Pelatnas Renang Proyeksi SEA Games Gunakan Sistem Desentralisasi

oleh Zulfirdaus Harahap diperbarui 16 Feb 2017, 17:58 WIB
Pelatih Kepala Renang, Marifa Herman Yus, bersama para atlet proyeksi SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 di GOR Soemantri, Kuningan, Rabu (15/2/2017). (Bola.com/Zulfirdaus)

Bola.com, Jakarta - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) melakukan desentralisasi untuk melatih para atlet proyeksi SEA Games 2017. Pelatih kepala renang, Marifa Herman Yus, menilai pelatihan nasional bakal dilakukan di tiga kota yakni Jakarta, Bandung, dan Bali.

Advertisement

Sistem desentralisasi untuk para atlet pelatnas renang proyeksi SEA Games 2017 terbilang baru. Sebab, pada pelatnas SEA Games 2015, PB PRSI masih menggunakan sistem sentralisasi di Bali.

"Dulu sistemnya memang sedikit kaku. Jika atlet tak bisa ikut pelatihan di Bali, maka mereka tidak bisa menjadi bagian timnas. Berdasarkan pengalaman saya, ada beberapa atlet seperti Gargarin Nathaniel Yus dan Angel Gabrielle Yus yang memilih mundur dari pelatnas karena tidak bisa meninggalkan pendidikan," kata Marifa Herman Yus, kepada wartawan di GOR Soemantri, Kuningan, Rabu (15/2/2017).

Menurut Marifa, justru atlet yang tak mengikuti pelatnas ketika itu mampu tampil apik pada PON 2016. "Meski tak berlatih saat pelatnas di Bali, justru mereka tampil lebih baik," ujar Marifa Herman Yus.

"Itulah yang menjadi dasar pertimbangan menggunaakan sistem desentralisasi untuk pelatnas renang SEA Games 2017. Sebab, kebanyakan atlet pelatnas saat ini berusia muda dan masih bersekolah," tambahnya.

Pelatnas renang proyeksi SEA Games 2017 diikuti oleh 20 atlet. Sedikitnya tiga atlet berlatih di Jakarta yakni Gargarin Nathaniel Yus, Felicia Angelica, dan Angel Gabrielle Yus, adapun Ricky Angga Wijaya berlatih di Bandung, sedangkan 16 sisanya berlatih di Bali.

Berita Terkait