Bola.com, London - Legenda Southampton, Matt Le Tissier, mengungkapkan, setidaknya ada lima alasan yang dapat membuat Soton mengalahkan Manchester United pada pertandingan final Piala Liga Inggris, di Wembley, Minggu (26/2/2017).
Baca Juga
Di atas kertas, Manchester United memang lebih diunggulkan ketimbang Southampton. Apalagi, skuat asuhan Jose Mourinho itu memiliki Jose Mourinho yang telah tiga kali meraih trofi Piala Liga Inggris saat melatih Chelsea.
Bagi Southampton, pertandingan final ini merupakan kunjungan pertama setelah 2010 ketika mereka tampil di ajang Johnstone's Paint Trophy. Terakhir kali Southampton meraih trofi bergengsi pun terjadi 44 tahun silam kala sukses merebut Piala FA 1976 setelah mengalahkan Manchester United.
Secara keseluruhan, Manchester United dan Southampton berada dalam kondisi "siap tempur". Manchester United memiliki performa menawan setelah sukses meraih kemenangan dalam lima pertandingan terakhir, sedangkan barisan pertahanan Southampton memiliki catatan menawan.
Lantas, apa lima alasan yang dapat membuat Southampton mengangkat trofi Piala Liga Inggris di Wembley dengan mengalahkan Manchester United? Berikut ini adalah ulasan yang dikemukakan Matt Le Tissier, seperti dilansir Sky Sports:
1. Pertahanan
Seperti dikemukakan di atas, kinerja barisan pertahanan Southampton sejauh ini cukup baik dalam ajang Piala Liga Inggris. Dari lima pertandingan sebelum mencapai final, Southampton tercatat belum pernah kebobolan. Manchester United wajib mewaspadai hal ini.
Bahkan, dari kelima pertandingan itu, Southampton menghadapi dua tim papan atas Premier League, yakni Arsenal dan Liverpool (dua leg). Menghadapi Arsenal, Southampton menang 2-0, sedangkan melawan Liverpool, mereka menang agregat dua gol tanpa balas.
Mkhitaryan
2. Waktu istirahat
Para pemain Southampton jelas lebih segar jika dibandingkan Manchester United. Sementara Southampton libur dua pekan, Manchester United memainkan tiga pertandingan, satu di antaranya termasuk pertandingan 32 besar Liga Europa melawan Saint-Etienne.
Bahkan, Manchester United tidak menerapkan rotasi pemain dalam ketiga pertandingan tersebut. Saat menang 1-0 atas Saint-Etienne, misalnya, Jose Mourinho menurunkan pemain-pemain utama agar dapat memastikan satu tempat pada babak delapan besar.
3. Henrikh Mkhitaryan
Keputusan Jose Mourinho tidak melakukan rotasi pun berbuntut masalah. Henrikh Mkhitaryan, yang tampil cukup konsisten dalam beberapa pertandingan terakhir, mengalami cedera. Ia pun dipastikan absen menghadapi Southampton di Wembley.
Hal tersebut jelas merupakan keuntungan tersendiri bagi Southampton. Ketidakhadiran Henrikh Mkhitaryan tentu dapat menjadi angin segar bagi Wayne Rooney. Namun, kondisi Wayne Rooney sejauh ini dianggap belum maksimal, khususnya setelah ia dikabarkan berniat hengkang pada musim depan.
Gabbiadini
4. Pengaruh Gabbiadini
Manolo Gabbiadini bergabung dengan Southampton dari Napoli pada bursa transfer musim dingin 2017. Tidak butuh waktu lama bagi sang pemain untuk beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Inggris.
Bahkan, di ajang Premier League, Manolo Gabbiadini telah menorehkan tiga gol dari dua pertandingan. Striker berusia 25 tahun itu pun akan kembali menjadi tumpuan Southampton untuk menggempur lini pertahanan Manchester United di Stadion Wembley.
5. Sejarah
Manchester United lebih diunggulkan, tetapi Southampton memiliki semangat tersendiri yang berasal memori indah 44 tahun silam di Stadion Wembley. Trofi terakhir yang diraih Southampton adalah Piala FA 1976.
Keberhasilan itu dicapai setelah mengalahkan Manchester United, 1-0, pada partai final. Bisa dibayangkan euforia para pemain dan suporter jika Southampton dapat mengulang kenangan indah tersebut.
Sumber: Sky Sports, Transfermarkt