indra yang sempat membawa Timnas Indonesia U-19 juara Piala AFF U-19 pada 2013.
"Tugas utama saya mencetak pemain-pemain berkualitas di level junior. Tentu menjadi sebuah kebanggaan jika pemain-pemain binaan saya bisa promosi ke level yang lebih tinggi atau bahkan ke level senior," timpal Fachri.
Luis Milla ke depannya akan memberikan kurikulum sistem bermain ke Fachri Husaini dan Indra Sjafri. Harapannya, kurikulum itu bisa diterapkan di level Timnas Indonesia U-19 dan U-16 sehingga saat pemain belia promosi ke level Timnas U-22 atau Senior, mereka tidak perlu lagi beradaptasi.
Lantas sistem bermain apa yang akan diusung Luis Milla di Timnas Indonesia? Apakah sama dengan Spanyol asal negara sang mentor? "Kita lihat saja nanti, saya belum berjumpa dengan pemain-pemain Indonesia. Pastinya sistem bermain harus menciptakan kenyamanan bagi mereka," jawab Luis Milla.