Bola.com, Malang - Meski sudah berusia 40 tahun, Cristian Gonzales masih bertaji. Dalam ajang Piala Presiden 2017, kini dia jadi top scorer sementara dengan tiga gol. Padahal El Loco ini tidak tampil penuh dalam laga pertama. Namun dia masih sangat produktif dan jadi tumpuan utama Arema untuk membobol gawang lawan.
Kepada Bola.com, dia berbincang tentang targetnya di Piala Presiden dan masa depannya di Arema. Gonzales baru saja mencatatkan rekor dalam kariernya sendiri. Arema jadi tim terlama yang ia bela, lima tahun. Itu setelah dia memecahkan rekornya bermain untuk Persik Kediri selama empat tahun.
Meski baru gabung seminggu jelang Piala Presiden, anda masih bisa tampil prima dengan mencetak tiga gol. Apa rahasianya?
Itu karena usaha keras dan harus profesional. Kondisi fisik hanya pemain itu sendiri yang tahu. Kalau merasa fisik belum bagus, harus tambah latihan sendiri. Waktu liburan ke Eropa, saya juga selalu joging. Meskipun turun salju tetap latihan. Kalau untuk cetak gol, Alhamdulillah. Saya masih punya ketenangan didepan gawang.
Apa punya target jadi pencetak gol terbanyak Piala Presiden?
Saya tidak pernah punya target pribadi. Seperti top skor, itu tidak pernah ada dalam pikiran saya. Yang penting bisa bawa Arema menang. Dan bersyukur kalau nantinya bisa sampai juara Piala Presiden. Itu lebih membanggakan daripada gelar pencetak gol terbanyak.
Baca Juga
Arema sekarang banyak pemain muda. Masih yakin Arema masih jadi tim papan atas Indonesia?
Sebenarnya, Arema juga perlu pemain senior karena pengalaman dan mental yang matang itu diperlukan dalam tim. Kompetisi nanti pasti akan keras. Pemain muda akan berhadapan dengan lawan yang senior. Itu butuh mental bagus dan jam terbang. Kalau tidak, akan sulit bermain bagus. Sepak bola itu olahraga tim. Semua harus main bagus dan sesuai dengan tugasnya masing-masing jika ingin menang.
Sejak tahun lalu, Arema memasang anda sebagai striker tunggal. Apa sebenarnya anda tidak merindukan partner striker?
Sebenarnya tidak masalah main sendirian. Tapi ada kalanya butuh pasangan striker. Terutama saat saya dapat kawalan ketat. Butuh tandem striker yang bisa memecah konsentrasi pemain belakang lawan.
Siapa partner yang anda rindukan?
Selama saya bermain, Ronald Fagundez yang saya rindukan. Kami sudah saling memahami. Kebetulan sama-sama lahir di Uruguay. Kami main sama-sama di Persik Kediri dan Pusam Samarinda. Dia selalu memberikan umpan yang bagus kepada saya. Begitu juga sebaliknya sehingga banyak gol yang kami cetak.
Jika ada kesempatan, masih ingin bermain dengan Fagundez?
Tentu. Sekarang dia masih menjaga kondisi. Dia juga bermain di PSIS Semarang. Tapi sekarang masih menunggu aturan tentang pemain asing. Kabarnya satu bulan lagi akan jadi orang Indonesia seperti saya karena sudah punya istri Indonesia. Waktu ke Jakarta beberapa waktu lalu, kami bertemu lagi. Dia masih sama seperti dulu. Dan kami selalu berhubungan baik sesama keluarga.