Bola.com, Jakarta - Wakil-wakil Indonesia kembali terjun di ajang kejuaraan bulutangkis internasional tertua di dunia, All England 2017. Total 37 atlet terbaik Indonesia akan berlaga pada ajang yang digelar di Birmingham, Inggris, pada 7-12 Maret 2017.
Baca Juga
Indonesia mengikuti semua nomor pada edisi kali, yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Namun, melihat dari peta kekuatan serta peluang meraih medali, fokus tim Merah Putih diyakini akan mengerucut pada dua nomor yakni ganda putra dan ganda campuran.
Hampir dalam 10 tahun terakhir, dua nomor tersebut yang menjadi langganan Indonesia meraih medali di All England. Adapun medali terakhir yang diraih Indonesia pada All England 2016 hadir melalui nomor ganda campuran yakni lewat Praveen Jordan/Debby Susanto.
Dari dua nomor tersebut, terdapat empat pasangan yang memiliki peluang besar meraih medali di [All England] 2017. Berikut ulasan dari Bola.com hasil dari wawancara dengan pelatih ganda putra dan ganda campuran Pelatnas, Herry Iman Pierngadi dan Richard Mainaky, Kamis (2/3/2017).
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukomuljo
Ganda putra, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukomuljo, menjadi unggulan pertama Indonesia di All England 2017. Keputusan itu diambil pelatih Herry IP mengacu pada penampilan keduanya pada 2016.
Pada 2016, Marcus/Kevin merengkuh gelar juara di Malaysia Masters, Indonesia Masters, India Terbuka, Australia Terbuka, China Terbuka. Adapun All England 2017 menjadi partisipasi yang ketiga bagi pasangan peringkat 5 BWF itu.
Pada All England 2015, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukomuljo terhenti di perempat final. Adapun setahun setelahnya pada All England 2016, mereka hanya sampai babak pertama.
"Tipe permainan mereka menyerang dan jarang bertahan. Kecepatan bola-bola Kevin yang sedikit variatif sehingga susah ditebak lawan. Hal ini yang membuat musuh sering kerepotan menghadapi mereka," kata Herry IP kepada Bola.com ketika ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung, Kamis (2/3/2017).
Namun, pelatih Herry IP menilai pasangan ini belum sepenuhnya kompak dalam bermain. Herry masih sering melihat masalahan ketika salah satu dari mereka berganti posisi di lapangan.
"Kekurangan mereka yang masih menjadi PR (pekerjaan rumah) buat kami adalah ketika Kevin ditarik bermain ke belakang. Idealnya itu ya Kevin bermain di depan dan Marcus di belakang. Jadi, saya memberikan antisipasi untuk memainkan Kevin di belakang dulu kemudian menyerang," ujar sang pelatih.
Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi
All England 2017 menjadi partisipasi ketiga bagi pasangan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Pada dua edisi sebelumnya, pasangan peringkat ketujuh dunia itu terhenti pada babak kedua.
Namun, pada All England 2017 pasangan ini diyakini bisa menuai kesuksesan. Pelatih Herry IP meyakini 2017 bakal menjadi tahunnya Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi karena pasangan tersebut sudah semakin matang.
"Angga/Ricky sekarang sedikit lebih matang karena bermain dengan aman serta perhitungan. Pasangan ini lebih lama ketimbang Marcus/Kevin," kata Herry IP kepada Bola.com di Pelatnas Cipayung.
Meski demikian, Herry masih menyoroti inkonsistensi Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Hal itulah yang terkadang bisa dimanfaatkan oleh lawan untuk mengalahkan mereka.
"Kekurangan pasangan ini hanya masalah konsistensi. Terkadang hari ini bermain bagus dan besok menurun. Padahal, mereka termasuk pemain senior. Ini yang masih menjadi PR buat kami untuk menjaga konsistensi mereka," ucap Herry.
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
Pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, sudah tak asing lagi untuk turnamen All England. Pasangan tersebut sudah mengoleksi tiga gelar yakni pada 2012, 2013, dan 2014.
Perhatian tinggi pun harus diberikan kepada pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang meraih medali emas pada Olimpiade Rio 2016. Setelah itu, pasangan tersebut pun juga menjuarai pada China Terbuka dan Hong Kong Terbuka.
Namun, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir harus mundur pada turnamen terakhir yang mereka ikuti yakni Super Series Finals 2016. Hal itu dikarenakan cedera lutut yang dialami Liliyana.
Pelatih ganda campuran, Richard Mainaky, mengaku tak ingin terlalu memberikan beban tinggi kepada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Dengan pertimbangan tersebut, Richard bahkan menjadikan pasangan peringkat 3 BWF itu sebagai unggulan kedua Indonesia di sektor ganda campuran pada All England 2017. Tumpuan utama ganda campuran dibebankan pada pasangan Praveen Jordan/Debby Susanto.
"Pasangan Tontowi dan Liliyana masih terganggu karena cedera yang dialami Liliyana. Akan tetapi, saya lihat sudah mulai membaik meski masih ada beberapa gerakan yang jadi kendala buat dia. Secara umum sudah siap, tetapi saya menjadikannya unggulan kedua," kata Richard Mainaky kepada Bola.com ketika ditemui di Pelatnas PBSI Cipayung, Kamis (2/3/2017).
"Untuk keunggulan, mereka bagus saat melakukan permainan menyerang. Jadi, saya akan menerapkan skema menekan dan menyerang di All England nanti," ujar Richard Mainaky.
Praveen Jordan/Debby Susanto
Selain Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pasangan Praven Jordan/Debby Susanto akan menjadi sorotan di All England 2017. Mereka merupakan juara pada All England 2016.
Gelar diraih Praven Jordan/Debby Susanto setelah di final menang dua set langsung 21-12 dan 21-17 atas pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Mengacu dari kondisi terakhir, pelatih Richard Mainaky menjadikan Jordan/Debby Susanto sebagai unggulan pertama Indonesia di All England 2017.
"Saya lihat yang memiliki persiapan paling maksimal dan tidak memiliki masalah apapun adalah pasangan Praveen/Debby. Mereka juga sangat antusias karena merupakan juara bertahan di All England," kata Richard Mainaky kepada Bola.com.
"Namun, saya menekankan kepada mereka untuk tidak jemawa dan tetap fokus. Kami juga akan menerapkan sistem permainan menyerang dan menekan," ujar Richard Mainaky.