Cerita Unik Bule Inggris Menulis Buku Soal Sepak Bola Indonesia

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 16 Feb 2017, 08:45 WIB
Antony Sutton, penulis buku Sepak Bola: The Indonesian Way of Life. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Jakarta - Antony Sutton seorang warga negara Inggris begitu tergila-gila dengan sepak bola Indonesia. Apa alasannya? 

Pria kelahiran Libya yang telah menetap di Indonesia selama 15 tahun tersebut menuangkan pengalamannya dalam sebuah catatan yang kini menjadi sebuah buku bertajuk "Sepak Bola: The Indonesian Way of Life".

Sutton mengakui bahwa buku yang ditulisnya bukan sebuah buku yang menceritakan apa yang benar-benar terjadi di lapangan sepak bola. Pria yang memiliki blog bernama Jakarta Casual itu begitu mencintai sepak bola seperti kebanyakan orang Negeri Singa yang menanggap sepak bola sebagai sebuah agama.

Advertisement

Ketika sebagian orang di Indonesia begitu apatis dan cenderung tidak menyukai dunia balbalan Indonesia dengan segala hal yang menjadi masalah, Sutton justru melihat banyak hal positif dalam sepak bola negara kita.

Sutton merasa suporter sepak bola di Indonesia memiliki gairah yang sangat besar.

"Ketika saya bertanya kepada orang Indonesia, 'Apa kamu suka sepak bola Indonesia?" mereka cenderung menyebutnya dengan kericuhan atau kerusuhan.

Saya akui memang ada masalah seperti itu, tapi saya juga melihat banyak hal bagus dan saya menulis di buku ini fokus dengan segala yang positif dalam sepak bola Indonesia. Contohnya, para suporter. Saya suka melihat suporter di Indonesia karena memiliki gairah yang besar," ungkap Antony Sutton dalam kegiatan book signing di Jakarta, Rabu (15/2/2017).

Sutton menyebut fanatisme sepak bola Indonesia mengalahkan Thailand, negara yang jadi penguasa kawasan Asia Tenggara dalam urusan sepak bola.

"Saya pernah ke Thailand, melihat Muangthong United. Tidak ada sejarah yang saya lihat. Di sini ada PSM Makassar sejak 1915, Persebaya sejak 1927. Banyak kesamaan di sini dengan di Inggris. Jadi mudah bagi saya untuk melihat dan memahaminya.

Saat di Thailand Anda bisa melihat penonton melukis wajah, melakukan selfie, dan melakukan mexican wave. Di Indonesia, Anda bisa melihat Bonek Mania (pendukung Persebaya Surabaya) yang naik kereta dari Surabaya ke Bandung untuk mendukung tim kesayangan mereka. Jadi gairah di sini sangat fenomenal," lanjutnya.

Namun, Sutton mengakui buku yang ditulisnya tersebut pada awalnya ingin dibuat untuk bacaan orang-orang Inggris. Namun, melalui pertemuannya dengan sutradara gila bola, Andibachtiar Yusuf, maka catatannya itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan di Indonesia.

"Rencana awal saya memang menulis untuk orang-orang di Inggris dan juga diterbitkan di Inggris. Saya kemudian ketemu dengan Ucup (panggilan akrab Andibachtiar) yang ingin menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia," kisah penggemar berat Arsenal itu.

Bicara soal ekspektasi mengenai respons masyarakat Indonesia terhadap bukunya, Sutton tak terlalu mempermasalahkan. Ia cukup memahami betapa rendahnya minat baca di Indonesia. Namun, ia sedikit berharap ketika ada orang asing membahas sepak bola Indonesia, itu akan membuat orang Indonesia tertarik untuk mengintip bukunya.

"Saya baca hasil riset soal bagaimana orang Indonesia hanya membaca 26 halaman buku per tahun. Artinya butuh 10 tahun untuk membaca buku ini. Mungkin akan lebih efektif ketika orang-orang tahu ada bule yang menulis soal sepak bola Indonesia," ujarnya sambil tertawa.

 

Berita Terkait