Bola.com, Malang - Ada tamu spesial di tribune VVIP Stadion Kanjuruhan, Malang, menyaksikan leg kedua semifinal Piala Presiden 2017 antara Arema FC melawan Semen Padang, Minggu (5/3/2017). Seorang pria bule yang sudah renta duduk di kursi roda. Dia ditemani perempuan berkerudung dan beberapa orang di sekitarnya.
Pria itu adalah Paul Cumming. Pelatih asal Inggris yang sudah memegang paspor Indonesia itu sempat malang-melintang sebagai pelatih era Galatama, seperti Perseman Manokwari, PSBL Bandar Lampung, dan sejumlah klub lain.
Paul Cumming juga sosok yang ikut membangkitkan kompetisi Galatama bersama deretan pelatih asing lainnya seperti Marek Janota, Wiel Coerver, dan Fred Corba.
Saat ini dia menghabiskan masa tuanya di pinggiran Kabupaten Malang daerah Poncokusumo. "Sebenarnya sejak lama dia ingin menonton Arema secara langsung. Akhirnya baru sekarang kesampaian," kata istri Paul Cumming, Dwi Rahmatus.
Baca Juga
Saat ini, Paul menderita stroke yang menyerang bagian saraf bicara dan sekitar punggung sehingga pria yang juga fans Liverpool itu memiliki aktivitas yang terbatas.
"Biasanya hanya bisa nonton di televisi. Sekarang senang sekali akhirnya bisa ke stadion lagi untuk melihat pertandingan," lanjut wanita yang juga seorang guru itu.
Sebelumnya, Paul sempat menyaksikan ajang olahraga lainnya, Pro Liga Voli, di GOR Ken Arok Malang beberapa bulan lalu. Saat itu juga dia mengutarakan niatnya untuk menonton Arema secara langsung.
Panpel Arema akhirnya membuka pintu untuk Paul Cumming datang ketika leg kedua semifinal Piala Presiden 2017. Kebetulan atmosfer Stadion Kanjuruhan pada Minggu malam sangat penuh sehingga dia merasa puas keinginannya bisa tercapai.
Perlu diketahui, cerita hidup Paul Cumming cukup mengharukan. Selepas melatih Perseman Manokwari, dia sempat berjualan sembako di tanah Papua. Ketika sudah pensiun dan menetap di Malang, Paul sempat membuka rental game di rumahnya.
Namun, usahanya tidak berjalan lancar karena beberapa barang game yang disewakan dicuri orang. Namun, di tengah peliknya kehidupan dan fisiknya digerogoti penyakit, kecintaan Paul Cumming terhadap sepak bola Indonesia tidak pernah surut karena dia terus mengikuti perkembangan olahraga bal-balan di negeri ini.