Awalnya Fadli adalah pebalap motor. Namanya cukup disegani di ajang balap motor, tak cuma di Indonesia, tapi juga di kawasan ASEAN. Namun kecelakaan yang dialami Fadli di Sirkuit Sentul, 7 Juni 2015 mengubah jalan hidupnya. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)
Saat itu Fadli sedang merayakan kemenangan di balapan Asia Road Race Championship. Tiba-tiba dari belakang muncul pebalap Thailand, Jakkrit Sawangswat, dengan kecepatan tinggi dan menabrak Fadli. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)
Pada Januari 2016 M.Fadli membuat keputusan penting yakni kaki kirinya diamputasi. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)
Setelah diamputasi M.Fadli memilih berlatih sepeda dan dilatih oleh Puspita Mustika Adya. Sang pelatih adalah mantan atlet balap sepeda di era 80-an. Puspita pernah menjadi raja balap sepeda nomor trek di kawasan ASEAN. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)
Selain berlatih sepeda M.Fadli juga menjadi pengajar bagi pebalap-pebalap muda dengan membuka sekolah balap "43 Racing School" yang didukung Astra Honda Motor. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)
Pebalap kelahiran Bogor, 25 Juli 1985 juga gemar mengoleksi dan berkendara dengan Vespa. Hal ini terlihat dari deretan Vespa yang ada di rumahnya. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)
"Bersyukurlah dengan apa yang sudah kita miliki" begitulah ucapan singkat M.Fadli. Rasa Syukurnya Ia tuangkan dengan kebaikan dan Ibadah yang tak henti kepada Sang Pencipta. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)
Selain kegiatannya di balap motor dan sepeda M.Fadli juga hidup bahagia bersama keluarga kecilnya di Kawasan Sentul. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)